Demo Meluas, Bentrok Polisi-Mahasiswa di Mana-mana
A
A
A
MOJOKERTO - Unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM meluas. Para mahasiswa dan aktivis pergerakan turun ke jalan menyuarakan desakan agar harga baru BBM bersubsidi yang ditetapkan pemerintah dua hari lalu.
Selain berorasi dan menyajikan berbagai teatrikal akibat naiknya harga BBM, massa demonstran juga memblokade jalan, menyandera SPBU, serta truk tangki pengangkut BBM Pertamina. Hal itu dilakukan para aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Mojokerto. Mereka menyandera mobil tangki pengangkut BBM yang melintas di Jalan Raya By Pass, siang kemarin.
Mereka langsung menaiki truk dan berorasi di atas badan tangki. Tak pelak, situasi ini menyebabkan kemacetan. Polisi yang merasa kecolongan sempat dibuat kebingungan. Mahasiswa memaksa pengemudi truk untuk berbalik arah menuju SPBU berjarak sekitar 300 meter dari simpang empat. Aksi mahasiswa ini rupanya membuat aparat kepolisian bertindak represif. Sekitar 15 menit terjadi ketegangan antara mahasiswa dengan polisi di tengah jalan.
Mahasiswa dan polisi pun saling pukul. Mahasiswa marah saat beberapa dua orang peserta aksi diamankan polisi. Namun polisi melepaskan kembali mahasiswa itu setelah ada perlawanan dari pengunjuk rasa. Setelah ketegangan mereda, mahasiswa mendesak menuju SPBU dan berupaya menyegel, tapi mereka sekali lagi dihadang polisi.
Polisi akhirnya bersedia memberi kesempatan kepada mahasiswa memasang spanduk penolakan kenaikan harga BBM di salah satu sudut SPBU. Ketua Umum PC PMII Mojokerto Arif mengatakan, langkah Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 dinilainya tak tepat lantaran harga minyak mentah dunia saat ini turun. Ada langkah lain yang bisa diambil pemerintah mengurangi pembengkakan subsidi BBM. “Kalau mau, berantas mafia migas dan mafia di Pertamina. Jangan menaikkan harga BBM yang semakin menyengsarakan masyarakat,” katanya.
Gelombang penolakan atas kenaikan harga BBM menggelora di Pulau Madura. Aksi yang mayoritas dilakukan mahasiswa itu hampir rata terjadi di 4 kabupaten mulai dari ujung timur sampai barat Pulau Madura. Di Kabupaten Bangkalan, aksi penolakan kenaikan BBM dilakukan oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Puluhan mahasiswa memblokade Jalan Soekarno-Hatta.
“Menaikkan harga BBM merupakan keputusan yang menyengsarakan rakyat. Keputusan itu harus dicabut,” kata koorlap aksi GMNI Cabang Bangkalan, Ahmad Wahidi, dalam orasinya. Seusai orasi dan bakar ban bekas di depan PSBU Jalan Soekarno- Hatta, aksi yang sama juga dilakukan gabungan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamekasan dan Sampang. Mahasiswa melakukan orasi bergantian dengan memblokade jalan provinsi, tepatnya di pertigaan depan Terminal Ceguk Pamekasan.
Tidak hanya aksi blokade, mahasiswa juga sempat membajak bus tangki Pertamina yang bermuatan BBM sambil melakukan orasi di atas tangki menolak keputusan pemerintah menaikkan harga BBM jenis premium dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 per liter. “Apa pun alasannya, menaikkan BBM adalah menyengsarakan rakyat, karena akan dibarengi dengan kenaikan harga-harga sembako di masyarakat,” ujar korlap aksi PMII Cabang Pamekasan, Musyfiqul Khair.
Tidak ketinggalan, PMII Cabang Sumenep juga menggelar unjuk rasa. Mereka berjalan keliling kota sepanjang tiga kilometer mengajak masyarakat ikut menolak kebijakan Jokowi- JK. “Tolak kenaikan BBM, turunkan Jokowi-JK karena tidak pro-kepentingan rakyat,” kata Zainullah, salah satu demonstran. Di Surabaya, massa PMII bentrok dengan polisi saat berunjuk rasa di depan Kantor Pertamina Regional V, Jalan Jagir, Wonokromo, Surabaya.
Mahasiswa yang ingin masuk ke kompleks kantor Pertamina dihadang satpam dan polisi sehingga aksi saling dorong pun terjadi. Kawat berduri yang terpasang di depan pintu masuk gedung diseret dan dirusak demonstran. Polisi sempat menyeret beberapa mahasiswa ke jalan dan dihajar hingga babak belur. Tak terima rekannya dipukul, mahasiswa balik menyerang polisi. Bentrokan mereda setelah manajemen PT Pertamina bersedia bertemu para demonstran.
Sementara di Malang, massa HMI dan PMII se-Kota Malang mengepung terminal BBM di Jalan Halmahera. Aksi mahasiswa dari kedua organisasi itu mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian mulai dari stadion luar Gajayana hingga terminal BBM. Puluhan mahasiswa tersebut berjalan kaki sekitar lima kilometer dari stadion menuju lokasi unjuk rasa di Jalan Halmahera.
