Pemprov Bangun RS Rehabilitasi Narkoba

Rabu, 18 Maret 2015 - 10:06 WIB
Pemprov Bangun RS Rehabilitasi Narkoba
Pemprov Bangun RS Rehabilitasi Narkoba
A A A
SURABAYA - Pemprov Jatim akan membangun tempat rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba. Kepastian ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim Harsono seusai acara deklarasi program rehabilitasi 10.000 penyalahgunaan narkoba di halaman kantor gubernur, kemarin.

Harsono menjelaskan, saat ini tingkat penyalahgunaan narkoba sudah sangat memprihatinkan. Setiap tahun, jumlahnya meningkat. Mereka yang menjadi korban juga bukan hanya orang dewasa tetapi juga remaja dan anak-anak sekolah. ”Nah, ini harus diantisipasi. Selain kampanye tempat rehabilitasi tentu juga menjadi hal penting. Karena itu, kami berencana membangun rumah sakit khusus bagi para pencandu ini.

Harapannya, mereka bisa dirawat dan disembuhkan,” kata Harsono. Untuk menyiapkan rumah sakit khusus itu, Harsono mengaku telah melakukan ruislag dengan tanah milik Perhutani seluas 8,2 hektare di Madiun. Di atas tanah inilah RS khusus rehabilitasi pengguna narkoba akan dibangun. ”Akan ada dua rumah sakit khusus di sana. Selain rehabilitasi pengguna narkoba, juga akan ada rumah sakit khusus kusta,” katanya.

Hanya, pembangunan rumah sakit tersebut belum bisa dipercepat tahun ini. Alasannya, anggaran pembangunan dua rumah sakit itu belum masuk pada APBD 2015. ”Mudah-mudahan 2016 nanti sudah bisa dimasukkan sehingga pembangunan bisa dipercepat,” tukasnya. Kendati demikian, Harsono memiliki angan-angan besar atas rumah sakit rehabilitasi narkoba tersebut.

Dia ingin rumah sakit tersebut mampu menampung 600 pengguna dan menjadi yang terbesar di Indonesia. ”Nanti juga akan dilengkapi fasilitas olahraga dan fitness centre ,” katanya. Kepala BNN Provinsi Jatim Brigjen Pol Iwan A Ibrahim menyambut gembira rencana Pemprov Jatim membangun tempat rehabilitasi pengguna narkoba tersebut.

Sebab sampai saat ini di Jatim belum ada tempat penyembuhan bagi para korban narkoba itu. Padahal, lanjut Iwan, tingkat penyalahgunaan narkoba sudah cukup tinggi. Pada 2013 misalnya, jumlah penggunanarkobadiJatimmencapai 740.000 orang, dengan ribuankasusperedarandanpenyalahgunaan narkoba. Sedangkan jumlah pengguna narkoba di Indonesia menurut data BNN sekitar 4,9 juta jiwa lebih.

Dari data PBB, diperkirakan sebanyak 200-271 juta orang di seluruh dunia menggunakan obat-obatan terlarang. Narkoba juga menimbulkan kerugian secara ekonomis. Secara nasional pada 2011 kerugian biaya ekonomi mencapai Rp48,2 triliun. Sedangkan 2013 menjadi Rp57 Triliun. ”Di Jatim sendiri kerugian mencapai Rp9,5 triliun, dan menjadi yang terbesar di Indonesia,” tukasnya.

Kasus di Malang Raya lanjut Iwan juga sangat memprihatinkan. Di sana ada 700 siswa SD yang terindikasi menggunakan narkoba. Menurut data, kawasan Madura salah satu peredaran yang perlu diwaspadai. ”Oleh karena itu, hari ini kami deklarasi Gerakan Rehabilitasi bagi pengguna narkoba karena masih bisa disembuhkan,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyambut positif kegiatan tersebut. Apalagi kegiatan deklarasi tersebut juga diikuti tes urine bagi seluruh pejabat dan pegawai negeri sipil (PNS). Bagi dia, kegiatan tersebut adalah bagian dari pencegahan dan pemberantasan narkoba. ”Narkoba sudah masuk ke seluruh jenjang dan profesi.

Semuanya kena, swasta, pengangguran, oknum TNI/Polri, mahasiswa, PNS, petani kaya, guru, dan pelajar juga kena. Ini berbahaya kalau tidak dicegah,” tukasnya. Meski begitu, Gus Ipul bersyukur karena Jatim termasuk aktif berburu penyalah guna narkoba. Sehingga nampak datanya paling tinggi.

”Kalau diburu lagi mungkin lebih banyak lagi. Karena banyak para orang tua yang belum melaporkan. Mungkin karena malu atau pertimbangan lain. Padahal kalau melaporkan makin bagus karena bisa memberikan bantuan untuk melakukan rehabilitasi,” tandasnya.

Ihya ulumuddin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8141 seconds (0.1#10.140)