Warga Blokade GWK, Wisatawan Balik Kanan
A
A
A
DENPASAR - Menyusul aksi blokade warga di pintu masuk obyek wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bukit Ungasan, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, pegawai maupun wisatawan yang hendak masuk terpaksa balik kanan atau pulang kembali.
Aksi massa yang berpakaian adat mengatasnamakan Warga Giridarma itu, berlangsung sejak pagi pukul 08.00 Wita hingga siang ini, Minggu (24/8/2014).
Tidak hanya berorasi, warga juga membentangkan spanduk tanda tangan dukungan dan berisi tuntutan kepada manajemen GWK agar merealisasikan janjinya membangun akses jalan ke setra atau kuburan tempat pembakaran mayat.
Lantaran massa jumlahnya ratusan dan memblokade pintu masuk obyek wisata yang merupakan ikon baru pariwisata di Pulau Dewata itu, sehingga aktivitas wisatawan lumpuh.
Pegawai atau wisatawan hendak masuk, terhalang oleh aksi warga. Tak ayal, pegawai atau karyawan GWK maupun beberapa outlet, terpaksa pulang kembali.
Warga membawa bebatuan untuk menutup akses masuk GWK dan melarang kendaraan bus pariwisata yang mengangkut rombongan wisatawan, memasuki areal tersebut.
"Anda menutup jalan pusat ke setra (kuburan). Maka, kami juga bisa menutup jalan Anda," ujar seorang warga di sela aksi. "Kembalikan jalan desa kami sebelum kawasan ini ada. Mana janji kalian untuk desa kami," imbuh Wayan Kurma, warga lainnya.
Mereka mengancam akan tetap menduduki GWK, jika pihak managemen GWK tidak mau mengindahkan aspirasi warga.
Menghindari yang tidak diinginkan, selain petugas TNI dan Polri serta tokoh masyarakat setempat diterjunkan, akhirnya dilakukan pembicaraan dengan perwakilan GWK.
Tampak pula anggota DPRD Bali Wayan Disel Astawa dan anggota DPRD Badung Wayan Darma turut menenangkan massa dan mencoba melakukan negosiasi dengan pihak GWK.
Aksi massa yang berpakaian adat mengatasnamakan Warga Giridarma itu, berlangsung sejak pagi pukul 08.00 Wita hingga siang ini, Minggu (24/8/2014).
Tidak hanya berorasi, warga juga membentangkan spanduk tanda tangan dukungan dan berisi tuntutan kepada manajemen GWK agar merealisasikan janjinya membangun akses jalan ke setra atau kuburan tempat pembakaran mayat.
Lantaran massa jumlahnya ratusan dan memblokade pintu masuk obyek wisata yang merupakan ikon baru pariwisata di Pulau Dewata itu, sehingga aktivitas wisatawan lumpuh.
Pegawai atau wisatawan hendak masuk, terhalang oleh aksi warga. Tak ayal, pegawai atau karyawan GWK maupun beberapa outlet, terpaksa pulang kembali.
Warga membawa bebatuan untuk menutup akses masuk GWK dan melarang kendaraan bus pariwisata yang mengangkut rombongan wisatawan, memasuki areal tersebut.
"Anda menutup jalan pusat ke setra (kuburan). Maka, kami juga bisa menutup jalan Anda," ujar seorang warga di sela aksi. "Kembalikan jalan desa kami sebelum kawasan ini ada. Mana janji kalian untuk desa kami," imbuh Wayan Kurma, warga lainnya.
Mereka mengancam akan tetap menduduki GWK, jika pihak managemen GWK tidak mau mengindahkan aspirasi warga.
Menghindari yang tidak diinginkan, selain petugas TNI dan Polri serta tokoh masyarakat setempat diterjunkan, akhirnya dilakukan pembicaraan dengan perwakilan GWK.
Tampak pula anggota DPRD Bali Wayan Disel Astawa dan anggota DPRD Badung Wayan Darma turut menenangkan massa dan mencoba melakukan negosiasi dengan pihak GWK.
(sms)