Bentrokan di Flores NTT Diduga Akibat Rebutan Lahan
A
A
A
FLORES TIMUR - Bentrokan antarwarga di Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) , Kamis 5 Maret 2020 diduga akibat perebutan lahan. Bentrokan terjadi tepatnya di Pantai Bani yakni di salah satu kebun Desa Baobage, Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur, antara suku Kwaelaga dan suku Lamatokan.
Kejadian bermula dari kedua suku ini yang memperebutkan lokasi tanah kebun Wulewata Pantai Bani, Desa Baobage, Kecamatan Witihama. (Baca Juga: 6 Warga Flores Timur NTT Tewas Akibat Bentrokan Dimakamkan
Kedua suku ini sudah sejak lama saling klaim lokasi tersebut. Bentrokan ini juga sudah beberaka kali terjadi dan berulangkali difasilitasi oleh Pemerintah Kecamatan Witihama dan Kapolsek Adonara, namun belum menemukan jalan keluar penyelesaian.
Pada hari Kamis, 27 Februari 2020 lalu, Suku Kwaelaga sekitar 7 orang ke lokasi sengketa untuk menanam anakan jambu mente dan kelapa di lokasi sengketa, yang selama ini digarap oleh Suku Wuwur dan Suku Lamatokan.
Kegiatan yang dilakukan oleh Suku Kwaelaga tersebut menimbulkan kekecewaan dari Suku Lama Tokan, sehingga Kamis 5 Maret 2020, warga Suku Lama Tokan mendatangi lokasi dan mengecek tanaman yang ditanam Suku Kwaelaga.
Saat para korban dari suku Lama Tokan mendatangi TKP, mereka dihadang oleh beberapa orang dari suku Kwaelaga dan terjadi perdebatan terkait status lahan tersebut dan berujung saling serang menggunakan senjata tajam, hingga menewaskan 6 orang.
Korban yang meninggal dunia saat perang suku tersebut, yakni dari Suku Kwaelaga, Yakobus Masa Sanga, Moses Kopong Keda, Yoseph Ola Tokan dan Setan Rade. Sementara, korban yang meninggal dari suku Lama Tokan, yakni Wilem Kwasa Ola dan Yoseph Helu Wua.
Kedua suku ini hidup dan tinggal di dalam Desa Sandosi, yakni Suku Lama Tokan berada di Sandosi II dan Suku Kwaelaga di Sandosi I.
Hingga berita ini diturunkan, Polres Flotim dan Brimob Maumere masih terus berjaga di lokasi dan di bantu TNI hingga situasi konduksif.
Kejadian bermula dari kedua suku ini yang memperebutkan lokasi tanah kebun Wulewata Pantai Bani, Desa Baobage, Kecamatan Witihama. (Baca Juga: 6 Warga Flores Timur NTT Tewas Akibat Bentrokan Dimakamkan
Kedua suku ini sudah sejak lama saling klaim lokasi tersebut. Bentrokan ini juga sudah beberaka kali terjadi dan berulangkali difasilitasi oleh Pemerintah Kecamatan Witihama dan Kapolsek Adonara, namun belum menemukan jalan keluar penyelesaian.
Pada hari Kamis, 27 Februari 2020 lalu, Suku Kwaelaga sekitar 7 orang ke lokasi sengketa untuk menanam anakan jambu mente dan kelapa di lokasi sengketa, yang selama ini digarap oleh Suku Wuwur dan Suku Lamatokan.
Kegiatan yang dilakukan oleh Suku Kwaelaga tersebut menimbulkan kekecewaan dari Suku Lama Tokan, sehingga Kamis 5 Maret 2020, warga Suku Lama Tokan mendatangi lokasi dan mengecek tanaman yang ditanam Suku Kwaelaga.
Saat para korban dari suku Lama Tokan mendatangi TKP, mereka dihadang oleh beberapa orang dari suku Kwaelaga dan terjadi perdebatan terkait status lahan tersebut dan berujung saling serang menggunakan senjata tajam, hingga menewaskan 6 orang.
Korban yang meninggal dunia saat perang suku tersebut, yakni dari Suku Kwaelaga, Yakobus Masa Sanga, Moses Kopong Keda, Yoseph Ola Tokan dan Setan Rade. Sementara, korban yang meninggal dari suku Lama Tokan, yakni Wilem Kwasa Ola dan Yoseph Helu Wua.
Kedua suku ini hidup dan tinggal di dalam Desa Sandosi, yakni Suku Lama Tokan berada di Sandosi II dan Suku Kwaelaga di Sandosi I.
Hingga berita ini diturunkan, Polres Flotim dan Brimob Maumere masih terus berjaga di lokasi dan di bantu TNI hingga situasi konduksif.
(mhd)