Mahasiswa Unitas Palembang Tewas saat Pra Diksar Menwa

Kamis, 17 Oktober 2019 - 15:48 WIB
Mahasiswa Unitas Palembang Tewas saat Pra Diksar Menwa
Mahasiswa Unitas Palembang Tewas saat Pra Diksar Menwa
A A A
PALEMBANG - Muhammad Akbar (19) mahasiswa Universitas Taman Siswa (Unitas) tewas saat mengikuti kegiatan Pra Diksar Menwa di Desa Tanjung Senai, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Pendidikan dan latihan dasar (Diksar) Resimen Mahasiswa (Menwa) yang digelar Universitas Taman Siswa (Unitas) dengan Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) menelan korban.

Muhammad Akbar tewas setelah beberapa hari mengikuti serangkaian kegiatan. Pada Rabu siang (16/10/2019), mahasiswa semester tiga ini mengalami kram kaki dan sempat diperiksa para seniornya.

Namun karena kondisinya tidak ada perubahan, maka korban langsung dibawa ke rumah sakit di Kabupaten Ogan Ilir. Akan tetapi setelah mendapat perawatan, nyawa korban tak tertolong sehingga dibawa ke RS Bhayangkara Palembang.

Komandan Menwa Unitas, Rano Karno menjelaskan, terdapat empat peserta dari kampusnya yang mengikuti Diksar tersebut. Sehingga pra Diksar Menwa dilakukan bersama Satuan Menwa dari UMP sebagai penyelenggara.

"Pelaksana pra diksar ini dari UMP, karena dari Unitas hanya 4 orang jadi ikut gabung dengan UMP. Ini hanya sifat sosial dan pengenalan Menwa di Desa Tanjung Senai, Ogan Ilir," ujarnya saat ditemui, Kamis (17/10/2019).

Menurutnya, pra Diksar ini akan dilaksanakan selama satu minggu dan dilaksanakan di Ogan Ilir untuk pengenalan mengenai Menwa. "Hanya sosialisasi, tidak ada kekerasan," imbuhnya.

Sementara itu, Kapolres Ogan Ilir, AKBP Imam Tarmudi saat dihubungi mengatakan, keluarga korban sudah melaporkan kejadian tersebut dan saat ini kasusnya masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

"Saat ini masih didalami dengan mengumpulkan keterangan saksi-saksi dan menunggu hasil visum untuk mengetahui penyebab kematian korban," kata Imam.

Ditempat berbeda, Dokter Forensik RS Bhayangkara Palembang, dr Indra mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan luar yang telah dilakukan, tidak ditemukan adanya tanda kekerasan, baik di kepala maupun badan korban.

"Hanya saja ada beberapa bagian tubuh yang diduga sebagai tanda kekerasan dan menjadi penyebab kematian korban," katanya.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7199 seconds (0.1#10.140)