Pabrik Petasan Meledak, Pemilik Kritis

Kamis, 08 Januari 2015 - 10:38 WIB
Pabrik Petasan Meledak,...
Pabrik Petasan Meledak, Pemilik Kritis
A A A
MALANG - Rumah milik Samperi, 55, yang beralamat di RT 14 RW 5 Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, hancur akibat ledakan petasan dan bondet diproduksi oleh pemilik rumah. Ledakan hebat tersebut terjadi sekitar pukul 09.15 WIB.

Ledakan yang terjadi beberapa kali itu sempat membuat kaget warga setempat. Bahkan kerasnya suara ledakan terdengar hingga radius 3 kilometer (km). Akibat ledakan itu, teras rumah terbuat dari beton mengalami retak-retak dan plafon yang ada di dalam rumah hancur berantakan. Serpihan ledakan juga merusak beberapa rumah milik tetangga korban. Saat kejadian kondisi rumah sedang kosong.

Hanya Samperi yang ada di rumah sedang memproduksi petasan. Saat ditemukan warga, kondisi Samperi sangat mengenaskan. Meski masih sadarkan diri, tetapi hampir seluruh anggota tubuhnya mengalami luka bakar serius. Tetangga korban, Saibul Hanjali menyebutkan, setelah terdengar ledakan langsung berlari mencari sumber suara. Setibanya di tempat kejadian perkara (TKP), mendapati korban duduk berjongkok di teras rumah. ”Kondisi tubuhnya sudah mengalami luka bakar, tetapi dia masih sadarkan diri,” ungkapnya.

Melihat kondisi luka bakar sangat serius, pelaku yang juga menjadi korban dalam ledakan ini langsung dilarikan ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang. Saat ini, Samperi masih menjalani perawatan intensif di Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSSA Malang. Sekretaris Desa Wonorejo, Jun Eko Rakhmad mengaku, saat kejadian posisinya sedang di Kantor Desa Wonorejo.

Lokasi kantor desa berjarak sekitar 1 km dari TKP ledakan tersebut. ”Dari kantor suara ledakannya terdengar sangat keras dan terjadi beberapa kali ledakan,” ungkapnya. Jun menyebutkan, selama ini korban memang dikenal sebagai pembuat petasan dan bondet. Biasanya, petasan dan bondet produksinya tersebut dijual ke wilayah Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan.

Warga dan perangkat desa sudah sering mengingatkan akan bahaya produksi petasan itu, tetapi tidak pernah dihiraukan. Beberapa kali petugas dari kepolisian Polsek Singosari juga menggeledah di TKP. Tetapi, hasilnya selalu nihil karena pelaku dengan cerdik berhasil mengelabui petugas. Produksi petasan dan bondet yang menggunakan bubuk petasan seberat 1 ons itu dilakukan Samperi di atas teras rumahnya.

Tempat produksi petasan dan bondet ini baru terungkap setelah ada kejadian ledakan tersebut. ”Petugas kami sering dikelabui kalau menggeledah rumah. Ternyata dia produksi di atap teras rumah,” ungkap Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Malang, AKP Wahyu Hidayat.

Wahyu menyebutkan, setelah terjadi ledakan hebat, korban sempat turun ke teras rumahnya dengan kondisi luka parah sebelum ditolong warga setempat dan dibawa ke RSSA Malang untuk mendapatkan perawatan medis. Tim dari unit olah TKP Polres Malang terpaksa harus menunggu sterilisasi TKP oleh tim penjinak bom dari Brimorb Polda Jawa Timur sebelum menyelidiki di dalam rumah.

Hal ini karena masih ditemukan banyak bubuk petasan aktif, petasan, dan bondet aktif, yang dikawatirkan membahayakan dan bisa meledak setiap saat. Setelah diselidiki secara menyeluruh, selain bubuk petasan dan petasan aktif yang berjumlah sekitar 10 bungkus, juga ditemukan rokok dan korek api gas di titik pusat ledakan di atas teras rumah. ”Semua barang bukti sudah kami sita untuk diteliti. Hal ini bertujuan menyelidiki penyebab terjadinya ledakan,” katanya.

Dia belum bisa memastikan penyebab utama dari ledakan ini. Ada beberapa dugaan penyebab ledakan, di antaranya suhu udara panas di bagian atas teras, adanya kesalahan yang dilakukan pelaku saat mengisi bubuk petasan ke dalam petasan, dan bisa juga dipicu rokok milik pelaku. Akibat ulahnya tersebut, Samperi bisa dijerat dengan Undang-Undang darurat No 12/1951.

Ancaman hukumannya mencapai 20 tahun dan maksimal seumur hidup. ”Kami masih melakukan penyelidikan dan pasti akan meminta keterangan semua pihak, termasuk pelaku yang kondisinya mengalami luka bakar serius hingga di atas 60%,” ujar Wahyu.

Yuswantoro
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9089 seconds (0.1#10.140)