Karutan Kebon Waru tak tahu napi kabur
A
A
A
Sindonews.com - Kasus kaburnya napi Rutan Kebon Waru dari RS Hasan Sadikin (RSHS) belum diketahui oleh Kepala Rutan. Hal itu dipastikan setelah sejumlah wartawan mengkonfirmasinya melalui telepon.
"Saya enggak tahu. Saya lagi keluar kota. Langsung saja tanya kesana (rutan)," tutur Karutan Kebon Waru Joko Pitoyo, Jumat (5/7/2013).
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Jabar I Wayan Dusak membenarkan adanya napi Rutan Kebon Waru yang kabur.
"Betul ada yang lari," katanya.
Namun, untuk masalah teknis pengawalan dan prosedur pengobatan napi yang kabur pihaknya enggan berkomentar banyak.
"Semestinya itu biar Kadivpas yang bicara. Tapi untuk penangkapan, kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian. Dan Kanwil sedang investigasi prosedur di dalam," jelasnya.
Terpisah, Kasubag Humas dan Protokoler RSHS, dr Tengku Djumala Sari mengatakan, seharusnya pihak rumah sakit diberi tahu jika pasien yang berobat adalah napi dan bukan pasien biasa.
"Seharusnya semua mulai dari perawat sampai petugas keamanan diberitahu kalau yang bersangkutan adalah napi. Dan biasanya itu napi yang dirawat juga di borgol," terangnya.
Saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap seluruh CCTV yang berada disekitar rumah sakit.
Pihaknya pun mempersilakan pihak rutan jika ingin meminjam rekaman CCTV sebagai alat bantu untuk memburu napi yang kabur.
"Saya enggak tahu. Saya lagi keluar kota. Langsung saja tanya kesana (rutan)," tutur Karutan Kebon Waru Joko Pitoyo, Jumat (5/7/2013).
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Jabar I Wayan Dusak membenarkan adanya napi Rutan Kebon Waru yang kabur.
"Betul ada yang lari," katanya.
Namun, untuk masalah teknis pengawalan dan prosedur pengobatan napi yang kabur pihaknya enggan berkomentar banyak.
"Semestinya itu biar Kadivpas yang bicara. Tapi untuk penangkapan, kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian. Dan Kanwil sedang investigasi prosedur di dalam," jelasnya.
Terpisah, Kasubag Humas dan Protokoler RSHS, dr Tengku Djumala Sari mengatakan, seharusnya pihak rumah sakit diberi tahu jika pasien yang berobat adalah napi dan bukan pasien biasa.
"Seharusnya semua mulai dari perawat sampai petugas keamanan diberitahu kalau yang bersangkutan adalah napi. Dan biasanya itu napi yang dirawat juga di borgol," terangnya.
Saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap seluruh CCTV yang berada disekitar rumah sakit.
Pihaknya pun mempersilakan pihak rutan jika ingin meminjam rekaman CCTV sebagai alat bantu untuk memburu napi yang kabur.
(lns)