1.511 Personel Polisi Masih Siaga di Lokalisasi Dolly
A
A
A
SURABAYA - Mengawal deklarasi penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak yang dilakukan Rabu (18/6) lalu, Polda Jatim masih menempatkan sekitar 1.511 personel. Mereka ditempatkan di beberapa titik, di antaranya di Islamic Center, Kecamatan Sawahan dan Kelurahan Putat Jaya dan Gang Dolly.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, personel itu terdiri dari 1.411 dari Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya, kemudian dibantu oleh Polres Malang sebanyak satu kompi brimob atau 100 personel.
Pengamanan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi pergerakan masa dari yang pro dan kontra terhadap penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak. Dia menegaskan, dalam masalah ini Polri berada pada posisi netral.
“Ya, polisi berada di tengah-tengah, tidak memihak sana atau pun sini. Polisi hanya mengamankan kebijakan wali kota dan gubernur, juga mengamankan masyarakat. Sekarang masih standby di daerah Dukuh Kupang dan sekitarnya. Alhamdulillah semua bisa berjalan aman dan lancar,” sambung Awi.
Deklarasi penutupan Dolly dinilai berjalan tertib, tidak ada gangguan keamanan berarti, meski saat itu sempat terjadi penutupan jalan.
Aksi tersebut dianggap wajar saja terjadi, sebagai penyampaian aspirasi. Dalam hal ini pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan secara persuasif, agar tidak melakukan kegiatan yang bisa mengganggu ketertiban umum.
“Dengan himbauan, masyarakat diharapkan bisa tunduk dengan aturan yang ada. Dengan tidak melakukan penutupan akses jalan. Kami pun akan melakukan tindakan persuasif. Tetapi kalau tidak didengarkan, maka akan mengeluarkan maklumat Kapolda,” kata Awi.
Maklumat tersebut di antaranya berisikan tidak boleh menutup jalan, dan sebagainya. Jika maklumat tetap tidak dihiraukan maka akan dilakukan langkah-langkah seperti membuka paksa blockade jalan oleh warga tersebut. Kemudian kami berharap dengan adanya kejadian ini menjadi pelajaran bagi masyarat luas.
Ditanya sampai kapan pengamanan akan tetap dilakukan? Awi menandaskan bahwa hal itu tidak bisa di targetkan secara pasti.
Namun setidaknya dalam waktu lima hari ini seiiring dengan pemberian uang kompensasi pada PSK. Jika nantinya terjadi hal hal yang tidak diinginkan, maka tinggal menurunkan presonel dan langkah antisipatif, yang lebih mengedepankan pendekatan persuasif.
Jika program pemberian kompensasi itu sudah berjalan, namun masih saja terjadi aktifitas di lokalisasi. Maka Polri mengambil langkah, seperti rasia yustisi ataupun rasia pengunjung.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, personel itu terdiri dari 1.411 dari Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya, kemudian dibantu oleh Polres Malang sebanyak satu kompi brimob atau 100 personel.
Pengamanan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi pergerakan masa dari yang pro dan kontra terhadap penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak. Dia menegaskan, dalam masalah ini Polri berada pada posisi netral.
“Ya, polisi berada di tengah-tengah, tidak memihak sana atau pun sini. Polisi hanya mengamankan kebijakan wali kota dan gubernur, juga mengamankan masyarakat. Sekarang masih standby di daerah Dukuh Kupang dan sekitarnya. Alhamdulillah semua bisa berjalan aman dan lancar,” sambung Awi.
Deklarasi penutupan Dolly dinilai berjalan tertib, tidak ada gangguan keamanan berarti, meski saat itu sempat terjadi penutupan jalan.
Aksi tersebut dianggap wajar saja terjadi, sebagai penyampaian aspirasi. Dalam hal ini pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan secara persuasif, agar tidak melakukan kegiatan yang bisa mengganggu ketertiban umum.
“Dengan himbauan, masyarakat diharapkan bisa tunduk dengan aturan yang ada. Dengan tidak melakukan penutupan akses jalan. Kami pun akan melakukan tindakan persuasif. Tetapi kalau tidak didengarkan, maka akan mengeluarkan maklumat Kapolda,” kata Awi.
Maklumat tersebut di antaranya berisikan tidak boleh menutup jalan, dan sebagainya. Jika maklumat tetap tidak dihiraukan maka akan dilakukan langkah-langkah seperti membuka paksa blockade jalan oleh warga tersebut. Kemudian kami berharap dengan adanya kejadian ini menjadi pelajaran bagi masyarat luas.
Ditanya sampai kapan pengamanan akan tetap dilakukan? Awi menandaskan bahwa hal itu tidak bisa di targetkan secara pasti.
Namun setidaknya dalam waktu lima hari ini seiiring dengan pemberian uang kompensasi pada PSK. Jika nantinya terjadi hal hal yang tidak diinginkan, maka tinggal menurunkan presonel dan langkah antisipatif, yang lebih mengedepankan pendekatan persuasif.
Jika program pemberian kompensasi itu sudah berjalan, namun masih saja terjadi aktifitas di lokalisasi. Maka Polri mengambil langkah, seperti rasia yustisi ataupun rasia pengunjung.
(ilo)