Polda Tak Beri Izin Persebaya-Arema

Jum'at, 03 April 2015 - 08:59 WIB
Polda Tak Beri Izin...
Polda Tak Beri Izin Persebaya-Arema
A A A
SURABAYA - Keinginan Persebaya Surabaya dan Arema Cronus untuk tetap menggelar laga perdana dalam ajang Indonesia Super League (ISL) 2015 bisa terbentur masalah perizinan.

Polda Jawa Timur menegaskan tidak memberikan izin laga kedua klub tersebut. ”Polda Jatim tidak mengeluarkan rekomendasi pertandingan tersebut karena menghormati putusan BOPI atau pemerintah, bahwa Persebaya dan Arema tidak lolos verifikasi sebagai peserta ISL 2015,” tandas Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono kemarin.

Menurut Awi, yang berhak menerbitkan izin pertandingan sebenarnya adalah Badan Intelijen Keamanan (BIK) Mabes Polri. Izin diberikan dengan memperhatikan rekomendasi jajaran di daerah tempat berlangsungnya pertandingan. Dalam hal ini, Awi mengatakan Polda Jatim tidak merekomendasikan Mabes Polri memberikan izin laga Persebaya dan Arema.

Bagaimana bila Persebaya dan Arema tetap melangsungkan pertandingan? Awi memastikan Polda Jatim bakal melakukan pengamanan ketat. Menurut dia, laga akan dilangsungkan atau tidak bukan lagi menjadi domain polisi. Namun sesuai prosedur, polisi tetap melakukan langkah pengamanan.

”Kehadiran masyarakat di stadion untuk menonton sepak bola merupakan potensi gangguan yang sewaktu-waktu bisa terjadi, sehingga kehadiran polisi untuk mengamankan kegiatan tersebut sangat dibutuhkan,” tandasnya. Ditanya apakah kehadiran polisi untuk menghentikan pertandingan, Awi secara di-plomatis kembali mengatakan bahwa pelaksanaan pertandingan adalah kewenangan panitia pelaksana. Polisi akan bertindak bila situasi keamanan tak terkendali.

”Kalau soal itu (situasi tak terkendali) lain cerita,” tandasnya. Pernyataan Awi tersebut dipertegas Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen Polisi Mabes Polri Agus Rianto. Menurut dia, izin resmi penyelenggaraan pertandingan ISL memang belum diberikan. ”Kalau sudah keluar izin maka hal tersebut akan jadi patokan di daerah-daerah,” katanya.

Agus secara lebih gamblang mengatakan, rekomendasi BOPI adalah salah satu kelengkapan yang dipergunakan untuk mengajukan izin kepada Polri selaku penanggung jawab di bidang keamanan. ”Jika pertandingan dilaksanakan tanpa terlebih dahulu mendapat izin dari Polri maka Polri tidak akan bertanggung jawab jika terjadi gangguan,” ujar dia.

Mengenai klaim Arema bahwa mereka telah memperoleh izin, Agus mengatakan bahwa pertandingan tetap bisa dihentikan. ”Bisa juga dihentikan dan panitia diminta pertanggungjawaban karena telah melanggar ketentuan, termasuk di antaranya rekomendasi dari BOPI,” tutur Agus. Seperti diketahui, BOPI memutuskan ISL 2015 hanya akan diikuti 16 kesebelasan.

Persebaya dan Arema dicoret dari daftar peserta kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional itu, dengan alasan kedua klub tidak memenuhi syarat legalitas. Putusan BOPI ini segera direspons kedua klub. Baik Persebaya maupun Arema menegaskan tetap akan ikut dalam kompetisi karena sudah lolos verifikasi Komisi Olahraga Nasional Indonesia. Asisten Pelatih Arema Cronus Joko Susilo mengatakan, sejumlah pemain sempat tidak tenang setelah ada keputusan BOPI yang tak memberikan rekomendasi.

”Sempat ada kegelisahan. Tentu saja demikian, karena sepak bola adalah sumber pendapatan bagi mereka. Seandainya Arema tidak bisa bermain, tentu mereka sangat khawatir bagaimana menjalani rutinitas setahun ke depan,” tutur Joko Susilo. Fabiano Beltrame adalah salah satu pemain yang sempat galau dengan situasi tersebut. Namun, pada akhirnya pemain anyar Arema ini yakin ada jalan terbaik untuk klubnya. ”Sempat khawatir dan cemas.

Tapi saya yakin tidak ada masalah lagi,” tutur Fabiano. Langkah manajemen Arema Cronus yang tak memedulikan keputusan BOPI, juga membuat pemain tenang. Itu dianggap sebagai jaminan bahwa posisi pemain aman alias tetap berlaga di ISL. ”Saya malah tidak memikirkan keputusan BOPI. Saya hanya ingin berpikir soal pertandingan saja,” kata Ahmad Bustomi.

