Sopir Angkot Tolak Bus Sekolah
A
A
A
GRESIK - Meski belum dioperasionalkan, bus sekolah gratis mendapat protes dari sopir angkutan kota (angkot).
Puluhan sopir melakukan aksi mendatangi kantor Dinas Perhubungan (Dishub) di kompleks Terminal Bunder, kemarin. Massa datang ke halaman Dishub dengan membawa angkot warna biru. Tidak ada spanduk dan juga orasi. Para sopir dan kenet angkot tersebut memarkir mobilnya dengan cara berjajar.
Sedangkan, sopir dan kenet bergerombol dan nggerundel membicarakan terkait rencana Pemkab Gresik mengoperasikan bus sekolah gratis. Kebiajakan mengoperasikan bus sekolah bantuan dari beberapa perusahaan itu diprotes para sopir angkot dan angdes. Mereka memprotes keras kebijakan pemerintah memberlakukan bus sekolah gratis.
Sebab, selama ini sopir mengandalkan penumpangnya dari anak sekolah. Apalagi untuk penumpang umum tidak dapat diharapkan. “Kami meminta pengoperasian bus sekolah ditunjau kembali. Kalau jadi diooerasikan, maka kami yang akan rugi. Sebab, penumpang kami yang anak swkolah memilih bus sekolah gratis,” ujar Ismail, 50, salah seorang sopir angdes asal Desa Lowayu, Kecamatan Dukun.
Darman, sopir angkot lainnya menambahkan, tidak ada bus sekolah gratis saja, pendapatannya setiap hari Rp50 ribu. Itupun kalau ramai. Kalau sepi pendapstanya hanya Rp25 ribu. Dia berharap, pemerintah meninjau kembali kebijkan penerapan bus sekolah. ”Sopir angkot juga harus diperhatikan nasibnya. Jika bus sekolah masih tetap dioperasikan tanpa memperhatikan sopir angdes, kami mengancam akan melakukan mogok masal,” ancam dia.
Sebenarnya, beberapa sopir angkot maupun angdes bisa memahami bila pemkab memaksa tetap memberlakukan bus sekolah gratis. Hanya, mereka meminta angkutan umum dengan plat hitam juga ditertibkan. Sebab, angkutan palt hitam juga banyak yang beroperasi di Gresik tapi dibiarkan. “Angkutan plat hitam itu juga mengganggu kami, harusnya kan plat kuning,” ungkap Darman.
Akhirnya para sopir ditemui Kadishub Andhy Hendro Wijaya. Kepada mantan Kabag Humas itu, para sopir menyampaikan unek-uneknya. Intinya, para sopir angkot amuoun angdes keberatan dengan operasional bus sekolah. Karena pendapatan mereka akan berkurang.
”Sementara kami pending dulu. Sampai ada solusi yang tidak merugikan teman-teman dari sopir angdes,” ujar Andy. Dijelaskan, protes sopir angdes yang menolak bus sekolah akan dikonsultasikan dulu kepada Bupati Gresik Sambari Halim Radianto.
Ashadi ik
Puluhan sopir melakukan aksi mendatangi kantor Dinas Perhubungan (Dishub) di kompleks Terminal Bunder, kemarin. Massa datang ke halaman Dishub dengan membawa angkot warna biru. Tidak ada spanduk dan juga orasi. Para sopir dan kenet angkot tersebut memarkir mobilnya dengan cara berjajar.
Sedangkan, sopir dan kenet bergerombol dan nggerundel membicarakan terkait rencana Pemkab Gresik mengoperasikan bus sekolah gratis. Kebiajakan mengoperasikan bus sekolah bantuan dari beberapa perusahaan itu diprotes para sopir angkot dan angdes. Mereka memprotes keras kebijakan pemerintah memberlakukan bus sekolah gratis.
Sebab, selama ini sopir mengandalkan penumpangnya dari anak sekolah. Apalagi untuk penumpang umum tidak dapat diharapkan. “Kami meminta pengoperasian bus sekolah ditunjau kembali. Kalau jadi diooerasikan, maka kami yang akan rugi. Sebab, penumpang kami yang anak swkolah memilih bus sekolah gratis,” ujar Ismail, 50, salah seorang sopir angdes asal Desa Lowayu, Kecamatan Dukun.
Darman, sopir angkot lainnya menambahkan, tidak ada bus sekolah gratis saja, pendapatannya setiap hari Rp50 ribu. Itupun kalau ramai. Kalau sepi pendapstanya hanya Rp25 ribu. Dia berharap, pemerintah meninjau kembali kebijkan penerapan bus sekolah. ”Sopir angkot juga harus diperhatikan nasibnya. Jika bus sekolah masih tetap dioperasikan tanpa memperhatikan sopir angdes, kami mengancam akan melakukan mogok masal,” ancam dia.
Sebenarnya, beberapa sopir angkot maupun angdes bisa memahami bila pemkab memaksa tetap memberlakukan bus sekolah gratis. Hanya, mereka meminta angkutan umum dengan plat hitam juga ditertibkan. Sebab, angkutan palt hitam juga banyak yang beroperasi di Gresik tapi dibiarkan. “Angkutan plat hitam itu juga mengganggu kami, harusnya kan plat kuning,” ungkap Darman.
Akhirnya para sopir ditemui Kadishub Andhy Hendro Wijaya. Kepada mantan Kabag Humas itu, para sopir menyampaikan unek-uneknya. Intinya, para sopir angkot amuoun angdes keberatan dengan operasional bus sekolah. Karena pendapatan mereka akan berkurang.
”Sementara kami pending dulu. Sampai ada solusi yang tidak merugikan teman-teman dari sopir angdes,” ujar Andy. Dijelaskan, protes sopir angdes yang menolak bus sekolah akan dikonsultasikan dulu kepada Bupati Gresik Sambari Halim Radianto.
Ashadi ik
(ftr)