Siaga Banjir Tanah Longsor

Kamis, 12 Februari 2015 - 09:14 WIB
Siaga Banjir  Tanah Longsor
Siaga Banjir Tanah Longsor
A A A
PALEMBANG - Provinsi Sumsel menghadapi ancaman bencana banjir, tanah longsor pada puncak musim hujan hingga Maret mendatang.

Bahkan, Badan Metereologi, Kli ma tologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, puncak curah hujan tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu. Ancaman bencana ini harus harus diantisipasi dengan kesiagaan. Apalagi selama dua bulan ter akhir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, banjir sudah menggenangi 10 kota dan kabupaten di Sumsel.

Kepala BPBD Sumsel Yulizar Dinoto mengatakan, beberapa wilayah yang sudah terendam banjir di Sumsel, di antaranya Kabupaten Musirawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Kota Palembang, OKI, OKU Timur, PALI, Lahat, dan Kabupaten Empatlawang. Dari pendataan yang dilakukan BPPD kota dan kabupaten, sudah 20 kecamatan di Sumsel yang kebanjiran.

“Hampir seluruh kota dan kabupaten di Sumsel rawan banjir sehingga dibutuhkan koordinasi bersama,” ungkapnya usai rakor bersama dengan lintas instansi dalam penanggulangan bahaya banjir dan tanah longsor di Sumsel. BPBD juga mengingatkan masyarakat agar siaga saat hujan turun dengan curah tinggi, baik di wilayah topografi rendah dan topografi perbukitan. Pada saat ini, kabupaten yang masuk zona merah banjir di antaranya Muba, Mua raenim, Ogan Ilir, dan kawasan Musirawas.

“Tapi saat ini banjir mulai surut. Akan tetapi, banjir yang surut ini berkemungkinan menjadi banjir kiriman bagi wilayah lain. Misalnya, banjir di Musirawas, Empatlawang, PALI dan OKI akan mengepung Palem bang, Muba, dan Banyuasin sehingga tiga wilayah itu siaga,” katanya.

Selain banjir, hujan dengan intensitas yang tinggi juga berpotensi menyebabkan tanah longsor. BPBD mencatat, dalam dua bulan terakhir juga sudah terjadi dua tanah longsor, yakni di Kabupaten Muba, tepatnya di Sekayu, dan dua kecamatan di Kota Pagaralam, yakni Dempo Selatan dan Dempo Utara.

“Selain banjir, curah hujan yang tinggi juga mengakibatkan pergeseran tanah yang mengakibatkan longsor. Di Sumsel, terdapat sembilan kabu paten yang masuk zona merah atas potensi longsor,” sebutnya.

Daerah rawan longsor, di antaranya terjadi OKU Selatan, Empatlawang dan Muba. Untuk longsor, Kabid Tanggap Darurat BPBD Sumsel Iriansyah menambahkan, lebih menjadi ancaman kawasan dengan perbukitan dan topografi tanah yang longgar sehingga mudah tergerus air hujan dengan debit yang tinggi. “Yang harus diantisipasi (juga) gelombang laut. BPBD mengharapkan koordinasi yang cepat agar tidak terjadi korban dalam bencana di musim hujan ini,” tegasnya.

Kasi Informasi dan pendataan BMKG SMB II Palembang Agus Santosa memastikan puncak hujan tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga Maret dan April mendatang, curah hujan akan terjadi lebih sering dengan wilayah yang fluk tuatif. Curah hujan yang tinggi mencapai kisaran 301 hingga 400 milimeter, akan terjadi di sebagian Kabupaten Musirawas bagian selatan, Muba bagian timur dan selatan.

Sementara di Banyuasin, akan terjadi di bagian timur dan selatan. Sementara, Kota Palembang dan Kabupaten OKI akan terjadi lebih merata. Selain itu, hujan dengan intesitas hujan yang tinggi juga akan terjadi di Kabupaten Ogan Ilir bagian timur, Muaraenim bagian tengah dan timur.

“Intensitas hujan masih akan tinggi karena peningkatan suhu muka laut. Hingga akan terjadi banjir yang juga menjadi banjir kiriman yang akan mengepung beberapa wilayah. Prediksinya, hujan baru akan normal di akhir bulan April dan memasuki kemarau di bulan Juni,” ungkapnya.

Di tempat terpisah, dalam menghadapi ancaman bencana banjir, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumsel Apriyadi mengatakan, pihaknya memiliki cadangan buffer stok yang cukup untuk meng hadapi kemungkinan bencana banjir yang terjadi. Untuk saat ini, Dinas Sosial memiliki 21 ton beras yang menjadi cadangan dan dibantu dengan cadangan Bulog di Ogan Ilir. Sementara, Badan Ketahanan Pangan Sumsel memiliki 85 ton beras yang berada di Subdrive Bulog di Sumsel.

“Saat ini, buffer stok masih mengandalkan stok kabupaten, misalnya untuk Mura, Empatlawang dan OKI. Jika nantinya diperlukan, Dinas Sosial akan su plai sesuai dengan kebutuhan. Yang harus diperhatikan, jika banjir itu tiba-tiba mengepung dan masyarakat belum siap sehingga membutuhkan banyak buffer stok untuk para korban. Saya pastikan cadangan bantuan cukup, kecuali kondisi alam nantinya lebih ekstrim lagi,” ungkap dia.

Tasmalinda
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3896 seconds (0.1#10.140)