Status Gunung Kelud mendadak Waspada
A
A
A
Sindonews.com - Gunung api Kelud yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, mendadak mengalami kenaikan status dari Aktif Normal menjadi Waspada.
Atas kondisi tersebut, warga yang bertempat tinggal di dekat dengan kawasan Kelud diimbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk meningkatkan kewaspadaan terkait perubahan status tersebut.
"Kita telah mendapat informasi langsung dari Pos Pantau di Margomulyo, Ngancar Kabupaten Kediri. Bahwa status Gunung Kelud menjadi Waspada," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Blitar, Katidjan, Minggu (2/2/2014).
Sesuai rekam jejak aktivitas Kelud, gunung api yang memiliki ketinggian 1,731 meter di atas permukaan laut (MDPL) itu memiliki siklus letusan 12-15 tahun sekali.
Arsip menyebutkan, bahwa Kelud mulai meletus pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990. Terakhir pada 16 Oktober 2007. Sekira 135.000 jiwa warga Kabupaten Blitar yang berada di radius 10 km dari Kelud diungsikan.
Kendati demikian, gempa tremor seiring naiknya status, yakni dari normal menjadi awas pada tahun 2007, tidak sampai menimbulkan letusan.
Namun kenaikan suhu kawah Kelud (melebihi 75 derajat celsius) ditambah kepulan asap putih, telah memunculkan kaldera (anak kelud) selebar 100 meter.
"Sesuai informasi yang disampaikan Kepala Pos Pantau Gunung Kelud Khoirul Huda, mulai pukul 12.00 Wib kawasan Kelud telah steril hingga radius 2 km," tegas Katidjan.
Baca:
Status Waspada, wisata Gunung Kelud ditutup
Atas kondisi tersebut, warga yang bertempat tinggal di dekat dengan kawasan Kelud diimbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk meningkatkan kewaspadaan terkait perubahan status tersebut.
"Kita telah mendapat informasi langsung dari Pos Pantau di Margomulyo, Ngancar Kabupaten Kediri. Bahwa status Gunung Kelud menjadi Waspada," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Blitar, Katidjan, Minggu (2/2/2014).
Sesuai rekam jejak aktivitas Kelud, gunung api yang memiliki ketinggian 1,731 meter di atas permukaan laut (MDPL) itu memiliki siklus letusan 12-15 tahun sekali.
Arsip menyebutkan, bahwa Kelud mulai meletus pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990. Terakhir pada 16 Oktober 2007. Sekira 135.000 jiwa warga Kabupaten Blitar yang berada di radius 10 km dari Kelud diungsikan.
Kendati demikian, gempa tremor seiring naiknya status, yakni dari normal menjadi awas pada tahun 2007, tidak sampai menimbulkan letusan.
Namun kenaikan suhu kawah Kelud (melebihi 75 derajat celsius) ditambah kepulan asap putih, telah memunculkan kaldera (anak kelud) selebar 100 meter.
"Sesuai informasi yang disampaikan Kepala Pos Pantau Gunung Kelud Khoirul Huda, mulai pukul 12.00 Wib kawasan Kelud telah steril hingga radius 2 km," tegas Katidjan.
Baca:
Status Waspada, wisata Gunung Kelud ditutup
(rsa)