Bandung Selatan Kembali Diterjang Banjir, Ketinggian Air Capai 1,4 Meter
A
A
A
BANDUNG - Empat kecamatan di Kabupaten Bandung, yakni Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang, Baleendah, dan Kecamatan Rancaekek kembali diterjang banjir dengan ketinggian air hingga 1,4 meter. Sebelumnya, Pemprov Jawa Barat sempat mengklaim bahwa keempat wilayah langganan banjir di kawasan Bandung Selatan itu relatif aman dari banjir menyusul beroperasinya Terowongan Curug Jompong di Nanjung, Margaasih, Kabupaten Bandung. (Baca: Tanggul Sungai Jebol, Perkampungan di Tanggamus Tersapu Banjir)
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bandung dan sekitarnya sejak Kamis, 23 Januari 2020 malam dituding sebagai penyebab banjir kali ini. Kondisi tersebut mengakibatkan Sungai Citarum dan Cikapundung meluap hingga menggenangi sejumlah titik di empat kecamatan itu.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Budi Budiman Wahyu mengatakan, pihaknya sudah melakukan asesment dan evakuasi warga dan sebagian siaga di posko lapangan di eks Gedung Institut Karate-Do Nasional (Inkanas), Baleendah.
Budi melanjutkan, pihaknya juga menyiagakan peralatan berupa perahu karet sebanyak dua unit dan perahu fiber empat unit. Akibat banjir tersebut, kata Budi, sejumlah warga terpaksa mengungsi yang ditempatkan di dua titik. Pengungsi asal Kecamatan Dayeuhkolot ditempatkan di Aula Desa Dayeuhkolot. Sementara pengungsi asal Kecamatan Baleendah ditempatkan di Gedung Inkanas, Baleendah.
"Di aula Desa Dayeuhkolot ada 71 jiwa yang mengungsi, kemudian di eks Gedung Inkanas ada 27 jiwa yang mengungsi, dan di tempat lain ada 98 jiwa," sebut Budi, Jumat (24/1/2010).
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bandung melalui Call Center (022) 85872591 terkait dengan kejadian banjir tersebut. Selain itu, terus memantau tinggi muka air (TMA) bersama personel BPBD Kabupaten Bandung yang terus bersiaga di Posko Baleendah.
"Tim BPBD telag bersiaga di Posko Baleendah sebanyak 10 personil yang dipimpin oleh Kasi Logistik, kemudian Petugas Pusdalops bersiaga sebanyak lima orang. Lalu di shelter pengusian Dayeuhkolot ada petugas yang bersiaga sebanyak tiga orang," kata Budi.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil sempat menyatakan, Terowongan Curug Jompong di Nanjung, Margaasih, Kabupaten Bandung, yang sudah beroperasi sukses mengendalikan banjir. Terbukti, kata dia, sejumlah wilayah langganan banjir di Bandung Selatan tak lagi tergenang saat hujan deras mengguyur Bandung Raya, beberapa waktu lalu.
Hal itu diungkapkan Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil seusai rapat penanganan banjir dan longsor di DKI Jakarta, Jabar, dan Banten bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 8 Januari 2020 lalu.
Menurut Emil, sapaan akrab Gubernur, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam rapat menunjukan efektivitas kehadiran terowongan air itu kepada Presiden.
"Karena di fotonya ditunjukan pada kejadian yang suka banjir (curah hujan) kurang dari 300 mm sudah berperahu, kemarin mendekati 350 mm surut, menandakan terowongan Nanjung itu berfungsi," tutur Emil di Bandung, Jumat 10 Januari 2020 lalu.
Emil menjelaskan, meski intensitas hujan sama, bahkan lebih tinggi, namun kondisi tersebut tidak menyebabkan banjir di kawasan yang kerap menjadi langganan banjir. Kesuksesan tersebut, kata Emil, membuat Presiden Jokowi berencana datang dan meninjau terowongan tersebut sekaligus meresmikannya.
"Hujannya kan sama, tapi hebohnya tak terjadi di tempat yang rutin. Kemungkinan Pak Presiden akan datang meresmikan Terowongan Nanjung dan akan dijadikan referensi contoh," tandasnya.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bandung dan sekitarnya sejak Kamis, 23 Januari 2020 malam dituding sebagai penyebab banjir kali ini. Kondisi tersebut mengakibatkan Sungai Citarum dan Cikapundung meluap hingga menggenangi sejumlah titik di empat kecamatan itu.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Budi Budiman Wahyu mengatakan, pihaknya sudah melakukan asesment dan evakuasi warga dan sebagian siaga di posko lapangan di eks Gedung Institut Karate-Do Nasional (Inkanas), Baleendah.
Budi melanjutkan, pihaknya juga menyiagakan peralatan berupa perahu karet sebanyak dua unit dan perahu fiber empat unit. Akibat banjir tersebut, kata Budi, sejumlah warga terpaksa mengungsi yang ditempatkan di dua titik. Pengungsi asal Kecamatan Dayeuhkolot ditempatkan di Aula Desa Dayeuhkolot. Sementara pengungsi asal Kecamatan Baleendah ditempatkan di Gedung Inkanas, Baleendah.
"Di aula Desa Dayeuhkolot ada 71 jiwa yang mengungsi, kemudian di eks Gedung Inkanas ada 27 jiwa yang mengungsi, dan di tempat lain ada 98 jiwa," sebut Budi, Jumat (24/1/2010).
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bandung melalui Call Center (022) 85872591 terkait dengan kejadian banjir tersebut. Selain itu, terus memantau tinggi muka air (TMA) bersama personel BPBD Kabupaten Bandung yang terus bersiaga di Posko Baleendah.
"Tim BPBD telag bersiaga di Posko Baleendah sebanyak 10 personil yang dipimpin oleh Kasi Logistik, kemudian Petugas Pusdalops bersiaga sebanyak lima orang. Lalu di shelter pengusian Dayeuhkolot ada petugas yang bersiaga sebanyak tiga orang," kata Budi.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil sempat menyatakan, Terowongan Curug Jompong di Nanjung, Margaasih, Kabupaten Bandung, yang sudah beroperasi sukses mengendalikan banjir. Terbukti, kata dia, sejumlah wilayah langganan banjir di Bandung Selatan tak lagi tergenang saat hujan deras mengguyur Bandung Raya, beberapa waktu lalu.
Hal itu diungkapkan Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil seusai rapat penanganan banjir dan longsor di DKI Jakarta, Jabar, dan Banten bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 8 Januari 2020 lalu.
Menurut Emil, sapaan akrab Gubernur, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam rapat menunjukan efektivitas kehadiran terowongan air itu kepada Presiden.
"Karena di fotonya ditunjukan pada kejadian yang suka banjir (curah hujan) kurang dari 300 mm sudah berperahu, kemarin mendekati 350 mm surut, menandakan terowongan Nanjung itu berfungsi," tutur Emil di Bandung, Jumat 10 Januari 2020 lalu.
Emil menjelaskan, meski intensitas hujan sama, bahkan lebih tinggi, namun kondisi tersebut tidak menyebabkan banjir di kawasan yang kerap menjadi langganan banjir. Kesuksesan tersebut, kata Emil, membuat Presiden Jokowi berencana datang dan meninjau terowongan tersebut sekaligus meresmikannya.
"Hujannya kan sama, tapi hebohnya tak terjadi di tempat yang rutin. Kemungkinan Pak Presiden akan datang meresmikan Terowongan Nanjung dan akan dijadikan referensi contoh," tandasnya.
(sms)