Wisatawan Membeludak, Batu Macet Panjang
A
A
A
BATU - Kondisi ini membuat kemacetan panjang di Kota Batu. Laju kendaraan mulai dari pertigaan Jalan Raya Ir Soekarno, Desa Mojorejo, berjalan merayap.
Beberapa petugas Polres Batu tampak sibuk mengarahkan para wisatawan ke beberapa jalur alternatif. “Puncak keramaian kunjungan wisatawan kami perkirakan terjadi 30 Desember. Sampai 1-2 Januari tahun depan, saran kami pengguna jalan mematuhi petunjuk petugas dan rambu-rambu lalu lintas agar terhindar dari kecelakaan dan kemacetan,” ujar Kepala Bagian Operasional (KabagOps) Polresta Batu, Kompol Darmono, kemarin.
Darmono menjelaskan, kendaraan yang masuk ke Kota Batu terdiri dari 6.120 unit roda dua, 6.240 unit roda empat, dan bus pariwisatanya mencapai 900 unit. Sementara jumlah kendaraan keluar Kota Batu waktu sore mencapai 4.980 unit roda dua, 3.540 unit roda empat, serta 760 unit bus pariwisata.
Kemacetan mulai terjadi sekitar pukul 10.00 WIB karena kondisi jalanan menanjak membuat kendaraan wisatawan berjalan merayap. Bau menyengat dari kampas kopling kendaraan tercium dari pinggiran jalan. Wisatawan jarang menggunakan jalan alternatif mulai dari pertigaan Krematorium Junrejo tembus BNS di Desa Oro Oro Ombo. “Wisatawan mungkin ragu bila diarahkan ke jalur alternatif. Padahal kondisi jalan alternatif sudah bagus dan tidak membahayakan,” kata Darmono.
Wakil Ketua DPRD Kota Batu Haridana Wahyono mendesak pemerintah agar segera memanfaatkan jalan lintas barat (jalibar). Termasuk segera menyiapkan rest area di wilayah Kota Batu.
“Tambah tahun jumlah kendaraan wisatawan yang masuk ke Kota Batu tambah banyak. Luas jalan tetap tidak bertambah. Akhirnya menyebabkan kemacetan seperti ini. Rest area perlu segera diwujudkan untuk mengurangi kemacetan,” kata Haridana.
Maman Adi Saputro
Beberapa petugas Polres Batu tampak sibuk mengarahkan para wisatawan ke beberapa jalur alternatif. “Puncak keramaian kunjungan wisatawan kami perkirakan terjadi 30 Desember. Sampai 1-2 Januari tahun depan, saran kami pengguna jalan mematuhi petunjuk petugas dan rambu-rambu lalu lintas agar terhindar dari kecelakaan dan kemacetan,” ujar Kepala Bagian Operasional (KabagOps) Polresta Batu, Kompol Darmono, kemarin.
Darmono menjelaskan, kendaraan yang masuk ke Kota Batu terdiri dari 6.120 unit roda dua, 6.240 unit roda empat, dan bus pariwisatanya mencapai 900 unit. Sementara jumlah kendaraan keluar Kota Batu waktu sore mencapai 4.980 unit roda dua, 3.540 unit roda empat, serta 760 unit bus pariwisata.
Kemacetan mulai terjadi sekitar pukul 10.00 WIB karena kondisi jalanan menanjak membuat kendaraan wisatawan berjalan merayap. Bau menyengat dari kampas kopling kendaraan tercium dari pinggiran jalan. Wisatawan jarang menggunakan jalan alternatif mulai dari pertigaan Krematorium Junrejo tembus BNS di Desa Oro Oro Ombo. “Wisatawan mungkin ragu bila diarahkan ke jalur alternatif. Padahal kondisi jalan alternatif sudah bagus dan tidak membahayakan,” kata Darmono.
Wakil Ketua DPRD Kota Batu Haridana Wahyono mendesak pemerintah agar segera memanfaatkan jalan lintas barat (jalibar). Termasuk segera menyiapkan rest area di wilayah Kota Batu.
“Tambah tahun jumlah kendaraan wisatawan yang masuk ke Kota Batu tambah banyak. Luas jalan tetap tidak bertambah. Akhirnya menyebabkan kemacetan seperti ini. Rest area perlu segera diwujudkan untuk mengurangi kemacetan,” kata Haridana.
Maman Adi Saputro
(ftr)