Granny dan Gala Sudah Lama Ditolak
A
A
A
BLITAR - Jauh sebelum gonjang-ganjing temuan bakteri listeria monocytogenes , apel impor Granny Smith dan Gala Royal sudah ”ditolak” warga Kota Blitar. Rasa masamnya membuat warga lebih suka apel merah Washington dan apel Fuji asal Cina yang cenderung manis.
Menurut warga, rasa masam kedua jenis apel asal Negeri Paman Sam itu mengalahkan tampilan fisiknya yang sangat menarik. Sepintas, kedua jenis apel ini memang sangat nikmat dipandang. Kulitnya yang mulus mengkilat seolah menandakan kesegaran buahnya. Namun begitu disantap, baru terasa bahwa apel Granny dan Gala ini cukup masam.
”Dua tahun silam memang pernah ada apel Granny dan Gala. Waktu itu kami juga sempat ambil 20 kilogram dari sales asal Surabaya. Tapi tidak laku karena terlalu masam,” ujar Muhari, 50, pemilik grosir buah di Jalan Anggrek, Kelurahan/Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar kemarin.
Karena itu, tanpa ada isu bakteri Listeria monocytogenes yang diduga mengakibatkan kejang otot dan diare itu, Muhari yakin Granny dan Gala tidak akan laku di Blitar. Warga lebih suka membeli apel Washington, apel Fuji, dan apel Batu. Muhari berani memastikan dua jenis apel ini tidak akan pernah dijumpai di Kota Blitar. Selain rasanya yang masam, harganya apel Granny Smith dan Gala Royal terbilang lebih mahal.
”Harga dua apel bermasalah itu Rp45.000 per kilogram, sedangkan apel impor lain di bawahnya,” tandasnya. Gilang, 18, warga Kelurahan Sentul, Kota Blitar mengaku tidak pernah melihat dua apel tersebut beredar di Kota Blitar. Sebab selama ini apel Fuji dan lokal yang menjadi buah favorit warga. ”Setahu saya kalau ingin makan apel, belinya apel Batu. Kalau ingin yang lebih enak lagi, apel Fuji dari China,” katanya.
Dinas Pertanian Kota Blitar Jatmiko meyakini apel impor Granny dan Gala tak beredar di Kota Blitar. Namun dia tetap melaksanakan pemantauan di lapangan bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).
”Saat ini kita masih berkoordinasi. Meski tidak ada di pasar, sebagai antisipasi, kita secepatnya melakukan sidak dengan dinas terkait lain,” ujarnya.
Solichan arif
Menurut warga, rasa masam kedua jenis apel asal Negeri Paman Sam itu mengalahkan tampilan fisiknya yang sangat menarik. Sepintas, kedua jenis apel ini memang sangat nikmat dipandang. Kulitnya yang mulus mengkilat seolah menandakan kesegaran buahnya. Namun begitu disantap, baru terasa bahwa apel Granny dan Gala ini cukup masam.
”Dua tahun silam memang pernah ada apel Granny dan Gala. Waktu itu kami juga sempat ambil 20 kilogram dari sales asal Surabaya. Tapi tidak laku karena terlalu masam,” ujar Muhari, 50, pemilik grosir buah di Jalan Anggrek, Kelurahan/Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar kemarin.
Karena itu, tanpa ada isu bakteri Listeria monocytogenes yang diduga mengakibatkan kejang otot dan diare itu, Muhari yakin Granny dan Gala tidak akan laku di Blitar. Warga lebih suka membeli apel Washington, apel Fuji, dan apel Batu. Muhari berani memastikan dua jenis apel ini tidak akan pernah dijumpai di Kota Blitar. Selain rasanya yang masam, harganya apel Granny Smith dan Gala Royal terbilang lebih mahal.
”Harga dua apel bermasalah itu Rp45.000 per kilogram, sedangkan apel impor lain di bawahnya,” tandasnya. Gilang, 18, warga Kelurahan Sentul, Kota Blitar mengaku tidak pernah melihat dua apel tersebut beredar di Kota Blitar. Sebab selama ini apel Fuji dan lokal yang menjadi buah favorit warga. ”Setahu saya kalau ingin makan apel, belinya apel Batu. Kalau ingin yang lebih enak lagi, apel Fuji dari China,” katanya.
Dinas Pertanian Kota Blitar Jatmiko meyakini apel impor Granny dan Gala tak beredar di Kota Blitar. Namun dia tetap melaksanakan pemantauan di lapangan bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).
”Saat ini kita masih berkoordinasi. Meski tidak ada di pasar, sebagai antisipasi, kita secepatnya melakukan sidak dengan dinas terkait lain,” ujarnya.
Solichan arif
(ars)