Perlu Bangun Koperasi untuk Memajukan Ekonomi Desa
A
A
A
SURABAYA - Perguruan tinggi (PT) negeri maupun swasta di Surabaya banyak yang tidak menjadikan pembangunan sarana prasarana sebagai itemprogram Kuliah Kerja Nyata (KKN) di pedesaan.
Sebaliknya, kegiatan luar kampus itu lebih menekankan pemberdayaan masyarakat untuk ekonomi lebih baik. Seperti yang diterapkan Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya. Melalui Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM), sebanyak 160 mahasiswa menerapkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) serta penyampaian dasar hukum, mekanisme hingga pendampingan pembentukan koperasi warga.
Ini diterapkan di Dusun/- Desa Sugeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto pada 5–7 Februari 2015. Rektor Uwika yang juga Ketua Asosiasi Koperasi Daerah (Askrida) Jatim Murpin Josua Sembiring datang langsung ke lokasi. ”Keberadaan Bumdes tidak disosialisasikan. Jika demikian, konsep desa serang kota secara ekonomi hanya akan jadi omong kosong,” ungkap Murpin kemarin.
Keberadaan Bumdes dan koperasi di desa sangat penting sehingga ada perputaran ekonomi. ”Tidak perlu lagi ada urbanisasi, petani garap sawah dan bukan jual sawah,” ujarnya. Pria yang masuk kategori 100 orang asal Suku Karo berpengaruh itu juga mempertanyakan dana Rp1 miliar untuk satu desa yang tidak ada kejelasan kapan turunnya. Kalau sudah cair, Bumdes bisa mengelola dana itu untuk lebih memajukan perekonomian desa.
Dana itu juga bisa untuk menutup kekecewaan warga atau koperasi yang tidak bisa mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR). ”Di Desa Sugeng mayoritas warganya menekuni mebel meja kursi, pintu, dan lainnya. Ada juga yang bertani. Harusnya ada koperasi untuk warga terkait dua pekerjaan ini,” ujar Murpin.
Murpin menegaskan kampusnya siap mengawal terwujudnya koperasi di lokasi KKNPPM. Upaya mencari akses permodalan juga akan dilakukan. Mahasiswa juga siap membantu desain dan pemasaran mebel terlebih banyak mahasiswa yang sukses berwirausaha. Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Mojokerto Agus Muharno merespons positif KKNPPM Uwika. ”Tinggalkan kenang- kenangan yang bukan berupa bangunan fisik,” kata dia.
Alumni Universitas Lampung ini setuju jika di Desa Sugeng ada koperasi mebel karena di Mojokerto belum ada. ”Dengan adanya koperasi, warga dapat banyak keuntungan. Salah satunya pengadaan bahan baku secara bersama yang akan membuat lebih murah,” kata Agus yang akan membantu terwujudnya koperasi di Desa Sugeng. Kepala Dusun Sugeng, Desa Sugeng, Dawam berharap koperasi secepatnya ada dan jalan.
Soeprayitno
Sebaliknya, kegiatan luar kampus itu lebih menekankan pemberdayaan masyarakat untuk ekonomi lebih baik. Seperti yang diterapkan Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya. Melalui Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM), sebanyak 160 mahasiswa menerapkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) serta penyampaian dasar hukum, mekanisme hingga pendampingan pembentukan koperasi warga.
Ini diterapkan di Dusun/- Desa Sugeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto pada 5–7 Februari 2015. Rektor Uwika yang juga Ketua Asosiasi Koperasi Daerah (Askrida) Jatim Murpin Josua Sembiring datang langsung ke lokasi. ”Keberadaan Bumdes tidak disosialisasikan. Jika demikian, konsep desa serang kota secara ekonomi hanya akan jadi omong kosong,” ungkap Murpin kemarin.
Keberadaan Bumdes dan koperasi di desa sangat penting sehingga ada perputaran ekonomi. ”Tidak perlu lagi ada urbanisasi, petani garap sawah dan bukan jual sawah,” ujarnya. Pria yang masuk kategori 100 orang asal Suku Karo berpengaruh itu juga mempertanyakan dana Rp1 miliar untuk satu desa yang tidak ada kejelasan kapan turunnya. Kalau sudah cair, Bumdes bisa mengelola dana itu untuk lebih memajukan perekonomian desa.
Dana itu juga bisa untuk menutup kekecewaan warga atau koperasi yang tidak bisa mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR). ”Di Desa Sugeng mayoritas warganya menekuni mebel meja kursi, pintu, dan lainnya. Ada juga yang bertani. Harusnya ada koperasi untuk warga terkait dua pekerjaan ini,” ujar Murpin.
Murpin menegaskan kampusnya siap mengawal terwujudnya koperasi di lokasi KKNPPM. Upaya mencari akses permodalan juga akan dilakukan. Mahasiswa juga siap membantu desain dan pemasaran mebel terlebih banyak mahasiswa yang sukses berwirausaha. Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Mojokerto Agus Muharno merespons positif KKNPPM Uwika. ”Tinggalkan kenang- kenangan yang bukan berupa bangunan fisik,” kata dia.
Alumni Universitas Lampung ini setuju jika di Desa Sugeng ada koperasi mebel karena di Mojokerto belum ada. ”Dengan adanya koperasi, warga dapat banyak keuntungan. Salah satunya pengadaan bahan baku secara bersama yang akan membuat lebih murah,” kata Agus yang akan membantu terwujudnya koperasi di Desa Sugeng. Kepala Dusun Sugeng, Desa Sugeng, Dawam berharap koperasi secepatnya ada dan jalan.
Soeprayitno
(ftr)