Air Nira Disulap Jadi Gula Semut Hanya Ada di Tapsel

Rabu, 28 Agustus 2019 - 21:22 WIB
Air Nira Disulap Jadi...
Air Nira Disulap Jadi Gula Semut Hanya Ada di Tapsel
A A A
TAPANULI SELATAN - Air nira, minuman tradisional dari daerah Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara. Namun siapa sangka, air yang berasal dari pohon aren itu bisa diolah menjadi gula semut.

Selama ini, air nira itu hanya diproduksi untuk minuman segar dan gula merah. Namun Iran Rambe, warga Bulu Mario, Kecamatan Sipirok, Tapsel, berhasil menciptakan gula semut dari air nira.

SINDONews diajak langsung manajemen perusahaan PT NSHE (perusahaan pengelola PLTA Batangtoru ) untuk melihat proses pembuatan air nira menjadi gula semut. Meski tiba di lokasi arah jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, Iran Rambe bersama sejumlah pekerjanya masih sibuk memproduksi gula semua.

Untuk sampai ke lokasi, para pecinta gula semut harus melewati Sipirok dengan jarak tempuh dari tempat itu lebih kurang 15-30 menit perjalanan.

Di dalam rumah produksi, terlihat air nira sedang dimasak di dalam empat kuali besar. Sejumlah pekerja terlihat sibuk memotong kayu bakar untuk memasak air nira itu. Kepulan asap langsung terlihat dari kuali yang berisi air nira.

Ternyata, untuk menghasilkan gula semut membutuhkan proses yang lama. Mulai dari perebusan air nira, pengadukan, penggosokan, pengayakan (penyaringan) hingga dimasukkan dalam alat pemanggangan (open).

Untuk proses perebusan dibutuhkan waktu selama 6 jam. Setelah itu, air nira dipindahkan ke tempat lain untuk diaduk selama 15 menit. Selanjutnya mulai digosok hingga 60 menit, guna memperhalus gula semut.

"Setelah digosok dilanjutkan dengan proses pengayakan," ujar Iran Rambe.
Lebih lanjut Iran mengatakan, setelah disaring, maka gula semut itu akan dimasukkan lagi ke open selama 4 jam.

Khusus untuk gula semut kualitas tinggi, proses pengayakan dilakukan dua kali, agar hasil gulanya lebih halus. "Kualitas nomor satu lebih halus, sedangkan untuk nomor dua lebih kasar, makanya proses pengayakannya lebih sekali," tuturnya.
Air Nira Disulap Jadi Gula Semut Hanya Ada di Tapsel

Menambah Penghasilan Warga
Usaha yang sudah digeluti Iran Rambe selama 3 tahun itu ternyata banyak mendatangkan manfaat bagi masyarakat setempat, khususnya anggota Kelompok Tani Hutan Bargot. Alasannya, air nira yang jadikan bahan baku dibeli dari anggota kelompok tani.

Setiap liter air nira, Iran Rambe mematok harga Rp1.200, sehingga semakin banyak air nira yang disuplay, maka semakin meningkat incam anggota koperasi itu. "Pendapatan masing-masing anggota kelompok tani bervariasi karena mengacu kepada jumlah air nira yang dijual," imbuhnya.

Untuk menjaga kualitas, air nira tersebut sudah sampai di rumah produksi paling lambat pukul 08.00 WIB. Dia mengaku, kendala utamanya adalah pemasaran, karena saat ini belum ada pangsa pasar yang tetap."Setiap kilogramnya, saya pasang harga Rp50 ribu. Ditanya apakah sudah ada yang sudah membantu produksi, Iran menjawab dari pemerintah dan PLTA Batangtoru," tutupnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2340 seconds (0.1#10.140)