Masyarakat di sekitar Kelud bandel, tak mau pakai masker
A
A
A
Sindonews.com - Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker mengakibatkan tingginya penderita penyakit ISPA pasca erupsi Gunug Kelud di Jawa Timur.
Ketua Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zainal Abidin mengatakan, berbagai keluhan penyakit dari masyarakat sangat terlihat seperti ISPA, gangguan lambung, sakit kepala dan pusing, serta demam.
Keadaan in diperparah dengan minimnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker. Selain itu, banyaknya kecelakaan akibatnya jalan tertutup oleh abu vulkanik.
“Pasien mulai berdatangan ke RS setelah sehari erupsi terjadi dengan berbagai keluhan, salah satunya ISPA,” kata dia saat ditemui di Kantor PB IDI, Senin 24 Februari 2014.
Sementara itu Anggota Komite Penanggulangan Bencana (KPB) IDI Iqbal L Mubarok mengatakan, beberapa penyakit seperti ISPA, sakit mata, gatal-gatal akibat debu dan diare serta dehidrasi banyak melanda anak-anak. Dokter-dokter IDI saat ini masih tersedia untuk memberikan pengobatan.
“Sampai saat ini obat-obatan yang dibutuhkan seperti tetes mata, obat alergi, obat batuk berdahak dan tidak berdahak. Baik untuk anak-anak dan dewasa,” kata dia.
Kata dia, IDI hingga kini terus melakukan peningkatan kesadaran kepada masyarakat untuk terus menggunakan masker. Padahal, stok masker yang disediakan banyak untuk dewasa, namun masker untuk anak-anak memang sangat minim.
Ketua Bidang Tanggap Bencana IDI Kamaruddin Aska mengatakan, dokter-doketr yang berada di posko adalah dokter umum. Selanjutnya para dokter spesialis fokus untuk menangani rujukan. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa dokter spesialis anastesi disediakan di posko.
“Jadi tim kita yang keliling mencari masyaakat. Karena kebanyakan masyarakat tidak mau meninggalkan harta bendanya,” kata dia.
Baca:
Kelud meletus, sepeserpun Pemkab Kediri tak keluar uang
Ketua Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zainal Abidin mengatakan, berbagai keluhan penyakit dari masyarakat sangat terlihat seperti ISPA, gangguan lambung, sakit kepala dan pusing, serta demam.
Keadaan in diperparah dengan minimnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker. Selain itu, banyaknya kecelakaan akibatnya jalan tertutup oleh abu vulkanik.
“Pasien mulai berdatangan ke RS setelah sehari erupsi terjadi dengan berbagai keluhan, salah satunya ISPA,” kata dia saat ditemui di Kantor PB IDI, Senin 24 Februari 2014.
Sementara itu Anggota Komite Penanggulangan Bencana (KPB) IDI Iqbal L Mubarok mengatakan, beberapa penyakit seperti ISPA, sakit mata, gatal-gatal akibat debu dan diare serta dehidrasi banyak melanda anak-anak. Dokter-dokter IDI saat ini masih tersedia untuk memberikan pengobatan.
“Sampai saat ini obat-obatan yang dibutuhkan seperti tetes mata, obat alergi, obat batuk berdahak dan tidak berdahak. Baik untuk anak-anak dan dewasa,” kata dia.
Kata dia, IDI hingga kini terus melakukan peningkatan kesadaran kepada masyarakat untuk terus menggunakan masker. Padahal, stok masker yang disediakan banyak untuk dewasa, namun masker untuk anak-anak memang sangat minim.
Ketua Bidang Tanggap Bencana IDI Kamaruddin Aska mengatakan, dokter-doketr yang berada di posko adalah dokter umum. Selanjutnya para dokter spesialis fokus untuk menangani rujukan. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa dokter spesialis anastesi disediakan di posko.
“Jadi tim kita yang keliling mencari masyaakat. Karena kebanyakan masyarakat tidak mau meninggalkan harta bendanya,” kata dia.
Baca:
Kelud meletus, sepeserpun Pemkab Kediri tak keluar uang
(rsa)