1.500 Hektare Cabai Diserang Hama
A
A
A
MOJOKERTO - Ribuan hektare tanaman cabai petani di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto diserang hama. Gagal panen pun mengancam. Dari data Dinas Pertanian kabupaten Mojokerto, sekitar 1.500 hektare tanaman cabai petani terserang virus kuning dan kutu.
Virus ini menyebabkan batang menjadi layu berwarna coklat dan rubuh. Sedangkan pada buah cabai, hama ini menyebabkan buah mengkerut dan membusuk. Serangan virus ini sudah dirasakan petani sejak pekan lalu. Pekan lalu, tercatat 309 hektar tanaman cabai petani di Kecamatan Dawarblandong diserang virus kuning dan kutu. Hanya dalam waktu sepekan virus itu meluas hingga menyerang 1.500 hektar lahan.
Serangan virus yang menyebabkan produktivitas tanaman cabai turun drastis ini hampir merata di semua lahan petani, baik yang berada di ladang maupun daerah kawasan hutan. Akibat serangan virus ini, petani bakal kehilangan masa panen. Petani tak akan bisa menikmati panen normal yang bisa menghasilkan 1,2 ton buah cabai dengan enam hingga delapan kali petik.
”Petani memang banyak yang mengeluhkan serangan hama. Saat ini ada ribuan hektartanaman cabai yang terserang hama kuning dan kutu. Ini saja petik awal petani anjlok,’’ ungkap Wasito, penyuluh pertanian Kecamatan Dawarblandong, kemarin. Dikatakan, meluasnya serangan hama ini didukung kondisi cuaca yang tidak menentu yakni kadang panas kadang hujan deras.
Salah satu petani binaannya menurut dia, mengalami penurunan produksi sangat drastis.Baik dari kapasitas panen maupun penghasilan yang didapat. ”Kalau normal bisa dapat Rp10 juta, kini hanya dapat Rp1,5 juta,” ungkapnya dan menyebut banyak petani yang sudah merasakan kegagalan panen dimusim petik awal ini. Kebusukan cabai itu hampir merata di wilayah tanam cabai di Dawarblandong.
Buah cabai yang hampir matang, lalu berubah coklat dankemudianmembusuk. Luasan area yang terserang hama mencapai ribuan hektar. ”Tahutahu sudah busuk. Mungkin ini karena hama,” ungkap Rubiah, petani cabai asal Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong. Dikatakan, serangan hama yang diduga berupa tungau ini menyerang batang dan buah.
Pada batang, hama menyerang akar dan batang sehingga setelah diserang batang tanaman ambruk dan gagal panen. Sedangkan, pada buah, tungau menyebabkan buah yang telah memerah berubah warna menjadi coklat dan kemudian membusuk. ”Kalau hama ini terus sepertiini, bisa gagal panen,” keluh Rubiah Serangan hama yang dialami petani ini bakal berlarut.
Menyusul tak adanya bantuan obat-obatan dari Dinas Pertanian. Dinas yang memayungi petani inipun tak bisa berkutik lantaran harga obat yang terbilangmahal. ”Ada obatnya tapi mahal. Pemerintah tentu tidak kuat kalau obat diberikan gratis,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Mojokerto Sulistyawati dikonfirmasi terkait penanganan hama tersebut.
Tritus julan
Virus ini menyebabkan batang menjadi layu berwarna coklat dan rubuh. Sedangkan pada buah cabai, hama ini menyebabkan buah mengkerut dan membusuk. Serangan virus ini sudah dirasakan petani sejak pekan lalu. Pekan lalu, tercatat 309 hektar tanaman cabai petani di Kecamatan Dawarblandong diserang virus kuning dan kutu. Hanya dalam waktu sepekan virus itu meluas hingga menyerang 1.500 hektar lahan.
Serangan virus yang menyebabkan produktivitas tanaman cabai turun drastis ini hampir merata di semua lahan petani, baik yang berada di ladang maupun daerah kawasan hutan. Akibat serangan virus ini, petani bakal kehilangan masa panen. Petani tak akan bisa menikmati panen normal yang bisa menghasilkan 1,2 ton buah cabai dengan enam hingga delapan kali petik.
”Petani memang banyak yang mengeluhkan serangan hama. Saat ini ada ribuan hektartanaman cabai yang terserang hama kuning dan kutu. Ini saja petik awal petani anjlok,’’ ungkap Wasito, penyuluh pertanian Kecamatan Dawarblandong, kemarin. Dikatakan, meluasnya serangan hama ini didukung kondisi cuaca yang tidak menentu yakni kadang panas kadang hujan deras.
Salah satu petani binaannya menurut dia, mengalami penurunan produksi sangat drastis.Baik dari kapasitas panen maupun penghasilan yang didapat. ”Kalau normal bisa dapat Rp10 juta, kini hanya dapat Rp1,5 juta,” ungkapnya dan menyebut banyak petani yang sudah merasakan kegagalan panen dimusim petik awal ini. Kebusukan cabai itu hampir merata di wilayah tanam cabai di Dawarblandong.
Buah cabai yang hampir matang, lalu berubah coklat dankemudianmembusuk. Luasan area yang terserang hama mencapai ribuan hektar. ”Tahutahu sudah busuk. Mungkin ini karena hama,” ungkap Rubiah, petani cabai asal Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong. Dikatakan, serangan hama yang diduga berupa tungau ini menyerang batang dan buah.
Pada batang, hama menyerang akar dan batang sehingga setelah diserang batang tanaman ambruk dan gagal panen. Sedangkan, pada buah, tungau menyebabkan buah yang telah memerah berubah warna menjadi coklat dan kemudian membusuk. ”Kalau hama ini terus sepertiini, bisa gagal panen,” keluh Rubiah Serangan hama yang dialami petani ini bakal berlarut.
Menyusul tak adanya bantuan obat-obatan dari Dinas Pertanian. Dinas yang memayungi petani inipun tak bisa berkutik lantaran harga obat yang terbilangmahal. ”Ada obatnya tapi mahal. Pemerintah tentu tidak kuat kalau obat diberikan gratis,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Mojokerto Sulistyawati dikonfirmasi terkait penanganan hama tersebut.
Tritus julan
(bbg)