Longsor, 11 Rumah Rusak
A
A
A
PASURUAN - Hujan deras yang mengguyur kawasan Tosari, Kabupaten Pasuruan, mengakibatkan longsor di jalur wisata Puncak Penanjakan Gunung Bromo. Sebanyak 11 rumah rusak.
Rumah yang rusak tersebut berada di empat desa, yakni Desa Sedaeng, Wonokitri, Tosari, dan Podokoyo, Kecamatan Tosari. Tidak ada korban luka maupun korban jiwa dalam bencana tersebut. Namun, akibat bencana tersebut, jalur menuju Puncak Penanjakan terganggu karena timbunan material tanah. Akibatnya jalan menjadi licin di sejumlah titik.
Para pengendara sepeda motor dan mobil harus berjalan perlahan agar bisa melintas di ruas jalur wisata yang tertimbun longsor. Sementara puluhan warga sekitar bergotong royong membersihkan material tanah dari badan jalan menggunakan cangkul. Menurut keterangan warga Dusun Ledoksari, Desa Tosari, Muhayanto, bencana longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur selama tiga jam.
Limpahan air hujan menggerus sejumlah tebing yang juga berhimpitan dengan rumah warga. Karena kondisi tanah yang labil tebing tersebut ambrol dan menimbun bagian belakang rumah warga. “Rata-rata yang tertimbun longsor di bagian dapur. Saat itu juga warga bergotong royong membuat tanggul dari tumpukan pasir dan terpal agar air dan tanah tidak terus menggerus rumah,” kata Muhayanto.
Kepala Dusun Ledoksari, Hendri Purwanto, mengungkapkan, pascabencana longsor, langsung bergotong royong membantu membersihkan rumah korban dan membuat tanggul darurat. Sejumlah rumah yang fondasinya rapuh, sudah diperkuat dengan karung berisi pasir agar tidak ambruk. Diketahui, wilayah Tosari merupakan kawasan yang berpotensi terjadi bencana tanah longsor.
Selain merupakan kawasan pegunungan, rumah-rumah warga juga berada di kawasan lereng tebing. “Warga sudah cukup tanggap menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa datang. Mereka segera bergotong royong jika ada warga yang tertimpa musibah,” kata Camat Tosari, Teguh Winarto.
Sementara itu, Kepala Resort Penanjakan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Untung Sumarno, menyatakan, bencana longsor tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pihaknya meningkatkan patroli dan pengawasan terhadap sejumlah kawasan yang rawan terjadi bencana.
“Jalur wisata menuju Puncak Penanjakan dan Gunung Bromo masih bisa dilalui. Kami mengimbau agar wisatawan waspada dan berhati-hati saat melintas di jalur yang rawan longsor,” kata Untung.
Terpisah, hujan deras yang melanda Kota Pamekasan selama lima jam lebih menyebabkan sebagian wilayah di dalam Kota Pamekasan, Madura, terendam banjir, kemarin. “Saat ini banjir mulai memasuki halaman Kantor Pemkab Timur yang terletak di Jalan Jokotole, Pamekasan,” kata warga setempat Abdurrahim.
Pantauan di lapangan, banjir menggenangi beberapa titik, di antaranya Jalan Brawijaya, atau di depan Kampus lama STAIN Pamekasan di sekitar Monumen Arek Lancor, dan di Jalan Jokotole, Pamekasan. Genangan air di sejumlah titik ini mulai terjadi sekitar pukul 15.30–pukul 17.00 WIB, belum ada tanda-tanda akan surut dan bahkan cenderung semakin tinggi.
Di Jalan Brawijaya, ketinggian air mencapai 50 cm lebih, bahkan air mulai memasuki halaman Kantor KPU Pamekasan. Sedangkan di Jalan Jokotole dan di halaman Kantor Pemkab Pamekasan mencapai ketinggian antara 30–40 cm.
