Banjir Sapu Jember-Bojonegoro
A
A
A
BOJONEGORO - Hujan lebat di sebagian besar wilayah Jawa Timur pada Sabtu (27/12), menyebabkan banjir di Kabupaten Bojonegoro dan Jember. Ratusan rumah dan puluhan hektare sawah terendam.
Banjir selama tiga jam yang mengguyur wilayah Kabupaten Bojonegoro menyebabkan sungai- sungai anak Bengawan Solo meluap. Akibatnya, banjir bandang menerjang wilayah Kecamatan Dander yang menggenangi 212 rumah di Desa Dander, 5 hektare padi rusak, dan satu bangunan SD Negeri IV Dander. Banjir juga terjadi di Desa Sendangrejo, merendam 125 rumah warga, 15 hektare persawahan, 2 sekolah, dan musala.
Di Desa Ngumpakdalem, banjir menyebabkan 25 rumah warga terendam serta 4 hektare ladang cabai terendam. Di Desa Sumberarum mengakibatkan 420 rumah warga terendam. Tak hanya itu, luapan pun air menggenangi Jalan Raya Bojonegoro- Nganjuk, tepatnya di perempatan Pasar Desa Ngumpakdalem setinggi 30 sentimeter.
Antrean panjang kendaraan pun tak terhindarkan. Seluruh kendaraan baik roda empat dan roda dua yang melintas harus melaju perlahan. Menurut Joni, 45, warga Desa Ngumpakdalem, banjir terjadi akibat sungai yang tidak mampu menampung air kiriman dari wilayah selatan Bojonegoro. “Banjir seperti ini selalu terjadi jika terjadi hujan lebat di wilayah selatan Bojonegoro. Air dari daerah perbukitan turun masuk ke sungai-sungai dan akhirnya meluber,” ujarnya.
Banjir bandang juga menerjang Desa Pacul, Kecamatan Dander. Banjir setinggi lutut menggenangi kawasan perumahan Pacul Permai dan permukiman warga. Sedikitnya ada 650 rumah warga di Desa Pacul terendam banjir.
Menurut Kepala Desa Pacul, Muhaimin, meski dilanda banjir hingga kini belum ada warga yang mengungsi. Warga, kata dia, hanya memindahkan barang- barang berharga ke tempat lebih tinggi serta mengungsikan hewan ternak. “Setiap musim hujan daerah ini sering dilanda banjir. Air banjir berasal dari luapan sungai di dekat permukiman warga,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Andik Sudjarwo mengatakan, warga di daerah rawan banjir telah diimbau agar lebih waspada menghadapi kemungkinan banjir hingga Januari 2015.
Meski begitu, dia memastikan petugas tanggap bencana telah disiapkan hingga di tingkat desa. Setiap desa disiagakan 30 petugas yang membantu warga. “Petugas tanggap darurat bencana di desa ini yang akan bertindak cepat membantu korban banjir. Selanjutnya akan dibantu petugas tanggap darurat bencana dari kabupaten,” ujarnya.
Landa Dua Kecamatan
Banjir di Jember melanda dua kecamatan, yaitu Kecamatan Semboro dan Sumberbaru. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo mengatakan, data terakhir BPBD Jember menyebutkan korban banjir di Desa Pondok Joyo dan Pondok Jeruk di Kecamatan Semboro mencapai 487 kepala keluarga (KK), sedangkan di Desa Sumberagung Kecamatan Sumberbaru sebanyak 30 KK.
“Ketinggian air bervariasi sekitar 50-80 cm, namun air sudah surut di Kecamatan Semboro, sedangkan di Sumberbaru masih menggenang hingga ketinggian 75 cm,” ujarnya. Ratusan warga di Semboro, lanjut dia, sempat mengungsi di masjid dan Balai Desa Pondok Joyo, Sabtu (27/12) malam, tapi Minggu pagi, mereka kembali ke rumah masing-masing. “Sekitar pukul 06.00 WIB, air di Desa Pondok Joyo sudah surut, sehingga warga mulai membersihkan rumahnya masing-masing,” katanya.
Banjir di Desa Pondok Joyo disebabkan meluapnya Sungai Tanggul karena hujan deras mengguyur selama beberapa jam sejak Sabtu (27/12) malam di wilayah itu. Kepala UPT Pengairan Kencong, Susmiadi mengatakan, Dam Pondok Waluh sudah mencapai 3,5 meter pada Sabtu (27/12) malam.
Dipastikan air ditangkis kanan Sungai Tanggul paling hilir sepanjang 400 meter akan meluber karena hujan cukup deras, tapi kemungkinan terburuk bisa jebol.
