IPAH Ubah Air Hujan Layak Minum dan Wudhu
A
A
A
Air hujan kebanyakan terbuang begitu saja, menjadi satu dengan genangan dan bahkan banjir yang ujung-ujungnya bermuara ke selokan. Namun, bagi empat siswa SMP Al Falah, air hujan tersebut diolah, diturunkan kadar keasamannya (Ph) sehingga layak minum.
Kelebihan lainnya, air olahan dengan memanfaatkan Instalasi Pengolahan Air Hujan (IPAH) juga bisa dimanfaatkan untuk wudu. Air olahan ini secara syariat Islam bisa untuk bersuci sebelum salat. Nafla Aqilla, Randy Septian, Husein Rafi, dan Rifqy Fachruddin adalah perancang IPAH tersebut. Keempatnya merupakan siswa kelas VIII SMP Al Falah di Jalang Ketintang Madya Surabaya.
”Selain untuk mengerjakan tugas Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), IPAH ini juga untuk memanfaatkan air hujan,” kata Nafla kemarin. Ditemui di sekolahan, siswi berjilbab ini menjelaskan bahan IPAH berikut sistem kerjanya. Bahannya ada gentong plastik yang biasa menyimpan dan mengawetkan ikan segar, paralon, batu koral, ijuk, kerikil, biji kelor, pelepah pisang, dan kapas.
”Tiga gentong plastik memiliki fungsi masing-masing,” ujar Husein. Gentong pertama diisi air hujan yang hendak diolah. Gentong pertama terhubung pipa paralon dengan gentong kedua yang di dalamnya ada biji kelor, gedebok atau pelepah pisang, arang, dan kerikil. Selanjutnya, gentong kedua terhubung paralon dengan tandon ketiga yang di dalamnya ada susunan kerikil, pelepah pisang, ijuk, saringan dari kapas, dan kerikil.
Air hujan yang sudah melalui fase ini selanjutnya siap minum atau buat wudu. Temuan ini membuat sekolah mengakomodasi, dengan membuat tandon bawah tanah untuk menampung air hujan yang mengalir dari genteng atau atap sekolahan, melalui saluran buang dan ke tandon bawah tanah. Saluran buang dipisahkan dengan yang terhubung kamar mandi atau toilet sekolahan.
”Awalnya tawas akan kami gunakan sebagai bagian sarana pengolahan. Karena bahan kimia, akhirnya tidak jadi, diganti biji jarak, ijuk, pelepah pisang, dan lainnya,” papar Nafla lagi. Meski baru SMP, Nafla dan temannya sempat meneliti tingkat keasaman air olahan. ”Hasil uji Ph di bawah tujuh dan ini layak minum. Kalau lebih dari tujuh, tidak layak minum,” ujarnya. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al Falah Surabaya Agus Farhani mengapresiasi temuan anak didiknya.
”Pada dasarnya air hujan itu suci-menyucikan. Jadi, olahan air hujan ini secara syariat Islam bisa digunakan berwudu,” kata dia.
Soeprayitno
Surabaya
Kelebihan lainnya, air olahan dengan memanfaatkan Instalasi Pengolahan Air Hujan (IPAH) juga bisa dimanfaatkan untuk wudu. Air olahan ini secara syariat Islam bisa untuk bersuci sebelum salat. Nafla Aqilla, Randy Septian, Husein Rafi, dan Rifqy Fachruddin adalah perancang IPAH tersebut. Keempatnya merupakan siswa kelas VIII SMP Al Falah di Jalang Ketintang Madya Surabaya.
”Selain untuk mengerjakan tugas Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), IPAH ini juga untuk memanfaatkan air hujan,” kata Nafla kemarin. Ditemui di sekolahan, siswi berjilbab ini menjelaskan bahan IPAH berikut sistem kerjanya. Bahannya ada gentong plastik yang biasa menyimpan dan mengawetkan ikan segar, paralon, batu koral, ijuk, kerikil, biji kelor, pelepah pisang, dan kapas.
”Tiga gentong plastik memiliki fungsi masing-masing,” ujar Husein. Gentong pertama diisi air hujan yang hendak diolah. Gentong pertama terhubung pipa paralon dengan gentong kedua yang di dalamnya ada biji kelor, gedebok atau pelepah pisang, arang, dan kerikil. Selanjutnya, gentong kedua terhubung paralon dengan tandon ketiga yang di dalamnya ada susunan kerikil, pelepah pisang, ijuk, saringan dari kapas, dan kerikil.
Air hujan yang sudah melalui fase ini selanjutnya siap minum atau buat wudu. Temuan ini membuat sekolah mengakomodasi, dengan membuat tandon bawah tanah untuk menampung air hujan yang mengalir dari genteng atau atap sekolahan, melalui saluran buang dan ke tandon bawah tanah. Saluran buang dipisahkan dengan yang terhubung kamar mandi atau toilet sekolahan.
”Awalnya tawas akan kami gunakan sebagai bagian sarana pengolahan. Karena bahan kimia, akhirnya tidak jadi, diganti biji jarak, ijuk, pelepah pisang, dan lainnya,” papar Nafla lagi. Meski baru SMP, Nafla dan temannya sempat meneliti tingkat keasaman air olahan. ”Hasil uji Ph di bawah tujuh dan ini layak minum. Kalau lebih dari tujuh, tidak layak minum,” ujarnya. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al Falah Surabaya Agus Farhani mengapresiasi temuan anak didiknya.
”Pada dasarnya air hujan itu suci-menyucikan. Jadi, olahan air hujan ini secara syariat Islam bisa digunakan berwudu,” kata dia.
Soeprayitno
Surabaya
(ars)