Hilir Mudik Truk Tanah Uruk Berkurang

Selasa, 04 November 2014 - 11:59 WIB
Hilir Mudik Truk Tanah Uruk Berkurang
Hilir Mudik Truk Tanah Uruk Berkurang
A A A
BOJONEGORO - Hilir mudik truk pengangkut tanah uruk ke lokasi proyek pembangunan waduk air (water basin ) di kawasan lapangan minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip Blok Cepu di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, kini telah banyak berkurang. Penyebabnya, pengerjaan pengurukan waduk buatan itu telah rampung.

Waduk buatan itu nantinya difungsikan untuk menyimpan cadangan air baku guna keperluan pengeboran minyak mentah di lapangan migas Banyu Urip Blok Cepu. Waduk itu akan menunjang masa puncak produksi pengeboran minyak mentah sebanyak 165.000 barel/hari pada 2015. Sementara, air di waduk itu akan mendapatkan suplai dari Sungai Bengawan Solo di kawasan Desa Sudu, Kecamatan Gayam.

Pengerjaan pembuatan waduk itu dilakukan konsorsium PT Rekayasa Industri (Rekind) dan PT Hutama Karya (HK), badan usaha milik negara, selaku pelaksana proyek pengadaan, rekayasa, dan konstruksi proyek Banyu Urip Blok Cepu.

Sebelumnya tiap hari sekitar 500 truk pengangkut tanah uruk hilir mudik melalui jalan Bojonegoro- Cepu, lalu melintas di kawasan jembatan layang (flyover ) di Desa Ngraho, Kecamatan Gayam. Truk itu mengambil tanah uruk dari kawasan Desa Donan, Kecamatan Purwosari, dan dari Desa/Kecamatan Malo.

Menurut Humas PT Rekind- HK Wandi, pengerjaan pengurukan waduk di lapangan migas Banyu Urip Blok Cepu memang telah rampung. Begitu pula dengan pengerjaan tanggul di sekeliling waduk. Meski begitu, masih ada beberapa truk yang hilir mudik mengangkut tanah uruk untuk berbagai keperluan di lapangan. “Pengurukan untuk waduk dan tanggul sudah selesai. Karena itu, aktivitas truk yang hilir mudik di lokasi proyek waduk kini banyak berkurang,” ujarnya.

Menurutnya, pengerjaan pengurukan lainnya di sekitar lokasi waduk masih membutuhkan tanah uruk sekitar ribuan kubik. Akan tetapi, pengerjaan pengurukan itu ditargetkan selesai sebelum datangnya musim hujan.

Sementara itu, menurut Suyanto, salah satu sopir truk pengangkut tanah setiap hari biasanya mengirimkan 3-4 kali tanah uruk ke lokasi proyek waduk. Tanah uruk itu diambil dari kawasan Desa Donan, Kecamatan Purwosari. “Pengiriman tanah uruk itu mulai pukul 08.00 WIB hingga sore hari,” ujarnya.

Waduk buatan yang dibangun di kawasan lapangan migas Banyu Urip Blok Cepu itu mempunyai kapasitas air sebanyak 2,75 juta meter kubik dengan luas sekitar 25 hektare. Sementara itu kedalaman waduk sekitar 15 meter. Waduk itu akan disuplai air dari Sungai Bengawan Solo dengan cara disalurkan melalui pipa sepanjang 6.000 meter. Pipa yang mengalirkan air itu ditanam di bawah tanah melintasi jalan raya Bojonegoro-Cepu dan jalur rel ganda (double track ) Bojonegoro- Tobo.

Muhammad Roqib
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8068 seconds (0.1#10.140)