Keputusan Aneh Persik

Sabtu, 27 Desember 2014 - 13:01 WIB
Keputusan Aneh Persik
Keputusan Aneh Persik
A A A
KEDIRI - Berada di situasi tim yang masih muram, Persik Kediri akhirnya menunjuk Agus Yuwono sebagai pelatih. Sosok yang musim lalu gagal menangani Persegres Gresik United sudah tidak asing lagi bagi publik bola Kota Kediri.

Agus pernah bekerja di Stadion Brawijaya pada 2010 dan saat itulah Persik terdegradasi ke Divisi Utama. Kini pelatih asal Malang tersebut kembali ke Kota Tahu dengan situasi kurang menguntungkan. Agus harus mendapati tim Persik krisis segala bidang dan ditinggal pemain-pemain terbaik musim kemarin. Bahkan, hingga akhir Desember ini hanya segelintir pemain yang benar-benar layak untuk Indonesia Super League (ISL).

Pelatih yang juga pernah membawa Persidafon Dafonsoro terdegradasi ini sudah berada di Kediri dan memantau latihan Persik. Tugas awal yang dibebankan kepada dia adalah membawa Macan Putihberlaga di turnamen Piala Gubernur Jawa Timur. ”Persik harus sudah mulai menyiapkan tim. Kami di jajaran manajemen memercayai Agus Yuwono untuk menyusun kekuatan baru. Tahap awal tentu saja perekrutan pemain dan ikut Piala Gubernur,” kata Ketua Umum Persik Barnadi.

Khusus untuk Piala Gubernur, rencananya Persik ditunjuk sebagai salah satu tuan rumah. Agus Yuwono mungkin cukup mengoptimalkan pemain yang ada, yakni gabungan antara pemain lama yang bertahan dan pemain muda U-21. Agus bakal dibantu empat asisten pelatih yang notabene eks pemain Persik, yakni Musikan, Harianto, Wahyudi (pelatih kiper), dan Dwi Priyo Utomo.

Mereka sudah membawa tim berlatih pada pekan ini. Ditunjuknya Agus Yuwono sebagai pelatih di Persik sebenarnya bukan kejutan. Agus kebetulan termasuk pelatih yang belum memiliki pekerjaan setelah sempat gagal menangani Arema Cronus U-21 di pentas ISL U-21 2014.

Pelatih yang mengawali karier kepelatihannya di Persema Malang ini termasuk pelatih dengan rekor kurang begitu mentereng. Dua kali membawa timnya degradasi (Persik dan Persidafon), dipecat dari Persegres, serta gagal di level U-21 bersama Arema.

Penunjukan Agus memunculkan pesimisme di kalangan Persikmania, Persik. Mereka rata-rata kurang yakin Agus bisa menyiasati krisis di Persik dan membentuk kekuatan yang kompetitif di ISL. Apalagi, Persikmania masih belum melupakan timnya terdegradasi ketika dilatih Agus Yuwono.

Sementara Persebaya masih dipusingkan dengan perburuan pemain. Pelatih Persebaya Ibnu Grahan mengatakan, Persebaya sudah memiliki cukup stok pemain tipikal playmakerataupun gelandang serang. ”Kalau melihat komposisi pemain yang sekarang ada, banyak pemain kami yang bisa menjalankan peran playmaker,” ujarnya.

Dari 25 pemain yang sudah terikat kontrak ataupun prakontrak dengan Persebaya, tercatat sedikitnya ada empat pemain yang bisa menjalankan tugas sebagai pengatur alur permainan, dari Slamet Nur Cahyono, Evan Dimas, Fandi Eko Utomo, hingga Bima Ragil.

Dari empat pemain ini, dua di antaranya lebih punya jam terbang di pentas Indonesia Super League, terutama Slamet Nur Cahyo yang musim lalu memperkuat Persepam Madura United. Pemain asli jebolan Persebaya ini juga sudah malang melintang di beberapa klub, seperti PSS Sleman.

Sementara Fandi Utomo, musim lalu sering duduk di bangku cadangan karena perannya sebagai jenderal lapangan tengah karena pelatih lama Rahmad Darmawan lebih percaya pada pemain asing mulai Patrice Nzeko hingga Issac Pupo.

Rachmad Tomy/ Kukuh Setyawan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5010 seconds (0.1#10.140)