Ratusan KK jauh dari penerangan PLN
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan Kepala Keluarga (KK) di Desa Bontorannu, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, menjalani kehidupan tanpa adanya cahaya penerangan listrik hingga saat ini.
Sementara pihak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sendiri belum dapat merealisasikan kebutuhan masyarakat setempat, walau pihak kepala desa telah berulang ulang kali melakukan permohonan untuk warganya.
"Sayangnya pihak PLN hanya bisa memberikan janji tanpa mampu merealisasikan kebutuhan masyarakatnya yang sangat membutuhkan aliran listrik," kata Kepala Desa Jamain di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Sabtu (9/3/2013).
Pada kesempatan itu dia mengatakan, sebelumnya masyarakat menggunakan aliran air sungai beru batang yang mengalir lumayan deras yang sempat membantu masyarakat sekitar.
"Bantuan penerangan dari mesin pembangkit listrik ini tidak berlangsung lama di nikmati oleh masyarakat. Karena spare part alat tersebut sangat mahal bagi masyarakat setempat/ terlebih lagi alat pembangkit listrik ini kerap kali rusak sehingga spare partnya pun harus di ganti minimal seminggu sekali," paparnya.
Maka itu, kata dia, sekarang alat tersebut sudah menjadi barang rongsokan tak tidak bisa dimanfaatkan lagi oleh masyarakat Desa Bontorannu.
"Bahkan sebagian alat pada mesin tersebut di duga telah hilang," katanya.
Sementara pihak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sendiri belum dapat merealisasikan kebutuhan masyarakat setempat, walau pihak kepala desa telah berulang ulang kali melakukan permohonan untuk warganya.
"Sayangnya pihak PLN hanya bisa memberikan janji tanpa mampu merealisasikan kebutuhan masyarakatnya yang sangat membutuhkan aliran listrik," kata Kepala Desa Jamain di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Sabtu (9/3/2013).
Pada kesempatan itu dia mengatakan, sebelumnya masyarakat menggunakan aliran air sungai beru batang yang mengalir lumayan deras yang sempat membantu masyarakat sekitar.
"Bantuan penerangan dari mesin pembangkit listrik ini tidak berlangsung lama di nikmati oleh masyarakat. Karena spare part alat tersebut sangat mahal bagi masyarakat setempat/ terlebih lagi alat pembangkit listrik ini kerap kali rusak sehingga spare partnya pun harus di ganti minimal seminggu sekali," paparnya.
Maka itu, kata dia, sekarang alat tersebut sudah menjadi barang rongsokan tak tidak bisa dimanfaatkan lagi oleh masyarakat Desa Bontorannu.
"Bahkan sebagian alat pada mesin tersebut di duga telah hilang," katanya.
(mhd)