Diajak ke Eks Lokalisasi Dolly, Ini Komentar Scroll of Honour Award
loading...
A
A
A
SURABAYA - Mengenal Surabaya, Jatim kurang lengkap kalau tak mengetahui eks lokalisasi Dolly. Kawasan tersohor itu menjadi trip bagi para pemenang Scroll of Honour Award 2020, Jose David Alvarez Maldonado dan staf KBRI Nairobi Pradono Anindito.
Mereka pun mengetahui sejarah panjang masa emas lokalisasi Dolly. Saat tiba di kampung ini, dia langsung melihat pengembangan UMKM di KUB Mampu Jaya. Di tempat tersebut, mereka melihat warga eks lokalisasi Dolly sedang memproduksi sepatu dan sandal, termasuk sandal hotel yang sudah bekerjasama dengan mereka. UMKM ini menempati sebuah gedung besar dan tinggi yang dulunya merupakan salah satu gedung lokalisasi terbesar di gang Dolly. (Baca juga: Keren, Pria asal Probolinggo Temukan Cadangan Gas Terbesar di Dunia)
Selanjutnya, mereka mengunjungi DS Point untuk melihat berbagai produk UMKM di Kampung Eks Lokalisasi Dolly itu. Mereka juga sempat mencoba snack dan minuman khas UMKM Dolly. Kemudian, mereka juga menyempatkan waktu untuk berkunjung ke rumah batik di eks lokalisasi Dolly itu. (Baca juga: Kena Batunya, Oknum Honorer Pemkab Bungo Dibekuk Usai Jambret Istri Camat)
Selain melihat berbagai macam batik karya warga sekitar, Jose juga sempat belajar membatik di tempat tersebut. Ia mengaku pertama kali belajar membatik, sehingga dia menilai bahwa proses membatik sangat keren. “Anak perempuan saya sekolah design dan saya langsung teringat dia. Ini adalah momen yang sangat spesial bagi saya, terimakasih banyak atas kesempatannya,” kata Jose David Alvarez Maldonado, Selasa (6/10/2020).
Jose juga menilai, inisiatif yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya sangat bagus, terutama dalam menggabungkan kegiatan yang sangat produktif dengan pengembangan ekonomi yang ada di kawasan eks lokalisasi ini. Bahkan, ia menyebut pengembangan ekonomi di daerah ini bisa dicontoh oleh kota-kota lain di belahan dunia.
“Pengembangan UMKM-nya sangat bagus. Dukungan dari pemerintah daerahnya sangat bagus, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat di sini,” imbuhnya.
Sementara itu, Pradono Anindito menilai kebijakan yang dikeluarkan di eks lokalisasi ini cukup menarik serta dipikirkan dari awal hingga akhir, termasuk solusi pemberdayaan warganya.
“Saya melihat Kampung Dolly ini sangat menarik, karena kebijakannya di sini dipikirkan dari awal sampai akhir. Jadi, tidak hanya menutup (lokalisasi), tapi apa yang harus dilakukan dan bagaimana memberdayakan masyarakatnya juga dipikirkan, sehingga ada solusi untuk kehidupan yang berkelanjutan,” katanya.
Mereka pun mengetahui sejarah panjang masa emas lokalisasi Dolly. Saat tiba di kampung ini, dia langsung melihat pengembangan UMKM di KUB Mampu Jaya. Di tempat tersebut, mereka melihat warga eks lokalisasi Dolly sedang memproduksi sepatu dan sandal, termasuk sandal hotel yang sudah bekerjasama dengan mereka. UMKM ini menempati sebuah gedung besar dan tinggi yang dulunya merupakan salah satu gedung lokalisasi terbesar di gang Dolly. (Baca juga: Keren, Pria asal Probolinggo Temukan Cadangan Gas Terbesar di Dunia)
Selanjutnya, mereka mengunjungi DS Point untuk melihat berbagai produk UMKM di Kampung Eks Lokalisasi Dolly itu. Mereka juga sempat mencoba snack dan minuman khas UMKM Dolly. Kemudian, mereka juga menyempatkan waktu untuk berkunjung ke rumah batik di eks lokalisasi Dolly itu. (Baca juga: Kena Batunya, Oknum Honorer Pemkab Bungo Dibekuk Usai Jambret Istri Camat)
Selain melihat berbagai macam batik karya warga sekitar, Jose juga sempat belajar membatik di tempat tersebut. Ia mengaku pertama kali belajar membatik, sehingga dia menilai bahwa proses membatik sangat keren. “Anak perempuan saya sekolah design dan saya langsung teringat dia. Ini adalah momen yang sangat spesial bagi saya, terimakasih banyak atas kesempatannya,” kata Jose David Alvarez Maldonado, Selasa (6/10/2020).
Jose juga menilai, inisiatif yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya sangat bagus, terutama dalam menggabungkan kegiatan yang sangat produktif dengan pengembangan ekonomi yang ada di kawasan eks lokalisasi ini. Bahkan, ia menyebut pengembangan ekonomi di daerah ini bisa dicontoh oleh kota-kota lain di belahan dunia.
“Pengembangan UMKM-nya sangat bagus. Dukungan dari pemerintah daerahnya sangat bagus, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat di sini,” imbuhnya.
Sementara itu, Pradono Anindito menilai kebijakan yang dikeluarkan di eks lokalisasi ini cukup menarik serta dipikirkan dari awal hingga akhir, termasuk solusi pemberdayaan warganya.
“Saya melihat Kampung Dolly ini sangat menarik, karena kebijakannya di sini dipikirkan dari awal sampai akhir. Jadi, tidak hanya menutup (lokalisasi), tapi apa yang harus dilakukan dan bagaimana memberdayakan masyarakatnya juga dipikirkan, sehingga ada solusi untuk kehidupan yang berkelanjutan,” katanya.
(shf)