KRI Bung Tomo dan Usman-Harun Perkuat Koarmatim
A
A
A
SURABAYA - Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Jangan sekali-kali melupakan sejarah (jasmerah).
Dua prinsip ini yang diugemi pemerintah. Melalui Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), pemerintah mengapresiasi kepahlawanan Bung Tomo, Usman Janatin bin H Ali Hasan, dan Tohir bin Said (Harun). Nama ketiga pahlawan nasional itu disematkan untuk dua kapal baru yang menambah kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL.
KRI Bung Tomo-357 dan KRI Usman Harun-359 adalah dua kapal baru jenis multirole light frigate ( MRLF). Dua KRI tersebut datang bertahap bersama KRI Jhon Lie- 358 sejak September–Oktober 2014. Bahkan, ketiganya sempat ikut demonstrasi pada puncak peringatan HUT ke-69 TNI di Surabaya, 7 Oktober 2014. Namun, keberadaan tiga KRI ini diresmikan terpisah di dua lokasi serta waktu yang berbeda.
”Hari ini (kemarin) secara resmi saya kukuhkan dua dari tiga KRI MRLF, Bung Tomo dan Usman Harun. Pengukuhan ini menjadi tradisi,” urai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, kemarin.
Bung Tomo lahir di Blauran, Surabaya. Ini yang membuat pengukuhan KRI Bung Tomo dilakukan di Surabaya, sedangkan Harun asli Bawean, Jatim. Sementara, Usman lahir di Purbalingga, Jateng. Surabaya menjadi tempat pengukuhan karena Bawean dan Purbalingga dinilai dekat dengan Kota Pahlawan. Karena Usman asal Jateng, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kemarin juga datang. ”Pengukuhan KRI John Lie akan dilaksanakan di Bitung Manado, Sulawesi Utara,” ucap KSAL.
Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang dijadwalkan menghadiri pengukuhan KRI Jhon Lie akhir Desember ini. ”Ini tradisi bersifat universal apabila sebuah kapal dikukuhkan,” kata jenderal bintang empat asal Surabaya ini.
Tiga KRI buatan British Aero System Inggris ini sudah diresmikan di Inggris sebelum bertolak ke Indonesia dan kemarin dikukuhkan memperkuat jajaran Koarmatim. ”KRI Bung Tomo, Usman Harun akan ada (home base) di Armatim. Bukan saja untuk mendukung Armatim, melainkan juga menjaga NKRI,” tandas KSAL.
Ketiga kapal baru itu masing- masing memiliki anak buah kapal (ABK) 85 prajurit. Rinciannya, 17 perwira, 40 bintara, dan 28 tamtama. Tiga kapal ini merupakan kapal patroli lepas pantai jenis korvet. Keberadaannya untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum atau minimum essensial force (MEF).
Tiga KRI ini akan memperkuat alutsista TNI AL, termasuk mengantisipasi masuknya kapal asing pencuri ikan. ”AL memiliki tiga peran, trinitas,” kata Marsetio. Peran pertama, Militer, terkait konteks penegakan kedaulatan. Peran penegakan hukum serta peran diplomasi di bawah PBB.
Soeprayitno
Dua prinsip ini yang diugemi pemerintah. Melalui Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), pemerintah mengapresiasi kepahlawanan Bung Tomo, Usman Janatin bin H Ali Hasan, dan Tohir bin Said (Harun). Nama ketiga pahlawan nasional itu disematkan untuk dua kapal baru yang menambah kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL.
KRI Bung Tomo-357 dan KRI Usman Harun-359 adalah dua kapal baru jenis multirole light frigate ( MRLF). Dua KRI tersebut datang bertahap bersama KRI Jhon Lie- 358 sejak September–Oktober 2014. Bahkan, ketiganya sempat ikut demonstrasi pada puncak peringatan HUT ke-69 TNI di Surabaya, 7 Oktober 2014. Namun, keberadaan tiga KRI ini diresmikan terpisah di dua lokasi serta waktu yang berbeda.
”Hari ini (kemarin) secara resmi saya kukuhkan dua dari tiga KRI MRLF, Bung Tomo dan Usman Harun. Pengukuhan ini menjadi tradisi,” urai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, kemarin.
Bung Tomo lahir di Blauran, Surabaya. Ini yang membuat pengukuhan KRI Bung Tomo dilakukan di Surabaya, sedangkan Harun asli Bawean, Jatim. Sementara, Usman lahir di Purbalingga, Jateng. Surabaya menjadi tempat pengukuhan karena Bawean dan Purbalingga dinilai dekat dengan Kota Pahlawan. Karena Usman asal Jateng, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kemarin juga datang. ”Pengukuhan KRI John Lie akan dilaksanakan di Bitung Manado, Sulawesi Utara,” ucap KSAL.
Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang dijadwalkan menghadiri pengukuhan KRI Jhon Lie akhir Desember ini. ”Ini tradisi bersifat universal apabila sebuah kapal dikukuhkan,” kata jenderal bintang empat asal Surabaya ini.
Tiga KRI buatan British Aero System Inggris ini sudah diresmikan di Inggris sebelum bertolak ke Indonesia dan kemarin dikukuhkan memperkuat jajaran Koarmatim. ”KRI Bung Tomo, Usman Harun akan ada (home base) di Armatim. Bukan saja untuk mendukung Armatim, melainkan juga menjaga NKRI,” tandas KSAL.
Ketiga kapal baru itu masing- masing memiliki anak buah kapal (ABK) 85 prajurit. Rinciannya, 17 perwira, 40 bintara, dan 28 tamtama. Tiga kapal ini merupakan kapal patroli lepas pantai jenis korvet. Keberadaannya untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum atau minimum essensial force (MEF).
Tiga KRI ini akan memperkuat alutsista TNI AL, termasuk mengantisipasi masuknya kapal asing pencuri ikan. ”AL memiliki tiga peran, trinitas,” kata Marsetio. Peran pertama, Militer, terkait konteks penegakan kedaulatan. Peran penegakan hukum serta peran diplomasi di bawah PBB.
Soeprayitno
(ftr)