Potret Wajah Keseharian Perempuan Jawa

Senin, 12 Januari 2015 - 12:04 WIB
Potret Wajah Keseharian Perempuan Jawa
Potret Wajah Keseharian Perempuan Jawa
A A A
SURABAYA - Potret perempuan Jawa memang menarik bagi sebagian orang. Bahkan, tidak jarang aktivitas keseharian dari perempuan Jawa juga menarik diapresiasi dalam bingkai lukisan.

Misalnya yang dilakukan Sumadi, pelukis asal Bantul, Yogyakarta, ini sejak tahun 1996 melukis semua hal berkaitan dengan perempuan Jawa. Uniknya, hampir semua lukisannya adalah potret keseharian perempuan Jawa. ”Bagi saya keseharian perempuan Jawa menarik untuk dilukiskan, baik mereka sedang momong (menjaga) anak, sedang di pasar, atau hanya sekadar mengobrol di teras rumah, semua menggambarkan keindahan tersendiri,” kata Sumadi yang juga aktif mengelola Studio Lukis Etnik Jawa di kawasan Bantul.

Melalui lukisannya yang banyak bercerita tentang perempuan Jawa, sehingga membawa Sumadi untuk pameran tunggal di beberapa kota, salah satunya di Surabaya. Sejak kemarin, lukisannya dipamerkan tunggal di Shao Gallery Grand City Mall Surabaya dan akan berakhir tanggal 31 Januari 2015. Dalam pameran tunggal ke-6 yang digelarnya ini, ia membawa 36 lukisan dengan tema tradisional Jawa.

Hampir semua lukisannya terpampang wajah perempuan Jawa, meski beberapa di antaranya ada beberapa karakter pria Jawa. Selain melukis wajah perempuan Jawa, beberapa lukisan yang dipamerkan kemarin juga memuat wajah-wajah dengan banyak karakter. Sumadi menjelaskan, untuk mengenali lukisannya cukup mudah.

Sebab ia memiliki ciri khas tersendiri, yakni semua lukisannya selalu dominan warna cokelat dan bibir pada wajah seseorang yang dilukisnya selalu berwarna merah, baik untuk karakter lukisan perempuan maupun laki-laki.

”Gara-gara ciri khas bibir merah itu kadang saya juga dipanggil pelukis bibir merah oleh teman-teman, karena karakter bibir yang saya munculkan sengaja dipukul rata dengan warna merah,” ujar pria lulusan Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Yogyakarta itu sambil menunjukkan beberapa lukisannya.

Kekhasan yang dimunculkan Sumadi tidak hanya pada warna cokelat dan bibir merah serta karakter perempuan Jawa yang dimunculkan. Jika diperhatikan lagi, secara keseluruhan lukisannya terlihat lebih mengkilat. Hebatnya hasil lukisannya meski memakai cat minyak tapi ketika digulung tidak pecah.

”Memang tampilannya lebih mengkilat, selain dari teknik lukis yang saya gunakan berbeda, saya sengaja mempunyai komposisi tersendiri untuk mengolah cat minyak yang saya gunakan dengan ditambah beberapa bahan lain seperti zingwit atau serbuk tenun,” kata Sumadi yang sejak tahun 1996 juga menekuni aliran lukisan dekoratif terdiri atas tiga unsur, yakni menghias, menata, dan mendekor.

Tidak mengherankan jika hasil lukisannya juga terlihat seperti sebuah dekoran unik. Untuk dasar lukisan, Sumadi masih tetap menggunakan media kanvas. Namun, ia sengaja mengemasnya dalam bingkai kayu jati sehingga terlihat semakin menarik. Apalagi ukuran lukisan ini juga beragam, mulai dari ukuran 40x40 cm hingga terbesar ukuran 1x1,45 meter.

Sumadi yang memilih total berkarya di dunia seni lukis ini, sebelumnya tidak hanya pernah menggelar di negeri sendiri, melainkan di beberapa negara juga sempat ia ikuti, seperti di Jepang, Singapura, dan Korea Selatan.

Mamik Wijayanti
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8003 seconds (0.1#10.140)