Arema Cronus dijadwalkan menjamu Persija Jakarta dalam pertandingan pembuka di Stadion Kanjuruhan. Seluruh kebutuhan laga tersebut terpenuhi sejak jauh hari, termasuk izin keamanan dari Polres Malang dan tiket. Untuk persiapan laga ini, Joko Susilo mengatakan Arema sudah sangat siap menghadirkan kemenangan untuk Aremania . Manajemen Arema Cronus masih yakin bahwa BOPI sengaja mengarahkan bidikan ke Malang dengan menjadikan dualisme klub sebagai senjata.

General Manager Arema Ruddy Widodo mengatakan, BOPI terus mencari celah agar menemukan alasan tak merekomendasi Arema Cronus. ”Persoalan finansial, pajak, dan gaji pemain sudah kami lengkapi, sekarang masalah dualisme menjadi ala-san. Saya yakin berapa pun banyaknya berkas yang dikirim ke BOPI akan selalu ada yang salah. Soal dualisme kan sudah tak ada masalah, wong sudah ada unifikasi liga yang disepakati PSSI,” demikian Ruddy Widodo.

Suporter Terbelah

Putusan BOPI juga membuat para pendukung Persebaya dan Arema terbelah. ”Keputusan BOPI bagi kami sangat lucu. Arema bagus dalam verifikasi AFC, tapi tak direkomendasi BOPI. Saya tentu mendukung langkah Arema untuk tetap lanjut di ISL. Selama Arema tetap bisa bermain di ISL, keputusan BOPI tak perlu diambil pusing,” jelas Donny Saputra, Aremania asal Kepanjen.

Dia yakin bahwa verifikasi AFC sebagai federasi sepak bola Asia lebih bisa dipercaya dibanding verifikasi BOPI. Arema Cronus beberapa waktu lalu menerima perwakilan AFC dan hasilnya memuaskan alias tidak adamasalahdenganklubArema. Suporter Arema Cronus juga yakin Arema tidak akan terbendung oleh keputusan BOPI yang tak memberikan rekomendasi bermain di ISL 2015.

”Sejauh ini teman-teman Aremania belum ada gerakan apaapa. Tapi kalau memang nanti Arema benar-benar dilarang main, mungkin ceritanya lain. Wait and see dulu,” sebut Donny. Walau begitu, ada juga Aremania yang memilih berpikir objektif terkait putusan BOPI tersebut. Beberapa menyatakan Arema harus introspeksi dengan polemik verifikasi dan secepatnya membenahi celah yang bisa memojokkan klub ke depannya.

”Arema Cronus disebut belum melengkapi ini-itu dalam verifikasi. Saya rasa harus tetap bersikap bijak, bahwa kami tidak boleh berpikir paling benar. Kalau memang masih ada kekurangan dan kelemahan, hendaknya cepat diperbaiki agar tak menjadi bom waktu,” kata Arif Mahendra, Aremania asal Sawojajar. Dia mencontohkan tunggakan gaji Munhar, eks pemain Arema selama tiga musim, yang beberapa waktu lalu mencuat.

Masalah-masalah yang seharusnya bisa diselesaikan hendaknya tidak dibiarkan berlarut- larut dan menjadi bahan bagi pihak lain untuk menyerang Singo Edan . ”Kalau masih ada masalah, kasihan Aremania yang memberikan totalitasnya dalam mendukung Arema. Saya berharap pengalaman ini menjadi introspeksi bagi manajemen untuk memperbaiki semuanya. Soal bagaimana nasib Arema di ISL, kami tunggu perkembangannya,” tandas dia.

Tetap Fokus

Sementara itu, para pemain Persebaya mengaku tak terlalu gundah dengan putusan BOPI. Otavio Dutra dkk sebaliknya tetap fokus menjelang laga perdana melawan Mitra Kukar di Stadion Gelora Bung Tomo, 5 April mendatang. Salah satu pemain senior Persebaya, Jendry Pitoy, menegaskan jika keputusan BOPI sama sekali tidak membawa pengaruh pada tim.

”Kami tidak ada urusan dengan BOPI. Karena hubungan kami dengan manajemen bukan BOPI, yang membayar kami manajemen. Lebih baik konsentrasi dengan tim jelang laga perdana lawan Mitra Kukar. Kami op-timistis bisa kembali mengalahkan Mitra,” tegas kapten Persebaya itu. Pelatih Persebaya Ibnu Grahan menambahkan, program latihan tetap berjalan seperti awal.

”Selama tidak ada instruksi manajemen untuk berhenti latihan maka latihan tetap dilanjutkan. Jadwal PT LI, Persebaya akan menjamu Mitra Kukar di Gelora Bung Tomo, Minggu (5/4), tidak berubah,” tambahnya.

Lutfi yuhandi/ kukuh setyawan/ rachmad tomy
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1040 seconds (0.1#10.140)