Buku Agama Tuai Kontroversi

Sabtu, 21 Maret 2015 - 10:12 WIB
Buku Agama Tuai Kontroversi
Buku Agama Tuai Kontroversi
A A A
JOMBANG - Buku Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk kelas XI SMA diJombang menimbulkan kontroversi, lantaran isinya dianggap disusupi ajaran Islam radikal. Kendati begitu, Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang tidak akan menarik buku ini.

Buku yang merupakan Kumpulan Lembar Kerja Peserta Didik (KLKPD) Kurikulum 2013 itu tengah menjadi kontroversi. Sebab di dalamnya terdapat beberapa ajaran yang dianggap tidak tepat dari sejumlah tokohtokoh pembaruan dunia Islam pada masa modern. Beberapa ajaran yang diberikan salah satu tokoh Islam dalam buku itu dianggap melenceng dan condong ke ajaran ISIS.

Salah satu yang menjadi kontroversi terdapat di halaman 77. Pada poin a buku itu tertulis pendapat Muhammad bin Abdul Wahab yang menyatakan bahwa menyembah selain Allah telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh. Pendapat lain yang menjadi kontroversi, yakni menyebut nama nabi, syekh, atau malaikat, sebagai perantara dalam doa, juga dianggap musyrik.

Tidak hanya itu, pendapat Muhammad bin Abdul Wahab yang menyatakan jika meminta syafaat selain dari Allah adalah syirik, juga dipersoalkan. Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Jombang Muntholib mengatakan, pihaknya tidak berencana menarik buku yang mendapat reaksi keras dari sejumlah kalangan itu. Menurut dia, buku itu memberikan pemahaman utuh kepada pelajar terkait sejarah Islam.

“Saya belum akan menarik buku itu. Kalau direvisi, apa yang direvisi, isinya sudah benar,” kata Muntholib balik bertanya kemarin. Sejarah Islam, kata dia, tidak boleh disampaikan sepotongsepotong. Hal itu justru akan membuat pelajar menelan habis setiap ajaran yang diberikan, meski salah. Para guru, kata dia, akan memberikan pemahaman terkait pendapat-pendapat yang diberikan sejumlah tokoh Islam dalam buku itu.

“Gurunya menjelaskan bahwa ini pahamnya seperti apa. Kalau paham kita bagaimana dan kalau tidak cocok, guru akan meminta murid tak usah memakainya,” ujar Muntholib. Ketua MGMP Jombang Ahmad Zuhri menampik jika buku itu telah disusupi ajaran Islam radikal yang mengarahkan siswa menjadi kader ISIS. Menurut dia, pembuatan buku ini sesuai dengan kisi-kisi yang diberikan Kementerian Agama.

“Kita copy paste dari kisi-kisi yang diberikan Kementerian Agama,” kata Ahmad. Sementara beberapa kalangan tetap mendesak agar buku itu ditarik dan direvisi. Koordinator GusDurian Jawa Timur Aan Anshori mengatakan, Dindik harus segera mengambil sikap lantaran buku itu membahayakan pelajar.

“Isinya memang tidak sesat. Tapi, yang ada dalam buku tersebut hanya diambil dari tokoh-tokoh wahabi yang radikal. Murid tak disuguhi referensi tokoh Islam lainnya dari kelompok yang berbeda,” ujar Aan Anshori kemarin. Dia justru mencurigai ada sekelompok Islam radikal menyusupi Kementerian Pendidikan. Karena menurut dia, buku kontroversi ini mengacu pada buku sekolah elektronik (BSE) yang bebas diunduh dari situs resmi Kementerian Pendidikan.

Tritus julan
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4318 seconds (0.1#10.140)