Wajib Adaptif

Senin, 02 Februari 2015 - 11:11 WIB
Wajib Adaptif
Wajib Adaptif
A A A
LAMONGAN - Persela Lamongan membentuk tim dengan proses yang berbeda dari biasanya musim ini. Jika kebanyakan tim menyeleksi pemain setelah penunjukan pelatih, Persela sebaliknya karena pelatih definitif belum ada saat tim sudah hampir terbentuk.

Seleksi pemain selama sebulan lebih dilakukan Didik Ludiyanto, sosok yang berstatus asisten pelatih. Situasi ini membuat Laskar Joko Tingkirsulit menentukan pelatih karena sosok yang ditunjuk harus adaptif atau memahami kekuatan yang sudah ada. Kandidat pelatih masih tetap mengapungkan nama Paulo Camargo dan Iwan Setiawan.

Manajemen tidak khawatir pelatih anyar nantinya bisa langsung menangani tim yang selama ini dibentuk Didik Ludiyanto. ”Saya yakin itu bukan masalah,” kata Manajer Persela Yunan Achmadi. ”Persela sudah memiliki standar pemain tersendiri dan Didik Ludiyanto sudah berupaya memilih pemain terbaik. Memang, pelatih baru nanti pastinya butuh waktu penyesuaian dengan kekuatan yang ada. Namun, saya optimistis tak mengganggu persiapan tim,” ujar dia.

Kondisi itu juga yang akan disampaikan manajemen kepada kandidat pelatih agar nantinya tidak terjadi salah komunikasi. Manajemen yakin pelatih yang menjadi kandidat saat ini cukup memahami situasi di Persela, terutama soal proses pembentukan tim. Manajemen berharap pekan pertama Februari ini sudah membuat sebuah keputusan soal posisi pelatih untuk menjalani Indonesia Super League (ISL) 2015.

Namun, manajemen belum bisa memastikan salah satu kandidat bisa secepatnya diresmikan. Persela beberapa kali meleset dari target jika bicara penunjukan pelatih. Rencana semula awal Januari sudah menetapkan nama, tapi molor dan target diubah setelah SCM Cup 2015. Ternyata lagi-lagi meleset dan kini target berubah awal Januari. Ada kemungkinan meleset lagi?

”Kami sudah berupaya maksimal. Kalau tak sesuai rencana, yang pasti harus ada pelatih untuk ISL nanti. Berarti waktu yang kami miliki sekitar tiga minggu sebelum kick-offISL. Tidak mungkin kami memakai Didik Ludiyanto,” tandas Yunan. Beberapa elemen suporter sempat menebak-nebak Didik Ludiyanto pada akhirnya menjadi pelatih Persela jika tak ada pelatih definitif.

Namun, itu dibantah Yunan karena Didik saat ini berlisensi B AFC alias belum memenuhi regulasi kepelatihan untuk ISL yang berstandar A AFC. Didik memang pernah menjadi pelatih pada musim 2013, tepatnya setelah Persela memberhentikan Gomes de Oliviera. Persela yang tak menemukan sosok pelatih akhirnya memakai Didik hingga akhir musim. Namun, saat itu statusnya adalah caretaker alias pelatih sementara.

Sementara dari Kediri, suporter Persikmania tak bisa melupakan sosok Oliver Makor, pemain veteran yang dua musim berkostum Persik Kediri di Divisi Utama 2012 dan 2013. Kala itu dia menjadi sosok yang paling berpengaruh di tim. Berposisi gelandang, Makor menjadi nyawa tim sekaligus pencetak gol terbanyak Macan Putih. Pemain asal Liberia itu bahkan bisa disebut sebagai aktor utama Persik promosi ke Indonesia Super League (ISL) 2014 di bawah arahan Aris Budi Sulistyo.

Kini, saat Persik kembali terjeblos ke Divisi Utama, tidak akan ada lagi sosok seperti Makor di Stadion Brawijaya. Regulasi tidak memperbolehkan ada pemain asing di level tersebut. Ini bisa menjadi pekerjaan berat bagi Pelatih Agus Yuwono, apalagi setelah kehilangan banyak pemain.

Secara kuantitas, Persik memang dibanjiri pemain seleksi setelah memutuskan terlibat di Divisi Utama 2015. Namun, secara kualitas masih diragukan ada ”Makor” baru di Stadion Brawijaya nanti. Apalagi, setelah pemain terbaik musim lalu rombongan meninggalkan Kota Tahu.

Asisten Pelatih Persik Kediri Musikan mengakui ada konsekuensi yang dihadapi Persik dengan tak adanya pemain asing di tim. Staf pelatih harus bisa menemukan pemain lokal yang bisa memberikan pengaruh besar pada permainan tim, seperti yang pernah dilakukan Makor. ”Sosok Makor sangat dibutuhkan Persik Kediri. Sayang, sekarang peraturannya sudah berbeda,” ujar Musikan

Kukuh Setyawan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7523 seconds (0.1#10.140)