Candi Sukuh tertutup abu vulkanik 2 cm

Senin, 17 Februari 2014 - 17:11 WIB
Candi Sukuh tertutup...
Candi Sukuh tertutup abu vulkanik 2 cm
A A A
Sindonews.com - Empat hari pascahujan abu vulkanik, sisa erupsi Gunung Kelud, di Candi Sukuh, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, mulai dibersihkan.

Puluhan petugas dari Balai Konservasi Kepurbakalaan Jawa Tengah, tampak terlihat tengah membersihkan candi peninggalan umat Hindu yang ada di bawah lereng Gunung Lawu. Selama proses pembersihkan, pihak pengelola sengaja menutup Candi Sukuh.

Mereka bekerja keras membersihkan abu yang menempel di dinding batu-batu candi. menggunakan alat-alat sederhana seperti sapu lidi, sikat ijuk, spatula dan sekop plastik, serta selang air untuk menghilangkan debu yang menempel di sela bebatuan candi.

Menurut salah satu petugas pembersihan Candi Sukuh dari Balai Konservasi Kepurbakalaan Jawa Tengah Sugino, proses pembersihan candi memakan waktu sekira satu minggu.

Meskipun ukuran Candi Sukuh ini tergolong kecil dibandingkan dengan Candi Prambanan, namun dalam membersihkan candi tidak boleh sembarangan. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk pembersihan.

“Tahap pertama seluruh bangunan candi dibersihkan terlebih dahulu dari bangunan candi. Setelah dibersihkan, tahap kedua bebatuan di candi dibersihkan dengan menggunakan sikat atau ijuk. Dan tahap ketiga baru bangunan candi disiram menggunakan air," ujar Sugino, saat ditemui disela pembersihan Candi Sukuh, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (17/2/2014).

Pada tahap pembersihan ini, penggunaan kompresor harus dihindari. Pasalnya, jenis batu Candi Sukuh berbeda dengan bebatuan di Candi Prambanan. Bebatuan Candi Sukuh jenisnya batu merah. Sehingga pori-pori di bebatuan candi sukuh lebih besar dengan bebatuan di Candi Prambanan.

"Kalau menggunakan kompresor, ditakutkan bebatuan di Candi akan terkikis, sehingga bisa mengancam relief yang ada di Candi. Jadi penggunaan kompresor benar-benar dihindari. Itu yang bikin lama," paparnya.

Selain itu, dalam tahap pembersihan candi, penggunaan pembersih terbuat dari bahan-bahan keras seperti logam juga harus dihindari. Pasalnya bahan-bahan logam ini kalau berbenturan dengan bebatuan bisa merusak candi.

"Unsur logam peralatan tersebut juga bisa memicu kerusakan pada batu-batu kuno itu. Selain itu, petugas pun dilarang menggeser atau bahkan memindahkan batu dari tempat semula selama pembersihan," jelasnya.

Diakui oleh Sugino, abu vulkanik Gunung Kelud yang menutupi Candi Sukuh empat hari lalu, mencapai dua centimeter. Kalau tidak segera dibersihkan, bisa mengancam bangunan candi.

Selama abu vulkanik belum dibersihkan, Candi Sukuh akan ditutup untuk umum. Padahal, saat masih ditutup, setiap harinya banyak pengunjung yang kecewa tidak bisa berwisata ke candi tersebut.

Selama proses pembersihan Candi Sukuh, Balai Konservasi Kepurbakalaan Jawa Tengah melarang siapapun masuk ke dalam bangunan. Termasuk petugas Dinas Pariwisata Karanganyar yang bermaksud menawarkan tenaga bantuan.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1381 seconds (0.1#10.140)