Muatan kimia berbahaya bocor, Kapal Caraka Niaga diusir
A
A
A
Sindonews.com – Kontainer berisi tabung bahan kimia Hydro Clori Acid (HCl/Asam Klorida) yang akan dibongkar di Pelabuhan Sibolga, terdeteksi mengalami kebocoran.
Pihak otoritas Pelabuhan Sibolga setempat pun langsung menutup pelabuhan dan menginstruksikan kapal meninggalkan pelabuhan dan buang jangkar di tengah laut, untuk menghindari terjadi risiko kepada masyarakat.
Suasana di Pelabuhan Sibolga pagi itu mendadak ramai dikunjungi petugas kepolisian dari Polres Sibolga. Cairan berwarna kuning terus mengalir dari dalam kontiner yang berisi tabung cairan bahan kimia yang rencananya akan dikirim untuk kebutuhan perusahaan pertambangan emas di Batang toru.
Lantai dan badan kapal yang diketahui bernama Caraka Niaga III dengan nomor lambung IMO 9018311 tampak basah oleh cairan itu, bahkan cairannya sebahagian masuk ke laut kawasan pelabuhan Sibolga. Hingga berita ini diturunkan, kapal kargo tersebut masih berada di tengah laut.
Pihak pimpinan PT Meratus Cabang Sibolga sebagai penyedia sarana pengangkutan bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia itu tidak bersedia memberikan keterangan atas bocornya salah satu kontiner berisi tabung HCl tersebut. Hal yang sama juga dilakukan oleh PT SDV pihak logistik dan transportasi pengangkutan kontiner ke perusahaan pertambahan emas di Batangtoru ini, juga menolak berkomentar.
“Itu bukan tanggungjawab kita dari PT SDV. Sebab, kita disini hanya sebagai penyedia transportasi,” tutur Humas PT SDV Reynold Simamora, Sabtu (18/1/2014).
Sementara itu, pihak perusahaan PT Tambang Martabe Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), melalui bagian Humas dan Hubungan Media Adi Prathomo membenarkan, adanya kebocoran bahan kimia itu. Namun itu berada di luar tanggungjawab Tambang Martabe.
Disampaikan, Tambang Martabe memiliki perjanjian kerja sama dengan transporter SDV untuk mengangkut barang-barang yang dibutuhkan Tambang Martabe dari dan ke Pelabuhan Sibolga. Pihak SDV kemudian menggunakan jasa pengangkutan laut, Meratus untuk mengangkut HCl dari Jakarta ke Sibolga, sebelum diangkut melalui jalan darat oleh SDV. SDV sebagai kontraktor yang mengangkut logistik dari dan ke Martabe bertanggungjawab atas keutuhan barang sebelum diserahkan kepada Tambang Martabe.
Manajemen Martabe menyakini sudah mengambil keputusan yang tepat dalam memilih perusahaan terbaik dalam jasa pengangkutan bahan-bahan kimia. Pihak SDV telah memiliki standar internasional dan telah menjadi mitra bagi beberapa perusahaan multinasional. SDV juga telah memegang ijin untuk impor bahan-bahan kimia dan memegang ijin dari pemerintah untuk pengangkutan HCL.
“Manajemen Martabe menyakini juga bahwa pihak suplier dan perusahana jasa pengangkutan laut telah melakukan prosedur yang ditetapkan untuk meminimalkan resiko yang mungkin timbul. Pihak SDV telah melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi situasi di lapangan. Tim Tanggap Darurat Tambang Martabe juga telah diterjunkan untuk membantu Tim Tanggap Darurat dari SDV,” tukas Adi Prathomo.
Sementara itu juga, pihak kepolisian Polres Sibolga masih menyelidiki penyebab pasti bocornya tabung kontiner berisi tabung silinder bahan kimia HCl tersebut. “Kita masih melakukan penyelidikan,” tandas Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Agus Pristiono.
Sekadar menambahkan, pontensi bahaya asam klorida pekat (HCl) akan membentuk kabut asam. Baik kabut dan lauran tersebut bersifat korosif terhadap jaringan tubuh, dengan potensi kerusakan pada organ pernapasan, mata, kulit dan usus. Seketika asam klorida bercampur dengan bahan kimia oksidator lainnya, seperti natrium hipoklorit (pemutih Na ClO) atau Kalium Permanganat (KmnO4, gas beracun klorin akan terbentuk.