Ketua Umum PC PMII Malang Habiburrahman mengatakan, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan kebijakan salah, sebab harga minyak dunia sekarang turun. “Malaysia menurunkan harga BBM karena harga minyak dunia turun, tetapi mengapa pemerintah Indonesia justru menaikkan harga BBM bersubsidi,” ujarnya.
Sleman-Makassar Rusuh
Aksi demonstrasi puluhan mahasiswa di simpang tiga Jalan Laksda Adi Sutjipto, dekat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, berakhir ricuh. Dimulai dengan aksi pelemparan ban bekas yang terbakar, demonstran terlibat bentrokan dengan aparat keamanan.
Dari pantauan di lokasi, demo sekitar pukul 15.00 WIB itu awalnya berjalan normal. Puluhan mahasiswa menggelar orasi di tengah jalan. Tiba-tiba hujan lebat turun, mengakibatkan mahasiswa menghentikan sementara aksinya. Sejumlah anggota polisi pun berteduh, termasuk Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin yang masuk ke sebuah pos polisi di tepi jalan itu. Entah siapa yang melakukan, mendadak sebuah ban bekas dalam kondisi terbakar dilemparkan ke arah pos polisi itu.
Sontak api berkobar besar. Polisi di dalam pos itu pun kocar-kacir. Api itu sempat membakar celana Kapolres. Perwira ini pun berguling-guling di tanah untuk memadamkan api itu. Kejadian ini menyulut emosi aparat keamanan. Mereka pun memukul mundur puluhan mahasiswa itu dengan menembakkan gas air mata dan semprotan air dari mobil water cannon.
”Kami sayangkan aksi anarkistis tersebut. Padahal kami sudah fasilitasi demo itu dengan baik. Arus lalu lintas juga kita alihkan,” kata Ihsan. Aksi bentrok berakhir sekitar 16.00 WIB. Meski demikian, puluhan mahasiswa melanjutkan aksinya hingga petang. Di Makassar, aksi blokade Jalan Sultan Alauddin, tepatnya depan Kampus Universitas Islam Muhammadiyah, memicu bentrokan. Warga yang tidak bisa mengakses jalan itu berupaya mengusir mahasiswa.
Aksi ini ternyata disambut dengan serangan. Aksi saling lempar batu, tembakan panah, dan senjata jenis pa’porotak terelakkan. Kejadian berlanjut hingga setengah jam. Satu sepeda motor milik warga dibakar mahasiswa.
Menjelang petang, situasi berangsur kondusif setelah aparat TNI turun tangan membubarkan aksi itu.
Tritus julan/Subairi/ Zaki zubaidi/ Yuswantoro/Ant
Selain berorasi dan menyajikan berbagai teatrikal akibat naiknya harga BBM, massa demonstran juga memblokade jalan, menyandera SPBU, serta truk tangki pengangkut BBM Pertamina. Hal itu dilakukan para aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Mojokerto. Mereka menyandera mobil tangki pengangkut BBM yang melintas di Jalan Raya By Pass, siang kemarin.
Mereka langsung menaiki truk dan berorasi di atas badan tangki. Tak pelak, situasi ini menyebabkan kemacetan. Polisi yang merasa kecolongan sempat dibuat kebingungan. Mahasiswa memaksa pengemudi truk untuk berbalik arah menuju SPBU berjarak sekitar 300 meter dari simpang empat. Aksi mahasiswa ini rupanya membuat aparat kepolisian bertindak represif. Sekitar 15 menit terjadi ketegangan antara mahasiswa dengan polisi di tengah jalan.
Mahasiswa dan polisi pun saling pukul. Mahasiswa marah saat beberapa dua orang peserta aksi diamankan polisi. Namun polisi melepaskan kembali mahasiswa itu setelah ada perlawanan dari pengunjuk rasa. Setelah ketegangan mereda, mahasiswa mendesak menuju SPBU dan berupaya menyegel, tapi mereka sekali lagi dihadang polisi.
Polisi akhirnya bersedia memberi kesempatan kepada mahasiswa memasang spanduk penolakan kenaikan harga BBM di salah satu sudut SPBU. Ketua Umum PC PMII Mojokerto Arif mengatakan, langkah Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 dinilainya tak tepat lantaran harga minyak mentah dunia saat ini turun. Ada langkah lain yang bisa diambil pemerintah mengurangi pembengkakan subsidi BBM. “Kalau mau, berantas mafia migas dan mafia di Pertamina. Jangan menaikkan harga BBM yang semakin menyengsarakan masyarakat,” katanya.
Gelombang penolakan atas kenaikan harga BBM menggelora di Pulau Madura. Aksi yang mayoritas dilakukan mahasiswa itu hampir rata terjadi di 4 kabupaten mulai dari ujung timur sampai barat Pulau Madura. Di Kabupaten Bangkalan, aksi penolakan kenaikan BBM dilakukan oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Puluhan mahasiswa memblokade Jalan Soekarno-Hatta.
