Jalan di Majalengka Rentan Rusak
A
A
A
MAJALENGKA - Jalan di Kabupaten Majalengka rentan rusak. Hal ini disebabkan jalan tersebut kerap dilintasi kendaraan dengan tonase tinggi.
"Sulit untuk dipertahankan agar kondisi jalan tetap baik dan mulus. Kerusakan terjadi akibat selalu dilintasi kendaraan yang membawa beban tidak sebanding dengan kualitas jalan itu sendiri," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka Agus Tamim, Rabu (27/8/2014).
Dia menambahkan, tidak sedikit kendaraan dengan berat melebihi 8 ton melintas di jalan kabupaten. Padahal, semestinya jalan kabupaten hanya dilintasi beban paling berat 4 ton.
"Jadi jangan berharap kondisi jalan di Majalengka tetap mulus selamanya, jika kesadaran dari masyarakat atau pengusahanya tidak ada," terangnya.
Menurutnya, faktor alam seperti hujan bukan menjadi faktor utama penyebab kerusakan jalan. Faktor lainnya yakni keberadaan kendaraan yang membawa beban berat melebihi tonase, yang setiap hari rutin melintasi jalan di Kabupaten Majalengka.
"Kalau kondisi jalan ingin tetap baik harusnya masyarakat atau pengusaha bisa saling menjaga jalan, dengan tidak membawa beban kendaraann yang terlalu berlebihan," katanya.
Menurutnya, semulus apa pun kualitas jalan, bila terus-menerus dilintasi beban berat yang melebihi kapasitas jalan akan cepat rusak. "Contoh saja jalan nasional dengan terus dilintasi beban berat batu bara atau angkutan berat lainnya, jalan nyaris tak pernah mulus, apalagi ini jalan kabupaten yang kualitas jalannya di bawah kualitas jalan provinsi."
Ia pun memastikan sangat sulit bagi Kabupaten Majalengka untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap baik. "Hampir semua jalan tidak bisa bertahan hingga satu tahun," katanya.
Dia berharap, masyarakat bisa paham dengan kondisi tersebut sehingga jika melihat kondisi jalan rusak tidak terus-menerus menyalahkan pemerintah dan menilai kerusakan jalan akibat buruknya kualitas pengerjaan.
"Padahal, beban kendaraan yang melebihi kapasitas jalan adalah andil terbesar pada tingkat kerusakan jalan. Karenanya, masyarakat dan pengusaha diharapkan bisa saling menjaga agar kondisi jalan bisa tetap baik dan mulus," tambahnya.
Sementara itu puluhan truk pengangkut batu andesit dari wilayah Bantarujeg, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka menuju lokasi penggergajian batu di wilayah Rajagaluh, Sindangwangi dan Majalengka, setiap hari melintas di jalan provinsi dan kabupaten.
Truk-truk batu tersebut, menurut keterangan sejumlah pengemudi dan pengusaha batu, membawa batu paling sedikit 1,5 m kubik hingga 2 m kubik batu andesit. Sedangkan di wilayah utara, ratusan truk pengangkut tanah melintas di jalan kabupaten dengan beban tujuh hingga sembilan meter kubik tanah setiap truknya. Selain itu, truk tronton mengangkut genteng dan tanah juga melintas di wilayah tersebut.
"Hampir setiap hari truk-truk itu membawa muatan batu untuk dibawa ke Rajagaluh dan sekitarnya," ujar Aminudin (45), salah seorang warga setempat.
Karenanya, kata Amin, tidak heran kondisi jalan di wilayah tersebut sering rusak meski sering pula diperbaiki.
"Sulit untuk dipertahankan agar kondisi jalan tetap baik dan mulus. Kerusakan terjadi akibat selalu dilintasi kendaraan yang membawa beban tidak sebanding dengan kualitas jalan itu sendiri," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Majalengka Agus Tamim, Rabu (27/8/2014).
Dia menambahkan, tidak sedikit kendaraan dengan berat melebihi 8 ton melintas di jalan kabupaten. Padahal, semestinya jalan kabupaten hanya dilintasi beban paling berat 4 ton.
"Jadi jangan berharap kondisi jalan di Majalengka tetap mulus selamanya, jika kesadaran dari masyarakat atau pengusahanya tidak ada," terangnya.
Menurutnya, faktor alam seperti hujan bukan menjadi faktor utama penyebab kerusakan jalan. Faktor lainnya yakni keberadaan kendaraan yang membawa beban berat melebihi tonase, yang setiap hari rutin melintasi jalan di Kabupaten Majalengka.
"Kalau kondisi jalan ingin tetap baik harusnya masyarakat atau pengusaha bisa saling menjaga jalan, dengan tidak membawa beban kendaraann yang terlalu berlebihan," katanya.
Menurutnya, semulus apa pun kualitas jalan, bila terus-menerus dilintasi beban berat yang melebihi kapasitas jalan akan cepat rusak. "Contoh saja jalan nasional dengan terus dilintasi beban berat batu bara atau angkutan berat lainnya, jalan nyaris tak pernah mulus, apalagi ini jalan kabupaten yang kualitas jalannya di bawah kualitas jalan provinsi."
Ia pun memastikan sangat sulit bagi Kabupaten Majalengka untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap baik. "Hampir semua jalan tidak bisa bertahan hingga satu tahun," katanya.
Dia berharap, masyarakat bisa paham dengan kondisi tersebut sehingga jika melihat kondisi jalan rusak tidak terus-menerus menyalahkan pemerintah dan menilai kerusakan jalan akibat buruknya kualitas pengerjaan.
"Padahal, beban kendaraan yang melebihi kapasitas jalan adalah andil terbesar pada tingkat kerusakan jalan. Karenanya, masyarakat dan pengusaha diharapkan bisa saling menjaga agar kondisi jalan bisa tetap baik dan mulus," tambahnya.
Sementara itu puluhan truk pengangkut batu andesit dari wilayah Bantarujeg, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka menuju lokasi penggergajian batu di wilayah Rajagaluh, Sindangwangi dan Majalengka, setiap hari melintas di jalan provinsi dan kabupaten.
Truk-truk batu tersebut, menurut keterangan sejumlah pengemudi dan pengusaha batu, membawa batu paling sedikit 1,5 m kubik hingga 2 m kubik batu andesit. Sedangkan di wilayah utara, ratusan truk pengangkut tanah melintas di jalan kabupaten dengan beban tujuh hingga sembilan meter kubik tanah setiap truknya. Selain itu, truk tronton mengangkut genteng dan tanah juga melintas di wilayah tersebut.
"Hampir setiap hari truk-truk itu membawa muatan batu untuk dibawa ke Rajagaluh dan sekitarnya," ujar Aminudin (45), salah seorang warga setempat.
Karenanya, kata Amin, tidak heran kondisi jalan di wilayah tersebut sering rusak meski sering pula diperbaiki.
(zik)