Muhammad Roqib/ P Juliatmoko/ant
Banjir selama tiga jam yang mengguyur wilayah Kabupaten Bojonegoro menyebabkan sungai- sungai anak Bengawan Solo meluap. Akibatnya, banjir bandang menerjang wilayah Kecamatan Dander yang menggenangi 212 rumah di Desa Dander, 5 hektare padi rusak, dan satu bangunan SD Negeri IV Dander. Banjir juga terjadi di Desa Sendangrejo, merendam 125 rumah warga, 15 hektare persawahan, 2 sekolah, dan musala.
Di Desa Ngumpakdalem, banjir menyebabkan 25 rumah warga terendam serta 4 hektare ladang cabai terendam. Di Desa Sumberarum mengakibatkan 420 rumah warga terendam. Tak hanya itu, luapan pun air menggenangi Jalan Raya Bojonegoro- Nganjuk, tepatnya di perempatan Pasar Desa Ngumpakdalem setinggi 30 sentimeter.
Antrean panjang kendaraan pun tak terhindarkan. Seluruh kendaraan baik roda empat dan roda dua yang melintas harus melaju perlahan. Menurut Joni, 45, warga Desa Ngumpakdalem, banjir terjadi akibat sungai yang tidak mampu menampung air kiriman dari wilayah selatan Bojonegoro. “Banjir seperti ini selalu terjadi jika terjadi hujan lebat di wilayah selatan Bojonegoro. Air dari daerah perbukitan turun masuk ke sungai-sungai dan akhirnya meluber,” ujarnya.
Banjir bandang juga menerjang Desa Pacul, Kecamatan Dander. Banjir setinggi lutut menggenangi kawasan perumahan Pacul Permai dan permukiman warga. Sedikitnya ada 650 rumah warga di Desa Pacul terendam banjir.
Menurut Kepala Desa Pacul, Muhaimin, meski dilanda banjir hingga kini belum ada warga yang mengungsi. Warga, kata dia, hanya memindahkan barang- barang berharga ke tempat lebih tinggi serta mengungsikan hewan ternak. “Setiap musim hujan daerah ini sering dilanda banjir. Air banjir berasal dari luapan sungai di dekat permukiman warga,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Andik Sudjarwo mengatakan, warga di daerah rawan banjir telah diimbau agar lebih waspada menghadapi kemungkinan banjir hingga Januari 2015.
Meski begitu, dia memastikan petugas tanggap bencana telah disiapkan hingga di tingkat desa. Setiap desa disiagakan 30 petugas yang membantu warga. “Petugas tanggap darurat bencana di desa ini yang akan bertindak cepat membantu korban banjir. Selanjutnya akan dibantu petugas tanggap darurat bencana dari kabupaten,” ujarnya.
Landa Dua Kecamatan
Banjir di Jember melanda dua kecamatan, yaitu Kecamatan Semboro dan Sumberbaru. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo mengatakan, data terakhir BPBD Jember menyebutkan korban banjir di Desa Pondok Joyo dan Pondok Jeruk di Kecamatan Semboro mencapai 487 kepala keluarga (KK), sedangkan di Desa Sumberagung Kecamatan Sumberbaru sebanyak 30 KK.
“Ketinggian air bervariasi sekitar 50-80 cm, namun air sudah surut di Kecamatan Semboro, sedangkan di Sumberbaru masih menggenang hingga ketinggian 75 cm,” ujarnya. Ratusan warga di Semboro, lanjut dia, sempat mengungsi di masjid dan Balai Desa Pondok Joyo, Sabtu (27/12) malam, tapi Minggu pagi, mereka kembali ke rumah masing-masing. “Sekitar pukul 06.00 WIB, air di Desa Pondok Joyo sudah surut, sehingga warga mulai membersihkan rumahnya masing-masing,” katanya.
Banjir di Desa Pondok Joyo disebabkan meluapnya Sungai Tanggul karena hujan deras mengguyur selama beberapa jam sejak Sabtu (27/12) malam di wilayah itu. Kepala UPT Pengairan Kencong, Susmiadi mengatakan, Dam Pondok Waluh sudah mencapai 3,5 meter pada Sabtu (27/12) malam.
Dipastikan air ditangkis kanan Sungai Tanggul paling hilir sepanjang 400 meter akan meluber karena hujan cukup deras, tapi kemungkinan terburuk bisa jebol.
Muhammad Roqib/ P Juliatmoko/ant
(ftr)