Kenduri Akbar dalam Festival Ngarak Ancak
A
A
A
BANYUWANGI - Ngarak Ancak, tradisi khas masyarakat pedesaan Banyuwangi, naik kelas. Ngarak Ancak kini menjadi salah satu wisata budaya andalan Kabupaten Banyuwangi untuk menarik wisatawan.
Kemarin untuk pertama kalinya, Festival Ngarak Ancak digelar di kabupaten paling timur Pulau Jawa ini. Sore kemarin sebanyak 1.771 ancak (talam atau nampan berisi makanan persembahan) dibawa ribuan warga (diarak) melewati jalan protokol Banyuwangi.
Dengan mengenakan pakaian khas Banyuwangi, pria berbaju serbahitam dan perempuan berkebaya khas Using membawa nampan dari pelepah pisang berisinasidan lauk pauk. Ancak-ancak kemudian diletakkan di depan kantor Pemkab Banyuwangi untuk disantap bersama. Ancak pun diletakkan berjajar dalam lima baris sepanjang 300 meter. Warga yang turut hadir spontan duduk mengitari ancak- ancak di hadapan mereka.
Seusai melantunkan doa bersama, warga pun serentak menyantap hidangan di atas ancak di depan mereka. Suasana pun menjadi ramai dan riuh saat warga saling berbagi nasi dan lauk, tak ubahnya pemandangan dalam sebuah kenduri akbar. Festival Ngarak 1.771 Ancak adalah bagian dari Banyuwangi Festival yang digelar kali pertama untuk memperingati Hari Jadi Banyuwangi ke 243.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan, festival ini digelar sebagai bentuk rasa syukur atas berdirinya Banyuwangi sejak 1771. Selain itu, Festival Ngarak Ancak diselenggarakan untuk memperkenalkan tradisi lokal masyarakat Banyuwangi.
“Angka 1771 merupakan simbolis tahun kelahiran Banyuwangi. Ini juga sebagai wujud kebersamaan dan kegotongroyongan seluruh rakyat. Coba lihat, semua warga duduk bareng dan menikmati ancak. Guyub sekali,” kata Anas.
Masdarul kh
Kemarin untuk pertama kalinya, Festival Ngarak Ancak digelar di kabupaten paling timur Pulau Jawa ini. Sore kemarin sebanyak 1.771 ancak (talam atau nampan berisi makanan persembahan) dibawa ribuan warga (diarak) melewati jalan protokol Banyuwangi.
Dengan mengenakan pakaian khas Banyuwangi, pria berbaju serbahitam dan perempuan berkebaya khas Using membawa nampan dari pelepah pisang berisinasidan lauk pauk. Ancak-ancak kemudian diletakkan di depan kantor Pemkab Banyuwangi untuk disantap bersama. Ancak pun diletakkan berjajar dalam lima baris sepanjang 300 meter. Warga yang turut hadir spontan duduk mengitari ancak- ancak di hadapan mereka.
Seusai melantunkan doa bersama, warga pun serentak menyantap hidangan di atas ancak di depan mereka. Suasana pun menjadi ramai dan riuh saat warga saling berbagi nasi dan lauk, tak ubahnya pemandangan dalam sebuah kenduri akbar. Festival Ngarak 1.771 Ancak adalah bagian dari Banyuwangi Festival yang digelar kali pertama untuk memperingati Hari Jadi Banyuwangi ke 243.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan, festival ini digelar sebagai bentuk rasa syukur atas berdirinya Banyuwangi sejak 1771. Selain itu, Festival Ngarak Ancak diselenggarakan untuk memperkenalkan tradisi lokal masyarakat Banyuwangi.
“Angka 1771 merupakan simbolis tahun kelahiran Banyuwangi. Ini juga sebagai wujud kebersamaan dan kegotongroyongan seluruh rakyat. Coba lihat, semua warga duduk bareng dan menikmati ancak. Guyub sekali,” kata Anas.
Masdarul kh
(ars)