Busana Imlek dan Valentine Dominasi Fashion Show APPMI

Minggu, 08 Februari 2015 - 12:08 WIB
Busana Imlek dan Valentine Dominasi Fashion Show APPMI
Busana Imlek dan Valentine Dominasi Fashion Show APPMI
A A A
SURABAYA - Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Timur kembali menggelar fashion show. Event kali ini bekerja sama dengan Grandcity Mall Surabaya, perkumpulan para pengusaha fashion dengan mengusung tema besar Romantic Spring. Acara yang digelar selama dua hari itu akan menampilkan tema yang berbeda. Kemarin sebanyak enam desainer memamerkan koleksi busana Imlek, sedangkan besok (hari ini) akan memamerkan koleksi busana Valentine dan masing-masing desainer membawa enam koleksi. Rancangan busana Imlek yang ditampilkan masing-masing desainer sangat beragam, sesuai dengan ciri khasnya. Seperti halnya rancangan Elok Rege Renapio yang mengangkat tema tibetan spirit dengan busana kebesaran. Dia lebih banyak bermain dengan bahan sweat, satin silk, dan tenun goni. Saat dijumpai di sela-sela kegiatan, Elok menjelaskan busana yang dia buat kali ini terinspirasi dari pengantin Tibet yang menggunakan warnawarna cerah seperti merah. Untuk koleksi Imlek kali ini saya memadukan budaya Tionghoa dan Tibet, terlihat dari potongannya yang masing-masing menggunakan kerah cheongsam, tapi untuk busana keseluruhan lebih condong ke busana orang Tibet, papar Elok. Berbeda dengan Elok yang membawaduaunsurbudaya, Geraldus Sugeng juga memamerkan rancangannya dengan mengambil konsep busana malam rancangan garis feminin dan memasukkan konsep tribal sehingga menonjolkan akar fundamental dari kultur yang digabungkan, yakni dinamis dan glamour. Dengan menggunakan bahan organza embossed, later cutting, 3D tribal brocade dan gliter spandex, pria berwajah oriental ini menampilkan desain timbul dengan perpaduan transparan. Alhasil, ciri khas desain yang selalu menampilkan sisi seksi juga masih terlihat. Detailnya sengaja dipilih bentuk bunga untuk memberi kesan feminine kemudian dipadukan dengan siluet dan karakter gaun yang bertumpuk sehingga menghasilkan repetisi desain yang berbeda, ujar Geraldus. Enam desain yang dia beri tema Glamz Addict yang berarti kecanduan berbau glamor itu sengaja menampilkan detail bunga untuk memberi kesan glamor, apalagi ditambah dengan nuansa warna merah yang menyala juga memberi kesan mewah dan berani. Uniknya lagi, detail motif bunga mawar yang diusungnya itu terbuat dari bahan kulit sehingga terlihat feminin, tapi ada pula kesan maskulinnya. Mengingat perancang busana dari APPMI selama ini identik dengan kreasi-kreasi kain batik. Beberapa desainer kemarin juga masih mengusung unsur kain nusantara tersebut meski tidak banyak. Misalnya, untuk rancangan dari Denny Djoewardi yang memunculkan kerah shanghai yang berdiri, tetapi untuk beberapa detail yang menempel pada busana justru diberi aksen kain batik. Begitu juga dengan busana kotak-kotak hasil desainer Djoko Sasongko yang mengusung nuansa imlek tetap dengan warna merah dan gold , tapi diberi tambahan kain batik, lurik, dan tenun pada beberapa bagian sehingga terlihat sedikit berbeda dari busana kebanyakan.Mamik wijayanti
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6827 seconds (0.1#10.140)