Warga Tutup Jalan ke GWK dengan Batu Kapur
A
A
A
DENPASAR - Lantaran negosiasi dengan pihak manajemen buntu akhirnya warga memilih aksi damai dan mengurug akses jalan pintu masuk obyek wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan, Jimbaran, Badung, Bali dengan limestone atau batu kapur, Minggu (24/8/2014).
Aksi ratusan warga Banjar Suka Duka Giri Darma, baik kalangan pemuda, kelompok wanita tani (KWT) dan masyarakat berpakaian adat dilakukan sebagai bentuk akumulasi protes kepada pengelola GWK.
Warga sebelumnya menuntut janji pengelola GWK, yang belum teralisir hingga saat ini. Mereka kesal membentangkan spanduk berisi tandatangan di pinggir jalan dekat demo dan beberapa spanduk.
Puncaknya, mereka memblokade jalan akses masuk ke GWK dengan mengurug jalan mempergunakan limestone (batu kapur).
Sebanyak 12 truk berisi limsetone dipakai untuk mengurug jalan, lantaran upaya negosiasi pada Sabtu 23 Agustus 2014, malam sebelumnya hingga pukul 23.00 Wita buntu.
Menurut warga, aksi mereka sebagai akumulasi berbagai persoalan sejak 2009 dan terakhir rurung agung akses warga menuju ke setra atau kuburan ditutup.
"Masterplan yang semula disepakati telah bergeser keluar dari jalur," terang IB Artha Adnyana, selaku Sekretaris Banjar Suka Duka.
Karenanya, bersama warga sepakat sementara menutup akses jalan menuju ke GWK dengan mengurug dengan limestone sebelum negosiasi final bisa dilakukan dengan phak pengambil kebijakan GWK.
Selama pihak owner GWK tidak mau menemui mereka, warga akan tetap menutup akses jalan sehingga tidak akan bisa dilalui kendaraan baik karyawan maupun para wisatawan.
Adnyana menambahkan, tidak tetap terjadi kebuntuan, pihaknya tidak menutup kemungkinan akan membawa masalah ini ke ranah hukum.
"Kami memperjuangkan hak warga, jalan akses masuk ke GWK kami tutup sampai ada mereka mau bertemu membicarakan masalah ini, kami akan terus tunggu," tandasnya.
Aksi ratusan warga Banjar Suka Duka Giri Darma, baik kalangan pemuda, kelompok wanita tani (KWT) dan masyarakat berpakaian adat dilakukan sebagai bentuk akumulasi protes kepada pengelola GWK.
Warga sebelumnya menuntut janji pengelola GWK, yang belum teralisir hingga saat ini. Mereka kesal membentangkan spanduk berisi tandatangan di pinggir jalan dekat demo dan beberapa spanduk.
Puncaknya, mereka memblokade jalan akses masuk ke GWK dengan mengurug jalan mempergunakan limestone (batu kapur).
Sebanyak 12 truk berisi limsetone dipakai untuk mengurug jalan, lantaran upaya negosiasi pada Sabtu 23 Agustus 2014, malam sebelumnya hingga pukul 23.00 Wita buntu.
Menurut warga, aksi mereka sebagai akumulasi berbagai persoalan sejak 2009 dan terakhir rurung agung akses warga menuju ke setra atau kuburan ditutup.
"Masterplan yang semula disepakati telah bergeser keluar dari jalur," terang IB Artha Adnyana, selaku Sekretaris Banjar Suka Duka.
Karenanya, bersama warga sepakat sementara menutup akses jalan menuju ke GWK dengan mengurug dengan limestone sebelum negosiasi final bisa dilakukan dengan phak pengambil kebijakan GWK.
Selama pihak owner GWK tidak mau menemui mereka, warga akan tetap menutup akses jalan sehingga tidak akan bisa dilalui kendaraan baik karyawan maupun para wisatawan.
Adnyana menambahkan, tidak tetap terjadi kebuntuan, pihaknya tidak menutup kemungkinan akan membawa masalah ini ke ranah hukum.
"Kami memperjuangkan hak warga, jalan akses masuk ke GWK kami tutup sampai ada mereka mau bertemu membicarakan masalah ini, kami akan terus tunggu," tandasnya.
(sms)