Bonek Kritik Kerja RD
A
A
A
SURABAYA - Gelagat bakal amannya posisi Rahmad Darmawan sebagai pelatih Persebaya membuat Bonek gerah. Di mata suporter fanatik Persebaya Surabaya, pelatih yang biasa dipanggil RD itu seharusnya layak digusur.
Menurut salah satu koordinator Bonek, Sinyo Devara, manajemen Persebaya seharusnya lebih tegas dalam melakukan evaluasi terkait kegagalan mencapai target musim ini. Pelatih, menurut Sinyo, punya peran penting dalam kegagalan dan jangan hanya mengevaluasi pemain. Jika tidak ingin bernasib sama musim depan, lanjut Sinyo, manajemen Persebaya harus melakukan perubahan secara besarbesaran.
“Termasuk harus berani memutus kontrak RD dan membuang pemain malas,” tandas Sinyo kepada KORAN SINDO. Meski sudah mengetahui track record RD sebagai pelatih, menurut Sinyo, tidak menjadi garansi dia bakal sukses bersama Persebaya. Karakter kepelatihannya belum tentu cocok dengan karakter Persebaya. Sinyo mengatakan, pelatih bukan hanya urusan teknis, karena Persebaya butuh pelatih berkarakter dan bisa memacu motivasi pemain.
Selain itu, lanjutnya, tidak seharusnya manajemen Persebaya langsung mengikat RD selama dua musim. Apalagi, di musim pertama sudah gagal mencapai target meski memiliki banyak pemain berharga mahal. “Pelatih di Persebaya juga harus siap dikritik,” ujarnya. Di luar tekanan Bonek , posisi RD bisa dibilang aman.
Tidak ada guncangan berarti dari manajemen. Sebaliknya, belum lama ini CEO Persebaya Gede Widiade memuji kinerja RD yang sudah dianggap profesional. Gede berani memberi nilai delapan atas kerja mantan pelatih Persija Jakarta itu. Soal kegagalan, banyak faktor yang memengaruhi. Salah satunya minim pemain dan banyak pemain cedera. Badai cedera datang secara besarbesaran saat Persebaya bertanding di babak 8 besar.
Saat itu, Persebaya harus kehilangan sejumlah pemain inti akibat cedera seperti Ricardo Salampessy, Dedi Kusnandar, Greg Nwokolo, dan Alfin Tuasalamony. Selain itu, terdapat beberapa pemain yang bisa tampil tapi tak bisa maksimal lantaran kondisi belum 100% fit. Mereka di antaranya Manahati Lestusen, Fandi Eko Utomo, Emmanuel Kenmogne, dan Hasim Kipuw.
“Banyak pemain Persebaya yang masuk timnas, dari awal sudah harus diantisipasi pelatih risikonya membela timnas, “ ucapnya. Soal program latihan, musim ini memang jauh berbeda dengan musim sebelumnya ketika ditangani Tonny Ho. Kala itu, Persebaya lebih banyak melakukan program latihan fisik yang berimbas minimnya terjadi cedera. Sementara musim ini nyaris tidak tampak program fisik seperti sebelumnya.
Rachmad tomy
Menurut salah satu koordinator Bonek, Sinyo Devara, manajemen Persebaya seharusnya lebih tegas dalam melakukan evaluasi terkait kegagalan mencapai target musim ini. Pelatih, menurut Sinyo, punya peran penting dalam kegagalan dan jangan hanya mengevaluasi pemain. Jika tidak ingin bernasib sama musim depan, lanjut Sinyo, manajemen Persebaya harus melakukan perubahan secara besarbesaran.
“Termasuk harus berani memutus kontrak RD dan membuang pemain malas,” tandas Sinyo kepada KORAN SINDO. Meski sudah mengetahui track record RD sebagai pelatih, menurut Sinyo, tidak menjadi garansi dia bakal sukses bersama Persebaya. Karakter kepelatihannya belum tentu cocok dengan karakter Persebaya. Sinyo mengatakan, pelatih bukan hanya urusan teknis, karena Persebaya butuh pelatih berkarakter dan bisa memacu motivasi pemain.
Selain itu, lanjutnya, tidak seharusnya manajemen Persebaya langsung mengikat RD selama dua musim. Apalagi, di musim pertama sudah gagal mencapai target meski memiliki banyak pemain berharga mahal. “Pelatih di Persebaya juga harus siap dikritik,” ujarnya. Di luar tekanan Bonek , posisi RD bisa dibilang aman.
Tidak ada guncangan berarti dari manajemen. Sebaliknya, belum lama ini CEO Persebaya Gede Widiade memuji kinerja RD yang sudah dianggap profesional. Gede berani memberi nilai delapan atas kerja mantan pelatih Persija Jakarta itu. Soal kegagalan, banyak faktor yang memengaruhi. Salah satunya minim pemain dan banyak pemain cedera. Badai cedera datang secara besarbesaran saat Persebaya bertanding di babak 8 besar.
Saat itu, Persebaya harus kehilangan sejumlah pemain inti akibat cedera seperti Ricardo Salampessy, Dedi Kusnandar, Greg Nwokolo, dan Alfin Tuasalamony. Selain itu, terdapat beberapa pemain yang bisa tampil tapi tak bisa maksimal lantaran kondisi belum 100% fit. Mereka di antaranya Manahati Lestusen, Fandi Eko Utomo, Emmanuel Kenmogne, dan Hasim Kipuw.
“Banyak pemain Persebaya yang masuk timnas, dari awal sudah harus diantisipasi pelatih risikonya membela timnas, “ ucapnya. Soal program latihan, musim ini memang jauh berbeda dengan musim sebelumnya ketika ditangani Tonny Ho. Kala itu, Persebaya lebih banyak melakukan program latihan fisik yang berimbas minimnya terjadi cedera. Sementara musim ini nyaris tidak tampak program fisik seperti sebelumnya.
Rachmad tomy
(bbg)