Gunung Slamet terus semburkan abu vulkanik
A
A
A
Sindonews.com - Gunung Api Slamet masih terus mengeluarkan letusan abu vulkanik pada pagi ini. Dari data pos pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, sejak Rabu dinihari (7/5/2014) mulai pukul 00.00 - 06.00 WIB, terjadi beberapa letusan berwarna kecoklatan setinggi 400 - 800 meter dengan arah condong ke barat.
"Gunung Slamet pagi ini secara visual tertutup kabut namun tercatat beberapa kali terjadi letusan abu vulkanik. Status Gunung Slamet saat ini masih siaga dengan radius larangan beraktivitas sejauh 4 kilometer, " kata Sukedi, petugas pos pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang kepada Sindonews, Rabu (7/5/2014).
Sukedi mengatakan, aktivitas kegempaan yang terpantau berupa 14 kali gempa letusan dan 37 kali gempa hembusan sedangkan gempa tremor harmonik tak tercatat.
Saat ini menurut Sukedi pihaknya masih terus memantau perkembangan aktivitas gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini baik secara visual maupun instrumental.
"Secara instrumental Gunung Slamet terus kita pantau dengan seismograf (pencatat gempa), electronic distance measurement atau EDM (alat pengukur pergeseran horizontal dan vertical jarak gunung), tiltmeter (alat pengukur perubahan permukaan gunung), dan termometer khusus pengukur suhu kawah, dengan begini pergerakannya terus terpantau, " papar pria berkumis ini.
Menurut dia, berdasarkan pantauan dan analisa dari beberapa alat pengukur tersebut kondisi gunung tertinggi di Jawa Tengah ini masih relatif stabil.
Namun Sukedi mengimbau, warga yang tinggal lereng Slamet tetap tenang namun tidak mengurangi kewaspadaan terkait peningkatan aktivitas gunung ini.
"Gunung Slamet pagi ini secara visual tertutup kabut namun tercatat beberapa kali terjadi letusan abu vulkanik. Status Gunung Slamet saat ini masih siaga dengan radius larangan beraktivitas sejauh 4 kilometer, " kata Sukedi, petugas pos pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang kepada Sindonews, Rabu (7/5/2014).
Sukedi mengatakan, aktivitas kegempaan yang terpantau berupa 14 kali gempa letusan dan 37 kali gempa hembusan sedangkan gempa tremor harmonik tak tercatat.
Saat ini menurut Sukedi pihaknya masih terus memantau perkembangan aktivitas gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini baik secara visual maupun instrumental.
"Secara instrumental Gunung Slamet terus kita pantau dengan seismograf (pencatat gempa), electronic distance measurement atau EDM (alat pengukur pergeseran horizontal dan vertical jarak gunung), tiltmeter (alat pengukur perubahan permukaan gunung), dan termometer khusus pengukur suhu kawah, dengan begini pergerakannya terus terpantau, " papar pria berkumis ini.
Menurut dia, berdasarkan pantauan dan analisa dari beberapa alat pengukur tersebut kondisi gunung tertinggi di Jawa Tengah ini masih relatif stabil.
Namun Sukedi mengimbau, warga yang tinggal lereng Slamet tetap tenang namun tidak mengurangi kewaspadaan terkait peningkatan aktivitas gunung ini.
(sms)