Jembatan Tol Terhadang

Kamis, 08 Januari 2015 - 10:40 WIB
Jembatan Tol Terhadang
Jembatan Tol Terhadang
A A A
MOJOKERTO - Pembangunan tol Kertosono-Mojokerto (Moker) kembali menemui kendala. Pembangunan Jembatan Brantas yang merupakan bagian dari tol Moker Seksi 2 tak bisa dirampungkan lantaran terganjal lahan yang belum dibebaskan.

Hingga kemarin, pembangunan jembatan utama yang penghubung Kabupaten Jombang dan Mojokerto sepanjang 299 meter itu hampir rampung dikerjakan PT Adhi Karya selaku kontraktor. Namun, pihak kontraktor tak bisa melanjutkan pembangunan jembatan penghubung di Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, dan Desa/Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto.

Di dua sisi jembatan penghubung itu, tanah warga masih belum bisa dibebaskan. Kepala Divisi Pelaksanaan Proyek Pembangunan tol Kermo Seksi 2 Samsul Chair mengatakan, untuk pembangunan jembatan penghubung di Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, masih ada 18 titik tanah warga yang belum dibebaskan oleh Panitia Pembebasan Tanah (P2T).

Karena itu, pihak kontraktor tak bisa menyelesaikan pengerjaan total Jembatan Brantas. ”Dan itu dalam bentuk spotspot. Tentu jembatan penghubungnya tak bisa dikerjakan,” kata Samsul Chair, kemarin. Begitu juga dengan jembatan penghubung di Kecamatan Gedeg. Menurutnya, masih ada 30 titik tanah warga yang belum bisa dibebaskan.

Tanah yang belum dibebaskan dalam bentuk spot-spot itu, kata dia, juga tak memungkinkan pihak kontraktor menyelesaikan seluruh bagian Jembatan Brantas. ”Jadi untuk dua ujung jembatan saja yang belum bisa dikerjakan. Ini masih menunggu tanah warga yang dibebaskan,” ujarnya.

Kendati belum semua Jembatan Brantas kelar dikerjakan, pihaknya lega dengan tuntasnya bangunan utama jembatan yang dibangun menggunakan teknik balanced cantilever itu. Karena tahap sulit sudah dilalui pihaknya. Terutama membangun konstruksi jembatan yang hanya menggunakan dua tiang dan tanpa tiang penyangga di tengah sungai itu. ”Untuk pembangunan jembatan penghubungnya tak sulit. Hanya memang menunggu lahannya dibebaskan,” katanya.

Pembangunan jembatan utama ini memang ditargetkan bulan ini selesai. Saat ini, lanjut Samsul, semua pekerjaan mayor telah diselesaikan. Hanya pihaknya masih butuh menyelesaikan pekerjaan minor diantaranya pengecoran pembatas di sisi kiri dan kanan jembatan serta penyelesaian pembatas di median jembatan. ”Kami pastikan akhir Januari ini semua pekerjaan jembatan utama rampung,” ucapnya.

Kemarin, PT Marga Harjaya Infrastruktur (PT MHI) selalu pemegang hak konsesi pembangunan tol Kermo menggelar tasyakuran selesainya jembatan utama Brantas. Hal ini, kata Samsul, menandakan jika masa sulit pembangunan jembatan telah dilalui. ”Itu pertanda tak lama lagi seluruh bagian jembatan utama rampung dikerjakan,” ujarnya.

Pembangunan jembatan utama Brantas ini dimulai sejak September 2012. Sebab lamanya proses pengerjaan konstruksi jembatan, Direktur Teknik & Operasi PT MHI Rinaldi mengatakan, ada sejumlah kendala teknis yang ditemui. Salah satunya permukaan air sungai cukup tinggi dan arus air juga deras sehingga perlu pengamanan permanen berupa revetment di depan pile cap (bagian dari fondasi).

Dikatakannya, pengamanan permanen ini dilakukan agar terhindar dari turbulensi aliran arus air Sungai Brantas. Pada saat mulai pembangunan konstruksi fondasi jembatan, kata dia, bibir sungai sangat dekat dengan jalan raya sehingga diperlukan sejumlah rekayasa teknik menghindari kemacetan lalu lintas dan handling stok material pembangun jembatan.

”Teknik balanced cantilever ini pertama kalinya dipakai untuk jembatan sungai di Jawa Timur,” ujar Rinaldi.

Tritus Julan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4446 seconds (0.1#10.140)