Gunung Kelud bukan Sinabung

Kamis, 06 Februari 2014 - 21:28 WIB
Gunung Kelud bukan Sinabung
Gunung Kelud bukan Sinabung
A A A
Sindonews.com - Pemberitaan yang berlebihan terkait Gunung Kelud sangat disayangkan. Sebab, pemberitaan itu hanya membuat warga di sekitar Gunung Kelud menjadi resah.

Aktivis petani lereng Kelud Kabupaten Blitar Farhan Mahfudzi menyayangkan adanya pandangan telah terjadi kehebohan luar biasa pada Gunung Kelud.

Menurutnya, yang pertama Kelud masih dalam level waspada. Artinya belum bisa dipastikan akan terjadi erupsi. Dan kalaupun erupsi terjadi tentu memerlukan waktu cukup lama untuk mencapai level siaga dan awas.

"Mungkin karena saat ini bebarengan dengan peristiwa erupsi Gunung Sinabung, jadi Kelud seolah-olah diperlakukan sama seperti Sinabung. Padahal sebagian besar masyarakat sekitar Kelud santai santai saja, "ujarnya, Kamis (6/2/2014).

Yang kedua, bencana gunung api bagi masyarakat lereng kelud bukan hal baru. Tiap generasi warga telah merasakan, setidaknya memperoleh cerita tutur bagaimana peristiwa erupsi kelud terjadi.

Sesuai arsip gunung api Kelud mulai meletus pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990. Terakhir pada 16 Oktober 2007.

Artinya, kata Farhan, bencana dan bagaimana cara penanggulanganya sudah menjadi semacam pola kebudayaan masyarakat gunung api.

Pada konteks bencana, apa yang terjadi pada warga lereng gunung api, persis sama dengan masyarakat pesisir pantai selatan yang setiap saat bisa terancam Tsunami.

Atau warga yang hidup di pinggiran bantaran sungai yang setiap musim penghujan menjadi pelanggan banjir. Sama juga dengan masyarakat perkotaan terbiasa dengan bencana kemacetan, ledakan penduduk dan kemiskinan.

"Karena sudah menjadi semacam budaya, mereka tahu bagaimana harus bersikap dan mengambil langkah. Tidak perlu diheboh-hebohkan. Diperlakukan biasa saja. Justru yang heboh itu warga yang jauh, terutama perkotaan yang jauh dari gunung. Dan dampaknya justru meresahkan," sindirnya.

Seperti diketahui, hingga kini status Kelud masih level II (waspada).
Berdasarkan catatan seismik mulai pukul 00.00-06.00 Wib Kamis (6/2), Kelud telah mengalami vulkanik dangkal (VB) 21 kali, vulkanik dalam (VA) 2 kali, dan tektonik jauh 2 kali. Suhu air di pusat erupsi mencapai 57 derajat celcius.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1051 seconds (0.1#10.140)