Ikut Langkah DKI, Jabar Beri Fasilitas Hotel Bintang Lima untuk Tenaga Medis

Selasa, 07 April 2020 - 16:01 WIB
Ikut Langkah DKI, Jabar Beri Fasilitas Hotel Bintang Lima untuk Tenaga Medis
Ikut Langkah DKI, Jabar Beri Fasilitas Hotel Bintang Lima untuk Tenaga Medis
A A A
BANDUNG - Langkah Pemprov DKI Jakarta memberikan fasilitas hotel bintang lima kepada tenaga medis dan pegawai rumah sakit yang menangani pasien Corona (COVID-19), diikuti oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Pemprov Jabar memberikan penginapan di Hotel Prama Grand Preanger, salah satu hotel bintang lima terkenal di Kota Bandung.


Hari ini, Selasa (7/4/2020), Gubernur Jabar Ridwan Kamil didampingi sang istri Atalia Praratya Kamil, menyempatkan diri menemui para pejuangyang terdiri dari dokter, perawat, dan kru rumah sakit yang sudah menginap di hotel tersebut sejak pekan lalu.


Dalam kesempatan tersebut, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itumemberikan dorongan dan motivasi kepada mereka yang tengah berolahraga di halaman hotel.


"Kami akan terus memberikan support moral kepada tenaga medis ini. Kami juga sedang mencari APD (alat pelindung diri) ke berbagai negara untuk pengamanan diri mereka," ujar Kang Emil.


Dalam kunjungannya, Kang Emil mengecek beberapa kamar yang ditempati para tenaga medis. Total tenaga medis yang berasal dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung ini sementara berjumlah 73 orang.


Terdiri dari perawat 20 orang, dokter 2 orang, sopir 3 orang, cleaning service 2 orang, dan prakarya atau administrasi 4 orang. Sementara kamar yang telah disiapkan berjumlah 200 kamar dan baru terisi 23 kamar.


"Jadi Jabar memfasilitasi hotel bintang lima untuk para tenaga medis dokter dan perawat dan sudah dipakai sejak minggu lalu. Jadi bukan persiapan lagi, tapi saya hanya mengecek kondisi mereka," imbuhnya.


Kang Emil menyatakan, Pemprov Jabar akan terus memaksimalkan hotel di Bandung Raya untuk para tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 agar para tenaga medis nyaman, khususnya bagi yang kesulitan pulang ke rumah, sehingga bisa bekerja maksimal. Selain menginap, mereka pun dapat menggunakan seluruh fasilitas hotel.


"Di Bandung Raya banyak sekali hotel, kami akan maksimalkan supaya tenaga medis nyaman. Hotel Banana Inn di Setiabudi juga sedang kami jajaki, sehingga tenaga medis yang kesulitan pulang atau yang ingin fokus bisa difasilitasi," ungkapnya.


Menurut Kang Emil, tenaga medis adalah garda terdepan dalam penanganan COVID-19, sehingga harus diberikan perhatian maksimal.


"Kami juga sebagai pengambil keputusan bertugas memberikan perawatan, intensifkasi pengetesan COVID-19, edukasi tentang mudik dan physical distancing, itu yang paling sulit, serta urusan logistik," katanya.


Salah seorang tenaga medis Ali Sardjono mengungkapkan, fasilitas hotel yang diberikan pemerintah ini sangat membantunya karena memberikan ketenangan.

Ali yang sudah menginap sejak hari Minggu lalu ini mengaku, meski sudah dinyatakan negatif COVID-19, namun tetap ada kekhawatiran bila pulang ke rumah bertemu keluarga dan tetangga karena dirinya merawat pasien positif COVID-19.


"Fasilitas ini sangat membantu kita, kita selama sudah memberikan pelayanan secara maksimal, tapi kita juga ada kekhawatiran atau was-was kalau kita pulang ke rumah ketemu keluarga. Jadi, dengan fasilitas penginapan ini, kita lebih tenang memberikan pelayanan walaupun kita juga rindu ketemu keluarga," ungkapnya.


Ali dan tenaga medis lainnya yang menginap di Hotel Grand Prama Preanger merupakan perawat dan dokter yang bertugas di ruang Kemuning RSHS Bandung. Mereka tetap bekerja sesuai jam dinas hanya tidak pulang ke rumah masing-masing untuk sementara waktu.


"Saya masuk mulai tanggal 5 April mungkin di sini sampai bulan Mei. Saya memberikan pelayanan kepada pasien COVID-19 sudah sejak Maret lalu dan kita bekerja sesuai jam dinas hanya pulangnya ke sini tidak ke rumah," tuturnya.


Dia berharap, pemerintah terus mendukung para tenaga medis yang menurutnya telah bekerja maksimal hingga dua kali lipat. Kepada masyarakat, dia pun meminta untuk menghilangkan stigma dan menerima kehadiran tenaga medis di lingkungan tempat tinggalnya.


"Karena ada juga teman saya yang dijauhi di lingkungan rumahnya dan tidak diterima di tempat kos. Pemerintah harus memberikan edukasi ke masyarakat bahwa kita itu bukan membawa atau menularkan virus, tapi kita bekerja untuk menyembukan orang yang terinfeksi COVID-19. Jadi kita sudah bekerja maksimal dan masyarakat juga harus tetap diam di rumah untuk kita jadi ada kerja sama," pungkas Ali.

(zil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0392 seconds (0.1#10.140)