Demo Aceng mundur kembali terjadi
Senin, 10 Desember 2012 - 19:19 WIB

Demo Aceng mundur kembali terjadi
A
A
A
Sindonews.com – Aksi demonstrasi menuntut Bupati Garut Aceng HM Fikri mundur dari jabatannya kembali terjadi. Ratusan ibu rumah tangga dari berbagai organisasi masyarakat menggelar aksinya di depan Kantor Bupati Garut Jalan Pembangunan dan Gedung DPRD Kabupaten Garut Jalan Patriot.
Aksi, diawali dengan melakukan long march dari kawasan Simpang Lima menuju Kantor Bupati Garut. Setelah puas berorasi, massa ibu-ibu ini kemudian mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Garut untuk bergabung dengan ratusan anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Sebagian dari pengunjuk rasa, setidaknya menutupi mulutnya dengan kain hitam. Hal tersebut ditujukan sebagai ungkapan protes pada pemerintah dan anggota DPRD yang lamban menangani kasus pernikahan kilat Aceng.
“Kami ingin nama Garut kembali pulih. Aceng harus turun dari jabatannya untuk mempertanggungjawabkannya,” kata anggota IMM, Supartini, Senin (10/12/2012).
Ratusan massa ini juga mengecam, gaya kepemimpinan Aceng selama memimpin Kabupaten Garut. Menurut massa, selama ini Aceng tidak pernah memiliki kebijakan yang pro terhadap wanita.
Sementara itu, mantan Bupati Garut periode tahun 2000-2004 Dede Satibi mengaku sangat prihatin dengan kondisi Kabupaten Garut saat ini. Ia pun meminta agar anggota DPRD dapat menjalankan amanah rakyat, yakni melakukan investigasi terhadap kasus pelanggaran Aceng sesuai peraturan yang berlaku.
“Bukan bermaksud untuk berburuk sangka, saya sedikit tidak yakin dengan jalannya tugas Pansus DPRD Kabupaten Garut,” ungkapnya.
Terpisah, Ketua Pansus DPRD Kabupaten Garut Asep Lesmana Ahlan menegaskan, pihaknya selama ini telah bekerja secara independen. Asep memastikan, timnya tidak pernah diintimidasi selama menjalankan tugas.
“Tidak ada itu yang namanya kontrak. Kami menjalankan tugas ini sesuai dengan profesionalitas masing-masing. Apa yang akan dihasilkan dari penyelidikan ini, tentunya telah disesuaikan juga dengan fakta dan data. Apalagi, hasilnya akan digunakan sebagai dasar bagi seluruh fraksi di DPRD untuk menyampaikan sikapnya di sidang paripurna nanti,” jelasnya.
Aksi, diawali dengan melakukan long march dari kawasan Simpang Lima menuju Kantor Bupati Garut. Setelah puas berorasi, massa ibu-ibu ini kemudian mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Garut untuk bergabung dengan ratusan anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Sebagian dari pengunjuk rasa, setidaknya menutupi mulutnya dengan kain hitam. Hal tersebut ditujukan sebagai ungkapan protes pada pemerintah dan anggota DPRD yang lamban menangani kasus pernikahan kilat Aceng.
“Kami ingin nama Garut kembali pulih. Aceng harus turun dari jabatannya untuk mempertanggungjawabkannya,” kata anggota IMM, Supartini, Senin (10/12/2012).
Ratusan massa ini juga mengecam, gaya kepemimpinan Aceng selama memimpin Kabupaten Garut. Menurut massa, selama ini Aceng tidak pernah memiliki kebijakan yang pro terhadap wanita.
Sementara itu, mantan Bupati Garut periode tahun 2000-2004 Dede Satibi mengaku sangat prihatin dengan kondisi Kabupaten Garut saat ini. Ia pun meminta agar anggota DPRD dapat menjalankan amanah rakyat, yakni melakukan investigasi terhadap kasus pelanggaran Aceng sesuai peraturan yang berlaku.
“Bukan bermaksud untuk berburuk sangka, saya sedikit tidak yakin dengan jalannya tugas Pansus DPRD Kabupaten Garut,” ungkapnya.
Terpisah, Ketua Pansus DPRD Kabupaten Garut Asep Lesmana Ahlan menegaskan, pihaknya selama ini telah bekerja secara independen. Asep memastikan, timnya tidak pernah diintimidasi selama menjalankan tugas.
“Tidak ada itu yang namanya kontrak. Kami menjalankan tugas ini sesuai dengan profesionalitas masing-masing. Apa yang akan dihasilkan dari penyelidikan ini, tentunya telah disesuaikan juga dengan fakta dan data. Apalagi, hasilnya akan digunakan sebagai dasar bagi seluruh fraksi di DPRD untuk menyampaikan sikapnya di sidang paripurna nanti,” jelasnya.
(ysw)