Tiga Kabupaten Pilot Project LKD

Rabu, 04 Februari 2015 - 13:12 WIB
Tiga Kabupaten Pilot...
Tiga Kabupaten Pilot Project LKD
A A A
PALEMBANG - Bank Indonesia bersama tiga bank penyelenggara layanan keuangan digital (LKD) mulai gencar mengembangkan layanan jaringan perbankan tanpa kantor.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Palembang Hamid PoncoWibowo didam pingiKepala Sistem Pembayaran Dadan M Sadrah dan Asisten Direktur Bidang UMKM Rosman Dirgantoro menjelaskan bahwa program LKD sebenarnya sudah dicanangkan sejak akhir tahun lalu melalui program gerakan nasional non - tunai (GNNT).

Hanya saja memasuki awal tahun 2015 pihak nya bersama bank penyelenggara terus intensif meng galakkan pr ogramlayananter sebut. ”Khusus Sumsel ada tiga kabupaten yang akan menjadi pilot project LKD, yakni Ogan Ilir, Banyuasin, dan Muratara. Pemilihan tiga kabupaten didasarkan atas kondisi masyarakat yang masih banyak belum terjangkau layanan perbankan. Padahal, potensi perekonomian di tiga daerah itu cukup tinggi,” katanya.

Sampai sejauh ini, masih kata dia, sudah ada beberapa bank yang siap menyelenggarakan LKD, yakni Bank Sumsel Babel, Bank Mandiri, dan BRI. Namun, secara nasional ada sekitar tujuh bank yang sudah menyatakan kesiapannya untuk implementasi layanan itu.

Menurut dia, keberadaan layanan LKD ini semata-mata di tunjukkan untuk mendukung program pemerintah dalam hal pengucuran jaminan sosial, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun bantuan sosial melalui uang kartu atau e-money.

Sementara bagi masyarakat yang masih unbanked, kata dia, hal ini menjadi potensi besar untuk membiasakan masyarakat agar gemar menabung. Sistem layanan ini terbilang sangat mudah dengan menggunakan nomor ponsel sebagai nomor rekening bank. “Setiap nasabah LKD dapat bertransaksi layaknya di kantor bank hanya dengan menggunakan ponsel.”

“Di sisi lain, perbankan menggandeng pihak ketiga untuk menjadi agen dalam menyosialisasikan keberadaan LKD. Jadi masyarakat, pengusaha ataupun lainnya dapat menjadi agen sesuai kriteria yang ditetapkan perbankan,” terangnya. Sebagai regulator, pihaknya terus melakukan berbagai kesiapan agar program ini dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Seperti terus membenahi, menyosialisasikan kepada masyarakat tentang LKD.

Selain itu, tingginya pengguna ponsel menjadi potensi besar untuk digarap dalam pengembangan LKD. ”Sejauh ini bank yang sudah eksis mengembangkan agen ada lah BRI melalui BRILink. Layanan ini adalah perluasan dari delivery channel BRI yang dapat melayani transaksi fitur BRI dengan bekerja sama pihak ketiga. Agen BRI Link dapat melayani transaksi seperti informasi perbankan, transfer, setor tunai, pembayaran, isi ulang pulsa dan berbagai tran saksi lainnya,” jelasnya.

Kepala Bagian E Banking and Card BRI Kanwil Palembang Johan Arief menambahkan, manfaat BRI Link bagi agen yakni tambahan sumber pendapatan, pen ing katan imej karena di-branding dari BRI serta menambah segmen pelanggan dan potensi cross selling usaha.

Namun, bagi masyarakat manfaatnya ialah dekat dengan domisili sehingga menghemat waktu dan biaya, bisa bertransaksi tanpa harus dibatasi jam kantor atau hari libur, bisa menabung dan tarik tunai dengan nominal kecil serta suasana lebih bersifat kekeluargaan dan informal.

“Khusus di BRI, syarat menjadi agen ialah memiliki usaha lebih dari dua tahun dengan lokasi usaha tetap, memiliki rekening BRI, memiliki dana deposit dan lolos uji tuntas dari BRI.

Target dari agen ini mulai dari nasabah, nasabah simpanan eksisting, koperasi simpan pinjam, reseller pulsa, toko, warung, minimarket dengan target transaksi BEP 232 tran saksi EDC per bulan selama periode 6 bulan pertama,” jelasnya.

Darfian Jaya Suprana
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0944 seconds (0.1#10.140)