Pihak otoritas Pelabuhan Sibolga setempat pun langsung menutup pelabuhan dan menginstruksikan kapal meninggalkan pelabuhan dan buang jangkar di tengah laut, untuk menghindari terjadi risiko kepada masyarakat.
Suasana di Pelabuhan Sibolga pagi itu mendadak ramai dikunjungi petugas kepolisian dari Polres Sibolga. Cairan berwarna kuning terus mengalir dari dalam kontiner yang berisi tabung cairan bahan kimia yang rencananya akan dikirim untuk kebutuhan perusahaan pertambangan emas di Batang toru.
Lantai dan badan kapal yang diketahui bernama Caraka Niaga III dengan nomor lambung IMO 9018311 tampak basah oleh cairan itu, bahkan cairannya sebahagian masuk ke laut kawasan pelabuhan Sibolga. Hingga berita ini diturunkan, kapal kargo tersebut masih berada di tengah laut.
Pihak pimpinan PT Meratus Cabang Sibolga sebagai penyedia sarana pengangkutan bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia itu tidak bersedia memberikan keterangan atas bocornya salah satu kontiner berisi tabung HCl tersebut. Hal yang sama juga dilakukan oleh PT SDV pihak logistik dan transportasi pengangkutan kontiner ke perusahaan pertambahan emas di Batangtoru ini, juga menolak berkomentar.
“Itu bukan tanggungjawab kita dari PT SDV. Sebab, kita disini hanya sebagai penyedia transportasi,” tutur Humas PT SDV Reynold Simamora, Sabtu (18/1/2014).
Sementara itu, pihak perusahaan PT Tambang Martabe Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), melalui bagian Humas dan Hubungan Media Adi Prathomo membenarkan, adanya kebocoran bahan kimia itu. Namun itu berada di luar tanggungjawab Tambang Martabe.
Disampaikan, Tambang Martabe memiliki perjanjian kerja sama dengan transporter SDV untuk mengangkut barang-barang yang dibutuhkan Tambang Martabe dari dan ke Pelabuhan Sibolga. Pihak SDV kemudian menggunakan jasa pengangkutan laut, Meratus untuk mengangkut HCl dari Jakarta ke Sibolga, sebelum diangkut melalui jalan darat oleh SDV. SDV sebagai kontraktor yang mengangkut logistik dari dan ke Martabe bertanggungjawab atas keutuhan barang sebelum diserahkan kepada Tambang Martabe.
Manajemen Martabe menyakini sudah mengambil keputusan yang tepat dalam memilih perusahaan terbaik dalam jasa pengangkutan bahan-bahan kimia. Pihak SDV telah memiliki standar internasional dan telah menjadi mitra bagi beberapa perusahaan multinasional. SDV juga telah memegang ijin untuk impor bahan-bahan kimia dan memegang ijin dari pemerintah untuk pengangkutan HCL.
“Manajemen Martabe menyakini juga bahwa pihak suplier dan perusahana jasa pengangkutan laut telah melakukan prosedur yang ditetapkan untuk meminimalkan resiko yang mungkin timbul. Pihak SDV telah melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi situasi di lapangan. Tim Tanggap Darurat Tambang Martabe juga telah diterjunkan untuk membantu Tim Tanggap Darurat dari SDV,” tukas Adi Prathomo.
Sementara itu juga, pihak kepolisian Polres Sibolga masih menyelidiki penyebab pasti bocornya tabung kontiner berisi tabung silinder bahan kimia HCl tersebut. “Kita masih melakukan penyelidikan,” tandas Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Agus Pristiono.
Sekadar menambahkan, pontensi bahaya asam klorida pekat (HCl) akan membentuk kabut asam. Baik kabut dan lauran tersebut bersifat korosif terhadap jaringan tubuh, dengan potensi kerusakan pada organ pernapasan, mata, kulit dan usus. Seketika asam klorida bercampur dengan bahan kimia oksidator lainnya, seperti natrium hipoklorit (pemutih Na ClO) atau Kalium Permanganat (KmnO4, gas beracun klorin akan terbentuk.
(hyk)