Terpapar Kabut Asap, 3 Daerah di Sumut Liburkan Sekolah
A
A
A
DELISERDANG - Paparan kabut asap yang semakin pekat membuat Pemprov Sumatera Utara (Sumut) memerintahkan 3 daerah agar melihurkan aktivitas sekolah.
Dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Pemprov Sumut menginstruksikan kabupaten/kota untuk meliburkan sekolah, khususnya setingkat TK/PAUD dan SD.
Tiga daerah itu yakni Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Padanglawas Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Pemprov juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.
Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Musa Rajekshah mengaku terus memantau perkembangan bencana kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang berdampak ke wilayah Sumut. Jika situasi memburuk, tidak tertutup kemungkinan sekolah akan diliburkan tiga hari. "Untuk sekolah akan ada yang kita liburkan tapi sekolah PAUD dan SD," ujarnya.
Pemprov Sumut melalui Dinas Pendidikan menginstruksikan libur sekolah di seluruh kabupaten/kota Sumut untuk PAUD, TK dan SD. Juga menginstruksi kepada rumah sakit, klinik-klinik dan Puskesmas di seluruh kabupaten/kota untuk siaga melayani masyarakat, selama 3 x 24 jam.
"Antisipasi sebelum-sebelumnya telah kita lakukan dengan membagikan masker kepada seluruh masyarakat di seluruh kabupaten/kota se-Sumut, kurang lebih 500.000 masker telah dibagikan. Dan ini akan terus kita lakukan," jelasnya.
Sementara itu hujan mempengaruhi kabut asap di Kota Medan, sehingga mulai menipis. Wagub menyampaikan berdasarkan informasi dari BMKG kepekatan kabut asap pada Selasa (24/9/2019) sudah menurun dibandingkan sehari sebelumnya. Namun, melihat arah angin dan titik panas atau hotspot yang ada di Riau, kabut asap masih berpotensi meningkat lagi dan berdampak buruk terhadap kesehatan.
"Kita melihat perkembangan data yang disampaikan BMKG hari ini, kondisi polusi udara Sumatera Utara di bawah ambang batas. Tetapi melihat kondisi dan laporan BMKG ada beberapa titik panas yang bertambah di luar Sumatera Utara, ditambah dampak angin. Ini akan berefek sore atau malam hari," ungkapnya.
Dia meminta seluruh masyarakat Sumut untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan senantiasa mengenakan masker jika harus ke luar rumah. "Dampak dari bertambahnya kabut asap ini, kemungkinan akan terasa sore atau malam ini," ujarnya.
Dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Pemprov Sumut menginstruksikan kabupaten/kota untuk meliburkan sekolah, khususnya setingkat TK/PAUD dan SD.
Tiga daerah itu yakni Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Padanglawas Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Pemprov juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.
Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Musa Rajekshah mengaku terus memantau perkembangan bencana kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang berdampak ke wilayah Sumut. Jika situasi memburuk, tidak tertutup kemungkinan sekolah akan diliburkan tiga hari. "Untuk sekolah akan ada yang kita liburkan tapi sekolah PAUD dan SD," ujarnya.
Pemprov Sumut melalui Dinas Pendidikan menginstruksikan libur sekolah di seluruh kabupaten/kota Sumut untuk PAUD, TK dan SD. Juga menginstruksi kepada rumah sakit, klinik-klinik dan Puskesmas di seluruh kabupaten/kota untuk siaga melayani masyarakat, selama 3 x 24 jam.
"Antisipasi sebelum-sebelumnya telah kita lakukan dengan membagikan masker kepada seluruh masyarakat di seluruh kabupaten/kota se-Sumut, kurang lebih 500.000 masker telah dibagikan. Dan ini akan terus kita lakukan," jelasnya.
Sementara itu hujan mempengaruhi kabut asap di Kota Medan, sehingga mulai menipis. Wagub menyampaikan berdasarkan informasi dari BMKG kepekatan kabut asap pada Selasa (24/9/2019) sudah menurun dibandingkan sehari sebelumnya. Namun, melihat arah angin dan titik panas atau hotspot yang ada di Riau, kabut asap masih berpotensi meningkat lagi dan berdampak buruk terhadap kesehatan.
"Kita melihat perkembangan data yang disampaikan BMKG hari ini, kondisi polusi udara Sumatera Utara di bawah ambang batas. Tetapi melihat kondisi dan laporan BMKG ada beberapa titik panas yang bertambah di luar Sumatera Utara, ditambah dampak angin. Ini akan berefek sore atau malam hari," ungkapnya.
Dia meminta seluruh masyarakat Sumut untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan senantiasa mengenakan masker jika harus ke luar rumah. "Dampak dari bertambahnya kabut asap ini, kemungkinan akan terasa sore atau malam ini," ujarnya.
(shf)