Kelud meletus, membawa berkah bagi pedagang rombeng

Rabu, 26 Februari 2014 - 15:11 WIB
Kelud meletus, membawa...
Kelud meletus, membawa berkah bagi pedagang rombeng
A A A
Sindonews.com - Motor tua jenis Honda Super Cup dikendarai Abdul Rahman terlihat mondar mandir di lokasi bencana Gunung Kelud tepatnya di Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu, Kediri.

Warga Dusun Keling, Desa Ringin Agung ini bukan seorang relawan peduli bencana atau penyalur bantuan pasca bencana, melainkan mencari peruntungan dari sisa-sisa letusan Gunung Kelud.

Abdul Rahman adalah satu dari 'pedagang rombeng' yang mencoba mengais rejeki dari sisa-sisa bencana itu.

Melintasi jalan penuh abu vulkanik, motor Abdul Rahman tampak melaju dengan kencang. Dia tak memaka masker meski sisa abdul vulkanik itu berterbangan dan melekat di wajahnya yang tua.

Di jok belakang sepeda motor bernopol AG 2008 FG terlihat membawa ronjot (keranjag) untuk menampung barang- barang bekas yang dibelinya dari warga di lokasi bencana.

Motor tua itu kadang terlihat meliuk-liuk di antara debu yang berterbangan karena keranjang penuh dengan barang bekas. Tapi, Abdul Rahman tetap tersenyum penuh semangat.

"Ada besi, ada plastik dan lain-lain. Barang-barang bekas ini untuk di jual lagi ke pengepul," kata Abdul Rahman di sela-sela aktivitasnya mengais barang bekas di Desa Asmorobangun.

Baginya, letusan gunung Kelud ini membawa berkah tersendiri meski sejumlah warga yang lain merasakan letusan Gunung Kelud sebagai bencana.

Dalam sehari, Abdul Rahman mengaku dua kali harus bolak balik ke pengepul untuk menyetor barang-barang bekas itu. Dari hasil barang-barang bekas inilah digunakan untuk menopang kehidupan keluarganya yang tinggal di Kecamatan Kandangan.

Abdul Rahman memulai aktivitasnya sebagai pedagang rombeng sekitar pukul 07.00 WIB. Dia pun berkeliling ke rumah-rumah untuk meminta warga menjual barang-barang bekas reruntuhan yang tidak digunakan lagi. Sesekali, ia pun memungut barang bekas terbuang di pinggir jalan.

Sekitar pukul 11.00 WIB, sepeda motor butut itu sudah penuh dengan barang-barang bekas. Dan waktunya pergi ke pengepul. Setelah, ditimbang dan menerima bayaran, Abdul Rahman pun kembali lagi ke lokasi yang dilaluinya tadi. Baru sekitar Pukul 15.00 WIB, sepeda motornya itu penuh lagi.

"Dalam sehari bisa dua kali setor. Hasilnya, lumayan lah untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.

Abdul Rahman memiliki patokan harga tersendiri dari setiap barang-barang bekas yang dibelinya dari penduduk. "Kalau di pengepul untuk plastik dihargai tiga ribu dan besi empat ribu perkilonya. Tentu kulakannya enggak sampai segitu," tuturnya.

Menjadi pedagang rombeng memang digelutinya sekitar dua tahun terakhir. Sebelumnya, pria berusia 43 tahun ini berprofesi sebagai buruh tani. Namun karena kebutuhan keluarga yang terus meningkat, ia pun beralih profesi sebagai pedagang rombeng.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1048 seconds (0.1#10.140)