JOB PPEJ Sulit Naikkan Produksi di Sukowati
A
A
A
BOJONEGORO - Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB PPEJ) kesulitan menaikkan produksi minyak mentah dari Lapangan Sukowati di Bojonegoro.
Sebab, sejumlah sumur di lapangan ini telah mengalami penurunan produksi secara alamiah. Sumur minyak di Lapangan Sukowati, Bojonegoro, berjumlah 68 sumur. Namun, hanya 36 sumur yang masih berproduksi, sedangkan sisanya 32 sumur sudah berkurang, bahkan tidak berproduksi sama sekali. Akibatnya, target produksi minyak mentah yang semula 27.000 barel hanya bisa terpenuhi 23.500 barel per hari.
Menurut Field Manager JOB PPEJ Junizar Dipodiwirjo, naiknya kadar air dalam proses pengeboran juga ikut menyulitkan peningkatan produksi. ”Ada penurunan produksi secara alamiah. Gambarannya dari sebelumnya kadar air 0% kini naik menjadi 38% dalam pengeboran,” ujarnya.
Untuk meningkatkan produksi, beberapa upaya dilakukan, di antaranya merawat sumur kering atau yang cadangan minyaknya sudah mulai berkurang di Lapangan Sukowati maupun di Lapangan Mudi, Tuban. Selain itu, melakukan penggantian pompa-pompa, memperbaiki semen di dasar sumur agar tidak ada air yang masuk, dan menambah sumur-sumur baru.
Pada 2015, target produksi diperkirakan lebih rendah daripada tahun 2014, mengingat pengembangan sumur-sumur baru belum berproduksi. ”Seperti diketahui, di Lapangan Sukowati banyak sumur yang sudah tidak ada sehingga melakukan pengeboran di pinggir. Memang jumlah minyaknya tidak sebanyak sebelumnya. Sebelumnya sampai 3.000 barel per hari, tetapi sekarang hanya sekitar 400-600 barel per hari,” ujarnya.
Sebelumnya JOB PPEJ juga berencana mengebor minyak mentah yang berada di bawah Alun-alun Bojonegoro dan Gedung Pemkab Bojonegoro. Sesuai rencana, pengeboran dilakukan secara miring atau menyilang. Titik pengeboran akan dipusatkan di Jalan Veteran, Kota Bojonegoro.
Jarak antara titik pengeboran minyak ini dengan kawasan Alun-alun Bojonegoro dan Pendapa Pemkab Bojonegoro sekitar 3-4 km. Lokasi titik pengeboran minyak ini berada di daerah pinggiran Kota Bojonegoro, tetapi akan menyedot minyak yang berada di tengah Kota Bojonegoro.
Namun, rencana pengembangan lapangan migas Sukowati Pad C dan Pad D hingga kini masih dalam kajian. Sesuai rencana, titik lokasi pengeboran di kawasan Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, itu memerlukan lahan seluas 6 hektare.
Sementara, lahan sabuk pengaman (buffer zone)memerlukan lahan seluas sekitar 10 hektare. Untuk lahan sabuk pengaman ini, diperkirakan tidak akan mengubah kondisi lingkungan sebelumnya.
Muhammad Roqib
Sebab, sejumlah sumur di lapangan ini telah mengalami penurunan produksi secara alamiah. Sumur minyak di Lapangan Sukowati, Bojonegoro, berjumlah 68 sumur. Namun, hanya 36 sumur yang masih berproduksi, sedangkan sisanya 32 sumur sudah berkurang, bahkan tidak berproduksi sama sekali. Akibatnya, target produksi minyak mentah yang semula 27.000 barel hanya bisa terpenuhi 23.500 barel per hari.
Menurut Field Manager JOB PPEJ Junizar Dipodiwirjo, naiknya kadar air dalam proses pengeboran juga ikut menyulitkan peningkatan produksi. ”Ada penurunan produksi secara alamiah. Gambarannya dari sebelumnya kadar air 0% kini naik menjadi 38% dalam pengeboran,” ujarnya.
Untuk meningkatkan produksi, beberapa upaya dilakukan, di antaranya merawat sumur kering atau yang cadangan minyaknya sudah mulai berkurang di Lapangan Sukowati maupun di Lapangan Mudi, Tuban. Selain itu, melakukan penggantian pompa-pompa, memperbaiki semen di dasar sumur agar tidak ada air yang masuk, dan menambah sumur-sumur baru.
Pada 2015, target produksi diperkirakan lebih rendah daripada tahun 2014, mengingat pengembangan sumur-sumur baru belum berproduksi. ”Seperti diketahui, di Lapangan Sukowati banyak sumur yang sudah tidak ada sehingga melakukan pengeboran di pinggir. Memang jumlah minyaknya tidak sebanyak sebelumnya. Sebelumnya sampai 3.000 barel per hari, tetapi sekarang hanya sekitar 400-600 barel per hari,” ujarnya.
Sebelumnya JOB PPEJ juga berencana mengebor minyak mentah yang berada di bawah Alun-alun Bojonegoro dan Gedung Pemkab Bojonegoro. Sesuai rencana, pengeboran dilakukan secara miring atau menyilang. Titik pengeboran akan dipusatkan di Jalan Veteran, Kota Bojonegoro.
Jarak antara titik pengeboran minyak ini dengan kawasan Alun-alun Bojonegoro dan Pendapa Pemkab Bojonegoro sekitar 3-4 km. Lokasi titik pengeboran minyak ini berada di daerah pinggiran Kota Bojonegoro, tetapi akan menyedot minyak yang berada di tengah Kota Bojonegoro.
Namun, rencana pengembangan lapangan migas Sukowati Pad C dan Pad D hingga kini masih dalam kajian. Sesuai rencana, titik lokasi pengeboran di kawasan Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, itu memerlukan lahan seluas 6 hektare.
Sementara, lahan sabuk pengaman (buffer zone)memerlukan lahan seluas sekitar 10 hektare. Untuk lahan sabuk pengaman ini, diperkirakan tidak akan mengubah kondisi lingkungan sebelumnya.
Muhammad Roqib
(ftr)