Akibatnya, warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang selama ini biasa banjir kini mulai waswas, karena genangan air sungai, seperti Sungai Kalisemajid dan Kalijombang, kini semakin tinggi.
Arie Yoenianto/ant
Rumah yang rusak tersebut berada di empat desa, yakni Desa Sedaeng, Wonokitri, Tosari, dan Podokoyo, Kecamatan Tosari. Tidak ada korban luka maupun korban jiwa dalam bencana tersebut. Namun, akibat bencana tersebut, jalur menuju Puncak Penanjakan terganggu karena timbunan material tanah. Akibatnya jalan menjadi licin di sejumlah titik.
Para pengendara sepeda motor dan mobil harus berjalan perlahan agar bisa melintas di ruas jalur wisata yang tertimbun longsor. Sementara puluhan warga sekitar bergotong royong membersihkan material tanah dari badan jalan menggunakan cangkul. Menurut keterangan warga Dusun Ledoksari, Desa Tosari, Muhayanto, bencana longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur selama tiga jam.
Limpahan air hujan menggerus sejumlah tebing yang juga berhimpitan dengan rumah warga. Karena kondisi tanah yang labil tebing tersebut ambrol dan menimbun bagian belakang rumah warga. “Rata-rata yang tertimbun longsor di bagian dapur. Saat itu juga warga bergotong royong membuat tanggul dari tumpukan pasir dan terpal agar air dan tanah tidak terus menggerus rumah,” kata Muhayanto.
Kepala Dusun Ledoksari, Hendri Purwanto, mengungkapkan, pascabencana longsor, langsung bergotong royong membantu membersihkan rumah korban dan membuat tanggul darurat. Sejumlah rumah yang fondasinya rapuh, sudah diperkuat dengan karung berisi pasir agar tidak ambruk. Diketahui, wilayah Tosari merupakan kawasan yang berpotensi terjadi bencana tanah longsor.
Selain merupakan kawasan pegunungan, rumah-rumah warga juga berada di kawasan lereng tebing. “Warga sudah cukup tanggap menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa datang. Mereka segera bergotong royong jika ada warga yang tertimpa musibah,” kata Camat Tosari, Teguh Winarto.
Sementara itu, Kepala Resort Penanjakan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Untung Sumarno, menyatakan, bencana longsor tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pihaknya meningkatkan patroli dan pengawasan terhadap sejumlah kawasan yang rawan terjadi bencana.
“Jalur wisata menuju Puncak Penanjakan dan Gunung Bromo masih bisa dilalui. Kami mengimbau agar wisatawan waspada dan berhati-hati saat melintas di jalur yang rawan longsor,” kata Untung.
Terpisah, hujan deras yang melanda Kota Pamekasan selama lima jam lebih menyebabkan sebagian wilayah di dalam Kota Pamekasan, Madura, terendam banjir, kemarin. “Saat ini banjir mulai memasuki halaman Kantor Pemkab Timur yang terletak di Jalan Jokotole, Pamekasan,” kata warga setempat Abdurrahim.
Pantauan di lapangan, banjir menggenangi beberapa titik, di antaranya Jalan Brawijaya, atau di depan Kampus lama STAIN Pamekasan di sekitar Monumen Arek Lancor, dan di Jalan Jokotole, Pamekasan. Genangan air di sejumlah titik ini mulai terjadi sekitar pukul 15.30–pukul 17.00 WIB, belum ada tanda-tanda akan surut dan bahkan cenderung semakin tinggi.
Di Jalan Brawijaya, ketinggian air mencapai 50 cm lebih, bahkan air mulai memasuki halaman Kantor KPU Pamekasan. Sedangkan di Jalan Jokotole dan di halaman Kantor Pemkab Pamekasan mencapai ketinggian antara 30–40 cm.
Akibatnya, warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang selama ini biasa banjir kini mulai waswas, karena genangan air sungai, seperti Sungai Kalisemajid dan Kalijombang, kini semakin tinggi.
Arie Yoenianto/ant
(ftr)