“Menaikkan harga BBM merupakan keputusan yang menyengsarakan rakyat. Keputusan itu harus dicabut,” kata koorlap aksi GMNI Cabang Bangkalan, Ahmad Wahidi, dalam orasinya. Seusai orasi dan bakar ban bekas di depan PSBU Jalan Soekarno- Hatta, aksi yang sama juga dilakukan gabungan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamekasan dan Sampang. Mahasiswa melakukan orasi bergantian dengan memblokade jalan provinsi, tepatnya di pertigaan depan Terminal Ceguk Pamekasan.
Tidak hanya aksi blokade, mahasiswa juga sempat membajak bus tangki Pertamina yang bermuatan BBM sambil melakukan orasi di atas tangki menolak keputusan pemerintah menaikkan harga BBM jenis premium dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 per liter. “Apa pun alasannya, menaikkan BBM adalah menyengsarakan rakyat, karena akan dibarengi dengan kenaikan harga-harga sembako di masyarakat,” ujar korlap aksi PMII Cabang Pamekasan, Musyfiqul Khair.
Tidak ketinggalan, PMII Cabang Sumenep juga menggelar unjuk rasa. Mereka berjalan keliling kota sepanjang tiga kilometer mengajak masyarakat ikut menolak kebijakan Jokowi- JK. “Tolak kenaikan BBM, turunkan Jokowi-JK karena tidak pro-kepentingan rakyat,” kata Zainullah, salah satu demonstran. Di Surabaya, massa PMII bentrok dengan polisi saat berunjuk rasa di depan Kantor Pertamina Regional V, Jalan Jagir, Wonokromo, Surabaya.
Mahasiswa yang ingin masuk ke kompleks kantor Pertamina dihadang satpam dan polisi sehingga aksi saling dorong pun terjadi. Kawat berduri yang terpasang di depan pintu masuk gedung diseret dan dirusak demonstran. Polisi sempat menyeret beberapa mahasiswa ke jalan dan dihajar hingga babak belur. Tak terima rekannya dipukul, mahasiswa balik menyerang polisi. Bentrokan mereda setelah manajemen PT Pertamina bersedia bertemu para demonstran.
Sementara di Malang, massa HMI dan PMII se-Kota Malang mengepung terminal BBM di Jalan Halmahera. Aksi mahasiswa dari kedua organisasi itu mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian mulai dari stadion luar Gajayana hingga terminal BBM. Puluhan mahasiswa tersebut berjalan kaki sekitar lima kilometer dari stadion menuju lokasi unjuk rasa di Jalan Halmahera.
Ketua Umum PC PMII Malang Habiburrahman mengatakan, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan kebijakan salah, sebab harga minyak dunia sekarang turun. “Malaysia menurunkan harga BBM karena harga minyak dunia turun, tetapi mengapa pemerintah Indonesia justru menaikkan harga BBM bersubsidi,” ujarnya.
Sleman-Makassar Rusuh
Aksi demonstrasi puluhan mahasiswa di simpang tiga Jalan Laksda Adi Sutjipto, dekat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, berakhir ricuh. Dimulai dengan aksi pelemparan ban bekas yang terbakar, demonstran terlibat bentrokan dengan aparat keamanan.
Dari pantauan di lokasi, demo sekitar pukul 15.00 WIB itu awalnya berjalan normal. Puluhan mahasiswa menggelar orasi di tengah jalan. Tiba-tiba hujan lebat turun, mengakibatkan mahasiswa menghentikan sementara aksinya. Sejumlah anggota polisi pun berteduh, termasuk Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin yang masuk ke sebuah pos polisi di tepi jalan itu. Entah siapa yang melakukan, mendadak sebuah ban bekas dalam kondisi terbakar dilemparkan ke arah pos polisi itu.
Sontak api berkobar besar. Polisi di dalam pos itu pun kocar-kacir. Api itu sempat membakar celana Kapolres. Perwira ini pun berguling-guling di tanah untuk memadamkan api itu. Kejadian ini menyulut emosi aparat keamanan. Mereka pun memukul mundur puluhan mahasiswa itu dengan menembakkan gas air mata dan semprotan air dari mobil water cannon.
”Kami sayangkan aksi anarkistis tersebut. Padahal kami sudah fasilitasi demo itu dengan baik. Arus lalu lintas juga kita alihkan,” kata Ihsan. Aksi bentrok berakhir sekitar 16.00 WIB. Meski demikian, puluhan mahasiswa melanjutkan aksinya hingga petang. Di Makassar, aksi blokade Jalan Sultan Alauddin, tepatnya depan Kampus Universitas Islam Muhammadiyah, memicu bentrokan. Warga yang tidak bisa mengakses jalan itu berupaya mengusir mahasiswa.
Aksi ini ternyata disambut dengan serangan. Aksi saling lempar batu, tembakan panah, dan senjata jenis pa’porotak terelakkan. Kejadian berlanjut hingga setengah jam. Satu sepeda motor milik warga dibakar mahasiswa.
Menjelang petang, situasi berangsur kondusif setelah aparat TNI turun tangan membubarkan aksi itu.
Tritus julan/Subairi/ Zaki zubaidi/ Yuswantoro/Ant
(ars)