Koalisi Pedagang Pasar Turi Perang Lawan Investor

Sabtu, 24 Januari 2015 - 11:24 WIB
Koalisi Pedagang Pasar Turi Perang Lawan Investor
Koalisi Pedagang Pasar Turi Perang Lawan Investor
A A A
SURABAYA - Sebanyak tujuh perkumpulan pedagang Pasar Turi, kemarin, membentuk Gerakan Pedagang Pasar Turi Surabaya Korban Kebakaran (GPPSKK).

Mereka sepakat melawan investor Pasar Turi, yakni PT Gala Bumi Perkasa, karena banyak merugikan mereka, khususnya pedagang korban kebakaran tahun 2007. Koalisi pedagang itu, di antaranya Kelompok Pedagang Pasar Turi (Kompag), Himpunan Pedagang Pasar Turi (HPP), Himpunan Pedagang Pasar Turi (HPPT), Paguyuban Pasar Turi Bersatu (P3TB), Persatuan Pedagang Pasar Turi (P3T), Tim Pemulihan Pasca Kebakaran (TPPK), dan Majelis Pedagang Pasar Turi (MPPT).

GPPSKK prihatin dengan nasib pedagang Pasar Turi yang memiliki tanggungan lebih dari 5.000 anggota keluarga. “Kami kecewa dengan pembiaran yang dilakukan Pemkot Surabaya atas kerja sama dengan investor. Selain itu, banyak pungutan investor yang menyengsarakan pedagang,” kata Ketua HPP, M Taufik Aldjufri seusai deklarasi GPPSKK di posko GPPSKK di kompleks tempat penampungan sementara (TPS) Pasar Turi, kemarin.

Dia menduga berdasarkan dokumen, secara hukum perjanjian build operation transfer (BOT) antara investor dengan pemkot terjadi kecurangan. Pasalnya, investor cenderung mengulur- ulur pembangunan dengan berbagai alasan. Seharusnya pembangunan selesai Februari 2014 lalu, tapi hingga kini belum rampung.

Akhirnya, pedagang Pasar Turi lama tidak bersedia menempati stan hingga pembangunan tuntas 100%. “Kami akan terus melawan atas pembukaan Pasar Turi. Ini investor sudah ingkar janji. Sampai detik ini, kami akan mengajukan proses hukum. Kami juga sudah laporkan investor ke Polda Jatim dengan pasal penggelapan,” ujarnya.

Kuasa hukum GPPSKK, I Wayan Titib Sulaksana menambahkan, dalam pembangunan pasar legendaris itu, investor tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Diperkirakan semua biaya pembangunan pasar mengandalkan uang pedagang. Sebab sebelum Pasar Turi dibangun, pedagang sudah diminta membayar 20% dari total harga stan.

“Ini benar-benar investor hanya modal dengkul. Kenapa kok bisa investor ini menang lelang, saya menduga mereka ada ‘main’ dengan oknum Pemkot Surabaya. Dugaan ini makin menguat setelah pemkot tak kunjung bertindak tegas dengan segala pelanggaran yang dilakukan investor,” kata Wayan.

Humas PT Gala Bumi Perkasa, Adi Samsetyo, enggan menanggapi polemik itu. Menurut dia, pihaknya ingin fokus kepada pedagang yang hendak berjualan. “Kalau ditanya soal progres pembangunan, saya pastikan selesai 100%. Semua sarana dan prasarana juga siap semua, seperti aliran listrik dan air. Bahkan, lift juga sudah bisa digunakan. Maka, saya minta semua pedagang ayo berjualan lagi,” katanya disela-sela tasyakuran pembukaan Pasar Turi, kemarin. Kemarin, Pasar Turi Baru Kota Surabaya diresmikan secara sederhana, meski sebelumnya ada ancaman unjuk rasa dari kalangan pedagang yang tidak setuju dengan peresmian itu.

“Pasar Turi adalah salah satu ikon Kota Surabaya. Jadi, kami tidak ingin menunggu lama-lama untuk segera bisa berjualan, dan hari ini kami mulai berjualan,” kata Kho Ping di depan pedagang dan perwakilan investor PT Gala Bumi Perkasa (GBP) yang hadir pada acara itu.

Lukman Hakim
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.8348 seconds (0.1#10.140)