Disidak, banyak kapal minim alat keselamatan
A
A
A
Sindonews.com - Buruknya uaca belakangan ini membuat Administrator Pelabuhan Ambon menggelar inpeksi mendadak (sidak) ke kapal-kapal tradisional di Pelabuhan Slamet Riyadi, Ambon.
Dalam sidak ini, petugas melakukan pemeriksaan kelengkapan keselamatan berlayar penumpang dan kapal untuk mencegah kecelakaan kapal. Ironisnya, ditemukan banyak kapal yang minim alat keselamatan.
Kepala Adpel Ambon Kapten Ali Ibrahim bersama anggotanya menggelar sidak terhadap kapal tradisional KM Elisabeth, Senin (14/1/2013). Kapal ini hendak berangkat menuju Pulau Buru, Maluku.
Kedatangan petugas Adpel ini membuat penumpang dan anak buah kapal ini kaget. Ali bersama anggotnya kemudian langsung memeriksa daftar manifes penumpang kapal yang akan berangkat ini.
Selain itu, petugas juga memeriksa kelengkapan keselamatan berlayar penumpang kapal seperti jaket pelampung dan alat komunikasi kapal lainnya. Petugas Adpel Ambon juga memperagakan penggunaan jaket pelampung yang baik. Ternyata, banyak penumpang tidak tau menggunakan jaket pelampung ini.
Dalam pemeriksaan ini, ditemukan banyak jaket pelampung yang sudah rusak dan tidak layak digunakan dalam pelayaran. Setelah pemeriksaan rampung, petugas syahbandar Pelabuhan Ambon kemudian mengizinkan kapal ini berlayar.
Ali Ibrahim menyatakan, sidak ini dilakukan untuk memastikan seluruh alat keselamatan berlayar di kapal–kapal tradisional yang melayari rute antar pulau di Maluku ini memenuhi standar.
"Sidak ini dilakukan untuk mencegah kecelakaan laut memasuki cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan Maluku," katanya di Pelabuhan Ambon, Senin (14/1/2013).
Ia menyatakan, sepekan kemarin terjadi dua kali kecelakaan kapal di perairan Maluku, yakni speedboat tenggelam di perairan Maluku Tenggara Barat yang menewaskan delapan penumpang, serta tenggelamnya KM Toyando di perairan Maluku Tenggara yang menewaskan dua penumpang.
Menurut Ali, dalam dua kasus tersebut baik speedboat maupun kapal tidak dilengkapi fasilitas keselamatan berlayar. Sejak empat hari lalu, Adpel melarang kapal-kapal tradisional antar pulau di Maluku berlayar akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi hingga lima meter.
Dalam sidak ini, petugas melakukan pemeriksaan kelengkapan keselamatan berlayar penumpang dan kapal untuk mencegah kecelakaan kapal. Ironisnya, ditemukan banyak kapal yang minim alat keselamatan.
Kepala Adpel Ambon Kapten Ali Ibrahim bersama anggotanya menggelar sidak terhadap kapal tradisional KM Elisabeth, Senin (14/1/2013). Kapal ini hendak berangkat menuju Pulau Buru, Maluku.
Kedatangan petugas Adpel ini membuat penumpang dan anak buah kapal ini kaget. Ali bersama anggotnya kemudian langsung memeriksa daftar manifes penumpang kapal yang akan berangkat ini.
Selain itu, petugas juga memeriksa kelengkapan keselamatan berlayar penumpang kapal seperti jaket pelampung dan alat komunikasi kapal lainnya. Petugas Adpel Ambon juga memperagakan penggunaan jaket pelampung yang baik. Ternyata, banyak penumpang tidak tau menggunakan jaket pelampung ini.
Dalam pemeriksaan ini, ditemukan banyak jaket pelampung yang sudah rusak dan tidak layak digunakan dalam pelayaran. Setelah pemeriksaan rampung, petugas syahbandar Pelabuhan Ambon kemudian mengizinkan kapal ini berlayar.
Ali Ibrahim menyatakan, sidak ini dilakukan untuk memastikan seluruh alat keselamatan berlayar di kapal–kapal tradisional yang melayari rute antar pulau di Maluku ini memenuhi standar.
"Sidak ini dilakukan untuk mencegah kecelakaan laut memasuki cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan Maluku," katanya di Pelabuhan Ambon, Senin (14/1/2013).
Ia menyatakan, sepekan kemarin terjadi dua kali kecelakaan kapal di perairan Maluku, yakni speedboat tenggelam di perairan Maluku Tenggara Barat yang menewaskan delapan penumpang, serta tenggelamnya KM Toyando di perairan Maluku Tenggara yang menewaskan dua penumpang.
Menurut Ali, dalam dua kasus tersebut baik speedboat maupun kapal tidak dilengkapi fasilitas keselamatan berlayar. Sejak empat hari lalu, Adpel melarang kapal-kapal tradisional antar pulau di Maluku berlayar akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi hingga lima meter.
(ysw)