Alasan mengapa hewan di Kelud turun gunung
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah hewan di kawasan lereng Gunung Kelud mulai turun. Kawanan kijang dan ular pun keluar dari sarang. Fenomena apa yang menyebabkan hewan-hewan itu turun gunung?
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Hendrasto, menepis jika turunnya hewan-hewan itu sebagai tanda Gunung Kelud akan meletus.
"Kalau memang ada hewan yang turun, itu tidak mengherankan. Itu bukan (indikasi Gunung Kelud akan meletus)," kata Hendrasto, Kamis (13/2/2014).
Kepanikan hewan di sana disebabkan aktivitas vulkanik yang tinggi, terutama dari sisi kegempaan. Seperti diketahui, kegempaan di lokasi bisa terjadi puluhan bahkan ratusan kali dalam sehari, baik itu gempa vulkanik dangkal maupun dalam.
"Itu memang tidak dirasakan manusia. Tapi binatang memiliki naluri lebih peka. Mereka tidak nyaman (dengan banyaknya gempa vulkanik), mungkin karena itu mereka turun," jelasnya.
Hendrasto mengatakan, selain kegempaan yang cukup tinggi, suhu air kawah di lokasi juga tinggi. Bahkan pada kubah lava di lokasi mengeluarkan asap. "Asap itu mungkin muncul sejak Januari, sebelumnya tidak ada," ucapnya.
Meski begitu, secara umum masyarakat tetap bisa beraktivitas normal. Sebab permukiman penduduk terdekat berjarak di atas tujuh kilometer. Sedangkan radius steril yang direkomendasikan PVMBG hanya lima kilometer.
"Tapi masyarakat diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaannya," imbaunya.
Baca:
Kelud diyakini akan meletus, kijang & ular turun gunung
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Hendrasto, menepis jika turunnya hewan-hewan itu sebagai tanda Gunung Kelud akan meletus.
"Kalau memang ada hewan yang turun, itu tidak mengherankan. Itu bukan (indikasi Gunung Kelud akan meletus)," kata Hendrasto, Kamis (13/2/2014).
Kepanikan hewan di sana disebabkan aktivitas vulkanik yang tinggi, terutama dari sisi kegempaan. Seperti diketahui, kegempaan di lokasi bisa terjadi puluhan bahkan ratusan kali dalam sehari, baik itu gempa vulkanik dangkal maupun dalam.
"Itu memang tidak dirasakan manusia. Tapi binatang memiliki naluri lebih peka. Mereka tidak nyaman (dengan banyaknya gempa vulkanik), mungkin karena itu mereka turun," jelasnya.
Hendrasto mengatakan, selain kegempaan yang cukup tinggi, suhu air kawah di lokasi juga tinggi. Bahkan pada kubah lava di lokasi mengeluarkan asap. "Asap itu mungkin muncul sejak Januari, sebelumnya tidak ada," ucapnya.
Meski begitu, secara umum masyarakat tetap bisa beraktivitas normal. Sebab permukiman penduduk terdekat berjarak di atas tujuh kilometer. Sedangkan radius steril yang direkomendasikan PVMBG hanya lima kilometer.
"Tapi masyarakat diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaannya," imbaunya.
Baca:
Kelud diyakini akan meletus, kijang & ular turun gunung
(rsa)