Kemarau, mata air di Garut menyusut

Jum'at, 23 Agustus 2013 - 16:03 WIB
Kemarau, mata air di...
Kemarau, mata air di Garut menyusut
A A A
Sindonews.com - Memasuki musim kemarau, sejumlah mata air pemasok Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Intan Garut mulai mengalami penyusutan.

Direktur PDAM Tirta Intan Kabupaten Garut, Doni Suryadi, mengatakan rata-rata penurunan yang terjadi pada sejumlah mata air ini berkisar antara 20 hingga 30 persen.

“Salah satu contoh, penyusutan yang terjadi pada mata air Cibulakan, debit airnya menyusut dari 15 liter per detik menjadi 10 liter per detik. Kondisi serupa juga terjadi pada beberapa mata air lain di wilayah Garut,” kata Doni di Garut, Jumat (23/8/2013).

Mata air Cibulakan sendiri setidaknya digunakan untuk memenuhi pasokan air bagi sekira 1.000 lebih pelanggan PDAM di wilayah Campaka Garut. Meski pasokan dari mata air berkurang, dia mengklaim kejadian langkanya air karena kemarau pada 2012 lalu di wilayah ini tidak akan terulang.

“Kami sudah siapkan pasokan air yang baru dari mata air terbesar di Garut, yaitu mata air Cipulus. Alhamdulillah, jaringan pipa dari mata air Cipulus ke kawasan Campaka Garut sudah terbangun dan siap untuk digunakan,” ujarnya.

Jaringan pipa dari mata air Cipulus sendiri setidaknya memiliki panjang 12,5 km. Pipa pada jaringan ini terdiri dari pipa ukuran 8 inch dan 6 inch.

Pada musim kemarau, mata air Cipulus sendiri setidaknya memiliki debit air sebesar 80 liter per detik. Tak heran, jika PDAM Garut selalu menggunakan mata air Cipulus untuk menyuplai beberapa kawasan di Garut yang kekurangan air.

PDAM Tirta Intan Garut sendiri telah memiliki ribuan pelanggan di 15 kecamatan di Kabupaten Garut. Air yang disalurkan ke warga yang menjadi pelanggan, berasal dari beberapa sumber air seperti mata air dan sumur bor.

Terkait ancaman bencana kekeringan, BPBD Kabupaten Garut telah menyatakan kesiapannya untuk langkah penanggulangan. Kepala Pelaksana BPDB Kabupaten Garut Dikdik Hendrajaya mengatakan, pihaknya siap melakukan koordinasi dengan setiap instansi terkait.

“Akan terus ada pemantauan misalnya dari pemerintahan tingkat kecamatan. Kalau ancamannya sudah parah, kita akan koordinasikan masalah ini dengan pihak terkait seperti PDAM, Dinas Sumber Daya Air Mineral dan Pertambangan (SDAP) dan lainnya,” tukasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5623 seconds (0.1#10.140)